Saat Misa Pelantikannya, Paus Leo XIV Ajak Gereja Jadi Ragi Persatuan dan Kasih

Minggu, 18 Mei 2025 21:14 WIB

Penulis:redaksi

Kadinal.jpg
Kardinal Tagle mengenakan Cincin Kepausan kepada jari Paus Leo XIV pada Misa Pelantinan Pelayanan Petrus, Minggu (18/5) pagi waktu Roma. (Tangkapan Layar Youtube EWTN)

KOTA VATIKAN (Floresku.com) - Minggu (18/5) pagi waktu Roma, ratusan pemimpin dan pewakilan pemimpinan negara-negara sahabat, perwakilan denominasi Kristen, sekitar 250 kardinal dan uskup, ribuan imam dan diakon serta lebih dari 100 ribu umat dan peziarah menghadiri Misa Pelantikan Pelayan Petrus atas Paus Leo XIV yang baru terpilih pada 8 Mei lalu  di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Paus Leo XIV menyapa umat sesat Misa Pelantikan dimulai

Dalam kotbahnya Paus Leo XIV  mengajak Gereja untuk berjalan bersama di sepanjang jalan kasih Tuhan dan tetap bersatu dalam satu keluarga.

“Saya dipilih, tanpa jasa apa pun dari diri saya sendiri, dan sekarang, dengan takut dan gentar, saya datang kepada Anda sebagai seorang saudara, yang ingin menjadi pelayan iman dan sukacita Anda, berjalan bersama Anda di jalan kasih Allah, karena Ia ingin kita semua bersatu dalam satu keluarga.”

Paus Leo XIV menyampaikan kata-kata tersebut pada hari Minggu, 18 Mei, pada Misa Peresmian Pelayanan Petrusnya. Ia adalah seorang uskup misionaris, cucu para migran, dan Uskup Roma ke-267.

Kata-kata homili yang sederhana dan mendalam dalam Misa tersebut merupakan panduan bagi kepausannya yang berbicara kepada kita tentang ‘keberbedaan’ dan gayanya yang unik.

Suasana Misa Pelantaikan Paus Leo XIV, Minggu (18/5) pat waktu Roma.

Dapat dikatakan bahwa kata-katanya menunjukkan perbedaan, karena di dunia kita yang ditandai oleh peperangan, kebencian, kekerasan, dan perpecahan, kata-kata sederhana dari Penerus Petrus mewartakan Injil kasih, persatuan, belas kasih, persaudaraan—Allah yang menginginkan kita menjadi satu keluarga.

Kata-katanya berusaha untuk menjadi saksi kasih, dialog, dan pengertian, untuk mengatasi kebencian dan peperangan yang dimulai di hati manusia, baik ketika seseorang mengangkat senjata melawan saudaranya atau menyalibnya dengan kesombongan kata-kata yang menyakitkan seperti batu.

Gayanya juga unik, karena Paus Leo XIV mengingatkan bahwa pelayanan Petrus adalah sebagai servus servorum Dei, atau “Hamba dari para hamba Allah.”

Pelayanannya adalah pelayanan kasih dan pemberian hidup bagi orang lain, dan ia mengingatkan bahwa “Gereja Roma memimpin dalam kasih dan otoritasnya yang sejati adalah kasih Kristus.”

“Tidak pernah ada masalah menangkap orang lain dengan paksa, dengan propaganda agama atau dengan cara kekuasaan,” katanya. Setiap zaman tergoda untuk melakukan hal itu—melalui kolateralisme, struktur, protagonisme, pemasaran keagamaan, dan strategi.

“Sebaliknya, ini selalu dan hanya masalah mengasihi seperti yang Yesus lakukan,” kata Paus.

Jadi, “Petrus harus menggembalakan kawanan domba tanpa pernah menyerah pada godaan untuk menjadi seorang otokrat, memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadanya.”

Sebaliknya, ia diminta untuk lebih mengasihi. Ia “dipanggil untuk melayani iman saudara-saudarinya, dan berjalan bersama mereka.”

Kata-kata ini menunjukkan kepada kita sekilas ikon Gembala Baik yang sering diusulkan oleh Paus Fransiskus.

Itu adalah gambaran gembala yang berjalan di depan kawanan domba untuk menuntunnya; di antara kawanan domba untuk menemaninya, tanpa merasa lebih unggul atau terpisah; dan juga di belakang kawanan domba, untuk memastikan bahwa tidak ada yang tersesat dan untuk mengumpulkan yang terakhir, mereka yang paling lelah karena perjalanan.

Uskup misionaris, yang saat ini duduk di Tahta Petrus, mengundang kita untuk mewartakan Injil kasih, “tidak menutup diri dalam kelompok-kelompok kecil kita, atau merasa lebih unggul dari dunia.”

Gereja adalah umat yang berdosa dan telah diampuni, yang senantiasa membutuhkan belas kasihan, yang karenanya harus menjauhi segala bentuk rasa superioritas, sebagai pengikut Tuhan yang memilih jalan kelemahan dan merendahkan diri-Nya dengan menerima kematian di kayu salib untuk menyelamatkan kita.

“Kita dipanggil untuk mempersembahkan kasih Tuhan kepada semua orang,” kata Paus Leo XIV, untuk menjadi “tanda persatuan dan persekutuan, yang menjadi ragi bagi dunia yang telah didamaikan.”

Pada pelantikan kepausannya, Paus Leo mengajak kita untuk memandang jauh, untuk maju menghadapi pertanyaan-pertanyaan, kegelisahan, dan tantangan-tantangan masa kini. (Sandra/Katolikku.com)***