Warga Keluhkan Sinyal yang ‘Hilang Muncul’, Telkomsel Jawab Lewat ‘Holding Statement’, Tak Ada Solusi Nyata

Sabtu, 07 September 2024 12:03 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

btss.jpeg
Menara Telkomsel di Rewokoli, Danga Mbay (Silvia)

MAUMERE (Floresku.com) – Warga Sikka dan Flores pada umumnya sudah lama mengeluhkan sinyal Telkomsel yang ‘lemot’ dan selalu hilang muncul ibarat ikan lumba-lumba.

Namun, hingga saat ini, Telkomsel terkesan masa bodoh, malah merespon dengan menerbitkan ‘Holding Statement’ yang menarasikan ‘kehebatannnya’ soal ketersediaan dan persebaran BTSnya di daerah perbatasan di seluruh Indonesia.

Media ini sudah berulang kali mengangkat keluhan warga di berbagai wilayah Flores, termasuk di wilayah Kabupaten Sikka  terkait layanan Telkomsel yang tidak memuaskan.

Masalah sinyal yang ‘hilang muncul’ dikeluhkan juga oleh warga di Kecamatan Mapitara.

Sinyal di sini ibarat ikan lumba-lumba yang timbul-tenggelam. Pokoknya, bikin hati ini kesal saja,” ujar Hendrikus, pemuda yang dijumpai di wilayah Kecamatan Mapitara  kepada  media ini, akhir pekan lalu.*

Bahkan di Rt 06 Rw 03 Dusun Baukrenget, Desa Egon Gahar, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, tidak ada sinyal sama sekali.

‘Kepada media ini, Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Stef Sumandi yang adalah putra asli Maiptara membenarkan bahwa warga Mapitara mengeluhkan soal sinyal Telkomsel. 

“Dulu warga kesulitan untuk memiliki alat komunikasi seperti handphone atau Hp. Sekarang, setelah memiliki Hp,  mereka malah kesulitan untuk berkomunikasi karena tidak ada signyal,” ujarnya.

“Di sini ada yang tanam ‘pohon besi’ (BTS, red). Tapi kami tidak butuh itu ‘pohon besi’, yang kami butuhkan adalah signal,” kata Stef Sumandi menirukan ucapan warga Dusun Baukrenget, Mapitara.

Telkomsel menerbitkan Holding Statement

Penasaran mengenai masalah sinyal yang tak kunjung teratasi itu, media ini mencoba mengkonfirmasi ke beberapa pihak di Telkomsel Sikka. 

Namun, baru pada Kamis (5/9), Dian dari Department Corporate Communication Telkomsel meresopon WhatsApp media ini dengan melampirkan Holding Statement yang berasal dari Manager Corporate Communications Area Jawa Bali Telkomsel - Erwin Kusumawan.

Holding Statement dengan topik, ‘Tanggapan Terkait Kondisi Jaringan di Flores Nusa Tenggara Timur’ terbit pada tanggal 5 September 2024.

Berikut Holding Statement Telkomsel selengkapnya:
1. Telkomsel selalu berupaya untuk melanjutkan pemerataan akses broadband baik di wilayah perkotaan, pedesaan, hingga wilayah 3T.

Telkomsel secara khusus telah mengoperasikan belasan ribu unit BTS di wilayah 3T, yang terdiri dari BTS Reguler dan BTS Merah Putih, termasuk BTS broadband yang siap mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam mengakses layanan data (internet), dan BTS di wilayah perbatasan dengan negara Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina dan Papua Nugini. 
Telkomsel bersama pemerintah melalui Badan Aksesibilitas dan Informasi (BAKTI) Kominfo juga membangun BTS Universal Service Obligation (USO) di desa-desa yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi, untuk meningkatkan produktivitas dan perekonomian masyarakat sekitar.⁠ ⁠

2. Dapat kami informasikan bahwa saat ini terdapat sekitar lebih dari 600 BTS Reguler dan lebih dari 300 BTS USO yang tersebar di wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur.

3. ⁠Adapun kualitas jaringan yang diterima dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kondisi geografis wilayah serta kondisi jumlah pengguna di wilayah tersebut.

4. Untuk mengetahui terkait informasi kendala jaringan dapat menghubungi GraPARI terdekat , Call Center 188 atau 147 (khusus pelanggan IndiHome), Sosial Media resmi Telkomsel, dan asisten virtual Veronika.”

Tidak menjawab masalah

Setelah menerima Holding Statement Telkomsel tersebut, media ini mencoba meminta tanggapan beberapa warga.

Yustina Sumarni, warga Kota Baru, Alok Timur mengatakan, “pernyataan Telkomsel tersebut tidak menjawab masalah sama sekali. 

“Ini seperti orang yang mabuk tidur, lalu menjawab pertanyaan orang sekenanya saja,” ujarnya.

Aloysius, warga Perumnas, Kota Maumere juga menanggapi sini pernyataan Telkomsel itu.

‘Aneh, warga mengeluhkan soal sinyal yang hilang muncul, malah yang dijelaskan soal jumlah BTS, kondisi geografis dan jumlah pengguna. Bukannya, langkah-langkah apa yang sedang atau akan diambil untuk mengatasi masalah. Perusahaan besar tak beri solus, tapi  beri jawaban konyol begitu,” ujarnya dengan nada kesal.

Jaringan dan sinyal amat penting bagi warga.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Sikka, Fery Awales menaruh perhatian serius  soal jaringan atau sinyal.

Menurut Awales, jaringan  itu kebutuhan yang sangat penting di era digital ini.

“Ada sekolah dan puskesmas di pelosok desa yang sangat membutuhkan sinyal untuk kesenergian  dengan pekerjaan dan kebutuhan mereka,” katanya.

Oleh karena itu Fery Awales mengatakan, pihaknya Dinas Kominfo akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo soal masalah jaringan dan sinyal ini agar ke depannya lebih baik lagi.

“Mudah-mudahan, kebutuhan jaringan dan sinyal di setiap tempat di Kabupaten sikka  ini dapat terjawab atau terpenuhi,” pungkasnya.

Sekilas Telkomsel

Sebagai informasi PT Telekomunikasi Selular atau biasa disingkat menjadi Telkomsel, adalah anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi bagi konsumen individu (hingga tahun 2023 hanya membidangi telekomunikasi seluler). 

Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 397 gerai GraPARI yang tersebar di seantero Indonesia.
Perusahaan ini adalah operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan mengoperasikan 236.000 unit BTS[6] untuk melayani lebih dari 170 juta pelanggan, sehingga perusahaan ini menguasai hampir 60 persen pangsa pasar telekomunikasi seluler di Indonesia pada tahun 2020.

Dengan capaian tersebut, perusahaan ini juga menjadi operator seluler terbesar keenam di dunia. Bekerja sama dengan 575 mitra roaming, layanan perusahaan ini kini dapat digunakan di 200 negara di seluruh dunia. (Silvia). ***