Murenbang
Sabtu, 30 Juli 2022 09:30 WIB
Penulis:redaksi
PEKAN BIASA XVII, Sabtu, 30 Juli 2022, Bersama Pater Fredy Jehadin,SVD
BACAAN PERTAMA: Yeremia 26: 11 - 16. 24
INJIL MATIUS: 14: 1 - 12
Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalamNya."
Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"
Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.
Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam."
Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya.
Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus
SIRAMAN ROHANI, SABTU, 30 JULI 2022
Tema: Dibenci Dan Mati Dibunuh Demi Kebenaran!
Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar kisah tentang Yohanes Pembaptis. Ia salah satu sosok penting dalam seluruh karya agung Allah dalam diri Yesus Kristus.
Hidupnya suci dan tanpa tedeng aling-aling mengeritik ketidak becusan dalam hidup bermasyarakat pada zamannya. Ia menegur Herodes, karena hubungan gelapnya dengan Herodias yang merupakan istri Filipus, saudaranya. Yohanes Pembaptis mengatakan, “Tidak halal engkau mengambil Herodias.
Dia istri saudaramu.” (lih. Mat 14:4). Karena teguran itu Yohanes pun ditangkap dan dipenjarakan oleh Herodes. Perkataan keras itu juga didengar juga oleh Herodias dan hal itu membuatnya dendam terhadap Yohanes Pembaptis dan berencana untuk membunuhnya.
Sejak teguran itu hati Herodes sudah terombang-ambing namun ia lebih memilih hidup dalam dosa. Ia tidak mau melepaskan kenyamanan dosa yang telah menguasainya. Firman Allah tidak tinggal di dalamnya. Sehingga demi kepentingan dirinya sendiri, ia memutuskan untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis telah membayar harga yang mahal untuk kebenaran Firman Allah dan pertobatan yang telah ia sampaikan kepada semua orang yang dibaptisnya bahkan kepada Herodes, dia berani membiarkan lehernya dipotong dan nyawanya diperpendek.
Yohanes siap mati demi kebenaran. Ia bertanggungjawab dan menerima konsekwensi dari apa yang dikatakannya. Kritikan moral dari seorang Nabi ditanggapi dengan kebencian oleh yang mencintai kejahatan.
Yohanes merasa lebih baik mati demi kebenaran daripada berdiam diri dan membiarkan praktek kejahatan Herodes dan Herodias didiamkan.
Yohanes harus bersuara mewartakan kebenaran dan siap menerima konsekwensinya. Kita semua tahu bahwa konsekwensi dari suara kenabian Yohanes adalah kematian. Yohanes dibenci dan mati dibunuh demi kebenaran! Yohanes dibenci oleh Herodes dan Herodias, tetapi sangat dikasihi oleh Kristus. Di mata Yesus, Yohanes adalah nabi yang sangat luar biasa.
Tidak ada nabi seperti dia yang lahir dari seorang perempuan. Yohanes Pembaptis mendapat tempat yang istimewa di dalam hati Tuhan.
Saudara-saudari… Apa yang kita pelajari dari Yohanes? Kita belajar tentang keberanian menyuarakan kebenaran; menjadi saksi kebenaran, terutama ketika hoaks mewabah di seluruh lapisan kehidupan; kita dipanggil untuk menjadi lilin yang menerangi dunia yang gelap; siap dibenci dan mati demi kebenaran.
Marilah saudara-saudari… Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan, jadilah kami saksi kebenaran di tengah dunia yang dilumuri hoaks. Semoga kami tetap teguh dalam iman, harapan dan kasih, serta siap dibenci dan mati dibunuh demi kebenaran. Amen. ***