Mencintai
Sabtu, 17 September 2022 12:59 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
SAPA PAGI DARI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENDAL SERIBU: Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
SABTU, 17 SEPTEMBER 2022, Hari biasa, pekan biasa XXIV
1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14; Luk. 8:4-15. [Thn. V-SS/259/9/2022]
RD. Riano Tagung
Marilah kita berdoa: YA YESUS, saya datang sebagai orang berdosa kepada sumber BELAS KASIH. Curahkanlah berkat dan rahmatMu kepada hambaMu ini agar senantiasa dipenuhi dengan cintaMu agar dapat mengambil setiap batu kesombongan dari dalam hatiku, membawa aku kejalan yang benar dan memangkas semak duri iri hati dan dendam sehingga saya bisa menjadi lahan yang baik hari demi hari bagi pertumbuhan benih KasihMu, kini dan sepanjang segala masa, Amin.
Injil Lukas 8:4-15.
Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka kata Yesus dalam suatu perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih.
Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat."
Setelah itu Yesus berseru, "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar." Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu.
Yesus menjawab, "Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah sabda Allah.
Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar.
Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
HATI YANG BAIK BAGI SABDA ALLAH!
Pastor Ryano Tagung, Pr
Kita tidak selamanya berada di pinggir jalan kehidupan yang membuat kita terdepak dari cinta kasih dan kebaikan. Kita juga tak selamanya harus dihimpit oleh duri kesombongan, duri iri hati dan duri masa lalu yang menyakiti tanpa tahu membalut dan mengobati.
Hidup kita adalah sebuah kemenangan dari perjuangan yang tak mengenal lelah untuk menjadikan hati sebagai lahan yang baik bagi Sabda Allah.
SAHABAT SENDAL SERIBU YANG TERKASIH
Sejak awal mula, kita ini baik dan sungguh amat baik. Ada benih kebaikan di dalam hati kita yang membuat kita untuk selalu tergerak berbuat baik, menjadi baik, menjauhkan diri dari kejahatan.
Benih itu akan tumbuh dengan subur bila kita rajin merawatnya melalui DOA dan EKARISTI.
Akan tetapi pertumbuhan benih ini kadang tidak sejalan dengan lahan yang telah disiapkan. Mengapa? Sebab, DOSA telah membuat lahan hati kita menjadi keras bak batu.
Hati dikeraskan oleh egoism, dendam; selalu ada kecenderungan atau keinginan untuk tinggal di tepi jalan yang penuh dengan kenikmatan duniawi dan semakin bertumbuh suburnya semak duri yang menusuk pedih dan perih mematikan benih KASIH ALLAH di dalam hidup kita.
Menyadari akan semuanya itu, kita sedang berjuang. Berjuang untuk menjadi lahan yang baik. Ini perjuangan seumur hidup kita.
SAHABAT SENDAL SERIBU YANG TERKASIH
Keempat gambaran jenis tanah dalam bacaan Injil pada hari ini adalah gambaran tanah hati kita. Inilah kenyataan di dalam hidup kita bahwa seringkali kita tidak pernah memiliki waktu untuk merawat dan memelihara lahan hati kita.
Kita terlalu focus dengan persoalan dan masa lalu yang mengakibatkan bertumbuh subur batu dendam dan amarah, duri iri hati dan cemburu, sakit hati. Padahal, YESUS mau supaya kita focus dan tekun dalam menumbuhkan benih KASIHNYA pada pemberesan lahan hati kita.
HATI kita penuh dosa. Tetapi itu tidak berarti bahwa benih kebaikan pasti akan mati juga. Menyadari keberdosaan dan kegelapan di dalam hidup kita itulah menjadi titik awal dari sebuah usaha untuk menjadikan hati sebagai LAHAN YANG BAIK.
MARILAH kita kembali ke dalam keluarga dan komunitas kita, kita berusaha untuk menjadi lahan yang baik, di tengah perjuangan hidup kita untuk bertumbuh melawan berbagai macam tantangan dan cobaan.
Dio Vi Benedica
Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
PAROKI SANTU YUSUF, BENTENG JAWA
Omnia Sunt Gratia Caritate Dei
SEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!
=1 Kor 15:10=
Renungan SENDAL SERIBU, sejak 10 Mei 2017
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita. ***