Kamis, 22 Februari 2024 19:39 WIB
Penulis:redaksi
Editor:MAR
JAKARTA (Floresku.com) - Komunitas diaspora asal Flores, Nusa Tenggara Timur, di Jakarta merasa kehilangan atas kepergian salah seorang sesepuh mereka, Theophillus Bela, yang meninggal hari ini, Kamis, 22 Feburari pukul 16.15 di Rumah Sakit Medistra, Bekasi.
Berita kepergian Om Theo, begitu ia biasa disapa, beredar di berbagai grup Whatsapp komunitas Flores yang mendiami wilayah Jabodetabek. Salah satunya adalah di grup WA para alumni seminari Mataloko: ALSEMAT NUSANTARA., dimana Om Theo menjadi salah satu anggota yang terbilang aktif.
Seperti dikisahkan sejumlah anggota grup WA tersebut, sejak bebarapa bulan terakhir Om Theo hampir tak pernah berkomentar lagi di grup tersebut.
Biasanya Om Theo masuk ke grup dengan membawa berbagai cerita tentang masa kecil bersama ayahnya yang adalah seorang guru yang mengabdi di sejumlah tempat,di Kabupaten Sikka antara lain di Koting dan Pulau Palue.
Demikian juga Om Theo cukup sering berbagi cerita tentang pengalamannya sebagai siswa seminari di Matalko dan SMA Syuradikara, Ende, juga kisahnya sebagai seorang perantau di Jakarta dan Jerman..
“Aduh kasihan Kaka hebatku. Sangat sedih e. Saya pikir hilang selama ini di Suriname. Bahagia di surga Kaka Theo. Doakan kami yang masih hidup.” demikian Tino Juang yang sering bercanda dengan Om Theo dalam grup tersebut mengungkapkan kesedihannya.
“Waduh kasihan Om Theo Bella. Sudah lama almarhum hilang dari percakapan di grup. Mungkin dia sakit. Kami doakan agar jiwanya beristirahat dalam damai. Tuhan Yesus berkati, ” tulis Masel Ado Wawo
“RIP atas berpulangnya Bapak Theofilus Bela, Alumni Senior SeMat dan Syuradikara. Damai abadi bersama para Kudus di rumah Bapa." komentar seorang alumni yang lain.
“Rasanya baru' setahun beliau rame di group ini, kini Kabar duka, salam duka untuk keluarga yang ditinggalkan, dan semoga pak Theo bahagia di Surga,” demikian Romo Don Jata tak ketinggalan mengungkapkan perasaan duka cita atas kepergian Om Theo.
Valens Daki Soo, alumni yang juga aktivis partai dari PDIP juga menulis di grup para mantan siswa seminari tersebut. "Turut berdukacita mendalam atas berpulangnya Om Theo Bela.
Beliau sempat jadikan grup ini sbg tempat curhat ttg pengalaman masa lalu dan kiprah masa kininya.
Kadang saya ketawa baca komen lucu-usil Wari Yustin Djuang atas kisah² Om Theo.
Om Theo adl salah satu putra terbaik Flores asal Maumere yg pernah belajar di Jerman dan berkiprah di Jakarta hingga usia senja.
Saya masih ingat saat masih tinggal di rumah kontrakan di Kayumanis, Jakarta Timur, tahun 1999, Om Theo mengunjungi saya hanya utk ngobrol. Beliau sendiri mungkin sdh lupa.
Bahagia abadi dlm cahaya kasih Tuhan di Surga, Om Theo.."
Setelah menamatkan sekolah tingkat menengah di SMA Syuradikara Ende, Om Theo melanjutkan studi di Universitas Katolik Atma Jaya yang kemudian berlanjut ke Univesritas Bochum, Jerman.
Dari Jerman, Om Theo kembali ke Jakarta dan bekerja di sejumlah perusahaan Jerman sambil aktif di sejumlah lembaga sosial.
Dia pernah menjadi pengurus KAAD (Katholisher Akademischer Auslander Dienst), lembaga yang mengurusi beasiswa untuk para akademisi dan dosen katolik yang akan melanjutkan studi di Jerman.
Om Theo juga pernah menjabat sebagai Sekjen Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) yang aktif berdialog dengan tokoh-tokoh dari agama lain.
Pada beberapa tahun silam, terbitlah buku tentang pengalaman, kesaksian hidup dan perjuangan hidup Om Theo bertajuk: 75 Tahun Theophilus Bela di tengah Hambatan Beribadah Umat Kristiani.
Buku setebal 322 halaman itu dtulis oleh Paul Maku Goru yang juga adalah yunior Om Theo pada komunitas alumni Seminari Mataloko. Selamat jalan Om Theo, bahagia di surga.