UOB Group Kembali Gelar Kompetisi Painting of the Year 2021

Kamis, 29 April 2021 13:54 WIB

Penulis:redaksi

maya rizano2.jpg
Sumber: Zoom, UOB Indonesia (Kamis, 29 April 2021)

JAKARTA (Floresku.com) – UOB Group dan PT Bank UOB Indonesia kembali menyelenggarakan “2021 UOB Painting of the Year (POY)”. Kompetisi tersebut  merupakan perhelatan ke-40 tahun untuk UOB Group, dan ke-11 tahun bagi UOB Indonesia.

Strategic Communcatios and Brand Head PT Bank UOB Indonesia Maya Rizano mengatakan “Painting of the Year” dilakukan secara berkesinambungan setiap tahunnya di beberapa negara. Selain di Indonesia, even serupa diselenggarakan pula di Singapura, Thailand, dan Malaysia.

POY, lanjut Maya, adalah wujud kepedulian dan dukungan UOB Group dalam berkontribusi pada perkembangan dunia seni, terutama seni luksi.  “Secara khusus UOB POY dibentuk untuk menjadi wadah dalam menemukan generasi seninaman yang bertalenta di Asia Tenggara atau Championing Southeast Asian Art,” ujarnya.

Menurut Maya Rizano UOB POY 2021 dibuka bagi semua seniman Indonesia, baik yang seniman professional maupun seniman pendatang baru.

“Kompetisi 2021 UOB POY ini membuka peluang sebesar-besarnya bagi para seniman baru maupun yang profesioal, dan tidak ada batas usia,” ujarnya.

Maya Rizano menjelaskan,  selama ini banyak  sekali seniman Indonesia yang memiliki  karya yang luar biasa, seperti para seniman di Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Kawasan Indonesia Timur. 

“Jadi, melalui kompetisi ini kita ingin menggaet sebanya mungkin seniman dan para talenta, terutama dari kalangan muda dari seluruh Indonesia untuk berekspresi mengembangkan bakat mereka,” imbuhnya.

Perihal entri, syarat dan ketentuan mengikuti kompetisi, jelas Maya Rizano, “semua entri harus diserahkan secara elektronik melalui  UOBBandArt.com. Di situ telah dicantukan syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap peserta.” 

Ia menambahkan, kriteria umum kompetisi antara lain tema, aliran dan media bebas; bentuk lukisan bisa dua atau tiga dimensi, dan reliefnya maksimal ketebalan 5cm;  ukuran maksimal 180cmx180cm, termasuk bingkai; karya, video,instalsi dan patung tidak termasuk dalam kategori penjurian; kreiteria penilaian meliputi pesan yang terkandung pada lukisan, kreatifitas dan teknik melukis; dan batas akhir pengiriman karya lukis yaitu pada 31 Juli 2021.

Kategori pemenang dan hadiah

Menurut Maya Rizano kategori pemenangnya akan dibagi dua yaitu kategori pelukis professional dan seniman pendatang baru.

Untuk kategori pelukis professional, hadiah untuk pemenang UOB Painting of The Year adalah uang tunai seesar Rp 250 juta,  pemenang Gold (Rp100 juta), pemenang Silver (Rp80 juta) dan pemenang Brounze (Rp50 juta). Sedangkan untuk kategori seniman pendatang baru: pemenang Most Promissing Artist of the Year mendapat hadiah sebesar Rp30 juta; pemenang Gold (Rp25 juta), pemenang Silver (15 juta) dan pemenang Brounze (Rp10 juta).

“Sedangkan untuk pemenang UOB Southeast Asian Painting of the Year akan menerima US$10 ribu. Hadiah regional ini diberikan kepada peserta dengan karya yang paling luar biasa dari 4 (empat) pemenang penghargaan UOB POY di negara Asean yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia dan Thailand,” jelas Maya Rizano lagi.

Selain itu, Maya Rizano menambahkan, ada yang namanya program residensi. 

“Porgram ini terdiri atas dua kategori. Pertama, satu dari empat pemenang penghargaaan UOB POY dari negara Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand akan dipilih untuk program residensidi Fukuoka Asian Art Museum. Penerima akan dipilih melalui proses wawancara yang dilakukan juri kompetisi.  Kedua, tiga pemenang penghargaan Painting of the Year UOB lainnya akan mengikuti program residensi di UOB Art Gallery di Shanhai, China,” ungkapnya.

Jadwal POY 2021

Menurut Maya Rizano, program ‘2021 UOB Painting of the Year’ berlangsung sejak Februari hingga November 2021. Pada 6 Februari telah dilansungkan kegiatan pembukaan yang disebut ‘Melukis Asa – Road to 2021 UOB Painting of the Year”. Kegiatan  ini ditandai dengan Pameran dan Tur Virtual karya finalis dan pemenang ‘2020  UOB Painting of the Year’.

Kemudian, pada 27 Maret dilakukan acara bincang-bincang sore bertema “Mengoleksi Karya Seni: Investasi Hocki dari Filantropi”.

Pada 29 April 2021 dilakukan peluncuran kompetisi melalui acara jumpa pers. Sejak 29 April hingga 31 Juli 2021 merupakan periode kompetisi.

Pada 1 Mei 2021, ada program Celebrating Women Emporwement. Program ini akan diisi dengan webinar bertajuk, ‘Women in Economy & Creative World. Kemudian,  pada 27 Mei diselenggarakan webinar bertajuk “Art and Creative Economy.”

Selanjutnya, selama Agustus- September 2021, dewan juri akan melakukan tiga tahap penilaian yaitu tahap I: pemilihan foto lukisan, tahap II:pemilihan video lukisan, dan tahap III: pemilihan lukisan karyaseni asli dan sesi wawancara. 

“Dewan juri terdiri atas tiga orang. Sebagai ketua adalah Agung Hujatnika Jennong (kurator dan dosen), dan sebagai anggota adalah Natasha Sidhata (kolektor) dan Melia Jaarsma (perupa senior)

Selanjutnya, pada 6/7 Oktober 2021 akand diadakan pengumuman dan penganugerahan hadiah kepada pemenang ‘2021 UOB Painting of the Year, Indonesia.

Kemudian, pada November 2021 akan diadakan pengumuman dan penganugerahaan pemenang 2021 UOB Painting of the year – Southteast Asia. Hal ini akan diselenggarakan di Singapura. Pada waktu itu akan dilakukan seleksi residensi Fokuoka Asian Art Museum.

Pada November – Desember 2021 akan diadakan pameran karya para finalis dan pemenang kompetisi UOB POY 2021 secara virtual.

PR untuk ikut gairahkan pariwisata

Maya Rozani mengatakan   even kompetisi seperti tentu saja dapat dikaitkan dengan upaya yang digiatkan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menggairahkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Idonesia yang melesuh akibat pandemi Covid-19.

“Tentu saja lukisan itu adalah karya seni. Tapi , lukisan adalah juga komoditas yang dapat dijadikan sebagai produk  dalam rangka pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Memang pada even kompetisi, kami dari Bank UOB belum berpikir untuk berkontrubsi secara kogkrit terhadap upaya pemerintah,khussunya Kemenparekraf untuk menggairahkan kembali industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Jadi, ini menjadi PR atau pekerjaan rumah bagi kami,” ujar Maya Rizano.

“Kami akan berpikir dan berusaha berkolbarasi dengan para kolektor untuk  membangun suatu ekosistem agar karya para seniman dapat diakses secara luas oleh publik, termasuk para wisawatan. Tentu saja selama pandemi Covid-19 salah satu cara yang mungkin melakukan pameran secara virtual,” jelas Maya Rizano.

Barangkali melalui pameran baik secara virtual maupun secara ofline, publik atau para wisawatan dan para kolektor lebih dapat mengenali dan kemudian terpikat untuk mengoleksi karya para pelukis di Tanah Air. “Dengan bgitu karya seni lukis dapat menjadi komoditas yang bernilai ekonomis  yang dapat menggairahkan industri pariwisata dan menumbuhkan ekonomi kreratif di Indonesia,” ujar Maya Rizano. (MAP)