Bangkitkan pariwisata
Kamis, 07 April 2022 07:07 WIB
Penulis:redaksi
SAPA PAGI DARI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENDAL SERIBU: Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
KAMIS, 7 APRIL 2022, HARI BIASA, PEKAN PRAPASKAH V
Kej 17:3-9 & Yoh 8:51-59 , [Thn. VI-SS/97/4/2022]
Pastor Riano Tagung, Pr
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, "Aku Berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Kata orang-orang Yahudi kepada Yesus, "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati! Dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus, "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya.
Bapa-Kulah yang memuliakan Aku. Tentang Dia kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia. Sebaliknya, Aku mengenal Dia, dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendosa, sama seperti kamu.
Tetapi Aku mengenal Dia, dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku; ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada Yesus, "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
BERTOBAT: DIPANGGIL UNTUK MENJADI SETIA LAGI!
“Bahagia Itu bukan karena kita memiliki hal-hal terbaik di dalam hidup, melainkan karena kita berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidup kita” Paus Fransiskus
Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Dalam hidup kita ini, kita pasti pernah memberikan sebuah janji kepada seseorang, entah itu teman, pacar, saudara atau orang tua. Intinya, janji itu mengikat agar hubungan antara kita dan orang tersebut, terjalin erat satu sama lain.
Karena sifatnya mengikat, maka janji mesti dilakukan, dipenuhi apapun keadaan dan tantangan yang dihadapi yang berusaha untuk mengikarinya, janji harus segera dipenuhi. Dalam bacaan pertama, kita mendengarkan bagaimana Allah berjanji kepada Abraham (kej 17: 3-9).
“Dari pihakKu inilah perjanjianKu dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu, namamu bukan lagi Abram melainkan Abraham karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa….” (Kej 17:4-5).
Selanjutnya Allah berkata kepada Abraham :”Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun temurun” (Kej 17:9). Janji menuntut kesetiaan dari kedua belah pihak, dan itu nyata dalam perjanjian antara Allah dengan Abraham. Abraham setia memenuhi janji Allah dan Allah melimpahkan kasih setiaNya kepada Abraham dengan Cuma-Cuma.
YESUS ADALAH PEMENUHAN JANJI ALLAH YANG TERTINGGI. Dalam diri Yesus, segala janji Allah terpenuhi. Kita dipanggil untuk MENJADI SETIA dengan segala janji yang telah kita ikararkan: JANJI PEMBAPTISAN, JANJI PERNIKAHAN, dan segala jenis janji lainnya. Sebagai orang beriman, agar dapat setia pada janji, salah satu cara yang mestinya kita lakukan adalah dengan MENURUTI FIRMANNYA (Yoh 8: 51). Akibat dari kesetiaan kita pada janji Allah ini—setia menuruti Firman Allah—adalah TIDAK AKAN MENGALAMI MAUT SAMPAI SELAMA-LAMANYA (Yoh 8:51).
Marilah kita kembali ke dalam keluarga dan komunitas kita, apakah kita sudah menepati janji kita untuk hidup sebagai anggota keluarga yang baik, setia pada jnji pernikahan, setia pada janji pembaptisan kita?
Janji kita saat ini adalah urusan pribadi kita dengan Allah. Kita harus berani bertanya, apakah kita sungguh telah mengikat janji setia kepada Allah? Di dalam komunitas, apakah kita setia pada janji-janji bersama sebagai anggota komunitas?
Jika Ya maka kita dipanggil kepada kesetiaan. Persis di sinilah kita mengalami pertobatan yakni setia pada janji. Dosa terjadi karena kita mengingkari janji kita kepada Allah untuk hidup seutuhnya bagi DIA. Karena itu, kita membutuhkan pertobatan setiap hari, setiap saat, akan janji-ALLAH kepada kita terpenuhi. BERTOBAT ADALAH KUNCI UNTUK BERTUMBUH DALAM KESETIAAN.
ALLAH, Engkau telah memindahkan kami ke dalam PuteraMu yang terkasih. Di dalam DIA kami memperoleh penebusan dan dalam DARAHNYA kami memperoleh penghapusan dosa.
Tenggelamkanlah kami sekali lagi dalam Darah dan AirMu yang keluar dari Lambung kudus PuteraMu, agar membersihkan kami dari kejahatan dan menguatkan kami menuju hidup kekal. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan Kami, Amin.
Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
Omnia Sunt Gratia Caritate Dei
SEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!
=1 Kor 15:10=
Renungan SENDAL SERIBU, sejak 10 Mei 2017
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita. ***