RD Josal
Jumat, 10 Desember 2021 11:15 WIB
Penulis:redaksi
SlokiMuara: Saluran Obrolan Karya Iman Mutiara Utara
Jumat Advent II, 10 Desember 2021
"Ah, Sekiranya Engkau Memperhatikan Perintah-PerintahKu!" (Yes 48: 17-19)
"Mereka Tidak Mendengarkan Yohanes Pembaptis Maupun Anak Manusia" (Mat 11:16-19)
Bencana dewasa ini bukan lagi soal anomali musim yang menyebabkan musibah alamiah. Tentang bencana alam, manusia sudah punya cara evakuasi dan mitigasi atau penanggulangannya. Bencana yang lebih berbahaya dari itu adalah Kesombongan Sekularisme dan Pemujaan Relativisme.
Sekularisme adalah paham yang memisahkan urusan agama dari kehidupan dunia politik. Sekularisme mengesampingkan Kristianitas atau peran agama dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Relativisme adalah paham yang menganggap tidak ada kekuasaan absolut. Relativisme adalah posisi filosofis bahwa semua sudut pandangan sama validnya dan bahwa semua kebenaran relatif terhadap individu. Itu berarti semua posisi moral, semua sistem agama, semua bentuk seni, semua gerakan politik, adalah kebenaran yang relatif terhadap individu.
Sekularisme dan Relativisme kini kian memangsa negara-negara uni Eropa. Dua 'isme' ini kini melahirkan ateisme (hidup tanpa agama, tanpa Tuhan), penjajahan ideologis dan kediktatoran gaya baru.
Hampir banyak kekayaan sosial dan perbedaan tidak diakui oleh masyarakat sekularis. Pluralitas diabaikan dan toleransi semu dibangun. Akarnya ada pada sikap apatis, tidak mendengarkan, percaya pada pandangan sendiri, dan fundamentalisme yang mengarah pada ketertutupan atau eksklusivisme.
Santo Paus Yohanes Paulus II pernah menyebutkan bahwa masyarakat sekular adalah masyarakat yang sedang mempraktikan atheisme oleh karena pemujaan pada humanisme sempit, dan efek relativisme telah menggerogoti iman manusia pada Tuhan sebagai Kebenaran Absolut.
Bahaya ini telah dikatakan Yesus dalam bacaan injil hari ini. "Kami meniup seruling namun kamu tidak menari, Kami menyanyikan Kidung duka namun kamu tidak berkabung."
Bagaimana kita hendak bersyukur dan bermegah oleh karena Janji Keselamatan Kekal dalam Tuhan, bila Sabda Tuhan kita abaikan dan Kebenaran Tuhan kita gantikan dengan ideologi kebebasan individu.
Bencana itu makin terasa saat,
Pertama: Ada kampanye melawan Agama untuk melawan Gereja secara individu dan massal konspiratif.
Kedua: Pengaburan nilai moral keagamaan dimana moral Kristiani ditinggalkan dan kebebasan insani tanpa nilai ditegakkan.
Ketiga: Gaya hidup tanpa berpegang dan beriman pada Tuhan sudah dianggap Normal dan nisbi/relatif.
Kita sudah makin tidak takut pada Tuhan dan tidak setia berpegang pada kebenaran dan PerintahNya. Mari Refleksikan kegentingan ini. Mari berbenah menuju Natal Tuhan Yang Kudus. Kumbayah! ***