Warga Pocoleok Kembali Menghalau Pihak PLN yang Dikawal Aparat Keamanan

Selasa, 01 Agustus 2023 18:53 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

Poco.jpg
Warga Poco Leok menghadang aparat yang mengawal aktivitas PT PLN pada, Selasa, 01 Agustus, 2023. (Dokumentasi warga Poco Leok)

POCOLEOK (Floresku.com) - Hari ini, Selasa, 01 Agustus 2023, pihak PLN dan perusahaan Geothermal kembali menyambangi wilayah Pocoleok. 

Seperti biasa kehadiran mereka dikawal ketat oleh gabungan aparat keamanan, yang terdiri dari polisi dan brimob. Rombongan itu datang dari arah Ruteng-Manggarai. 

Sekitar jam 8.00 pagi, rombongan itu sudah memasuki Ndajang, kampung pertama menuju Pocoleok. 

Di Ndajang, tepatnya di rumah Bapak Vinsensius Godat, rombongan itu melakukan pertemuan dan diskusi singkat. 

Sementara itu, warga Pocoleok yang sudah mengetahui kehadiran pihak PLN itu segera merespon dengan sangat  cepat. 

Warga mulai berdatangan ke lokasi-lokasi yang selama ini telah menjadi target pengoperasian PLN. Sebagiannya berjaga-jaga di tempat-tempat strategis di wilayah Pocoleok. 

Seorang warga sedang berdebat dengan aparat yang mengawal aktivitas PT PLN pada  Selasa,10 Agustus, 2023. (Dok. Warga Poco Leok)

Di simpang tiga Lungar, yang selama ini di kalangan warga sudah tenar dengan sebutan simpang tiga 'bupati kaku', kumpulan warga dari beberapa kampung dan gendang sudah berjaga dengan siaga. 

Warga masyarakat berdatangan dari seluruh penjuru Pocoleok sehingga menambah jumlah massa penolak geothermal. 

Kumpulan besar warga itu datang dari beberapa gendang, seperti gendang Lungar, Tere, Jong, Tebak, Cako, Nderu, dan tiga kampung yang paling jauh, Mori, Mocok dan Mucu. 

Mereka tiada hentinya tetap menyuarakan penolakan terhadap kehadiran pihak PLN di pocoleok. Terutama, mereka ingin agar pemerintah dan pihak PLN segera menghentikan rencana perluasan proyek geotermal di Pocoleok. 

Lama tidak muncul, kumpulan warga dari 10 gendang penolak bergegas ke arah Ndajang untuk melakukan pengecekan. 

Sebagian berjalan kaki dan sebagian lagi menggunakan kendaraan motor. 

Dari jarak beberapa ratus meter, warga mendengar suara mesin gengset dari Lingko Rame Munting, milik gendang Rebak. 

Mereka menduga besar kemungkinan, rombongan PLN itu datang bersama tim peneliti, untuk mengukur suhu, tanah, udara, dan sebagainya. 

Beberapa warga mempercepat langkah menuju sumber suara. 

Dari jarak beberapa puluh meter, tampak beberapa kendaraan aparat keamanan sedang parkir di jalan raya. 

Puluhan aparat keamanan yang terdiri dari polisi dan brimob tampak berjaga-jaga di jalan. 

Beberapa warga berteriak agar segera mencari orang-orang atau tim yang datang tanpa izin, tanpa prosedur yang baik. 

Beberapa lainnya berteriak menyatakan penolakan terhadap rombongan asing itu. 

"Datang terus, datang terus saja. Tidak pernah malu. Apakah kalian tidak dengar kami punya suara penolakan." Demikian seorang ibu berteriak. 

"Kalian yang datang ini orang-orang terdidik. Tapi kalian datang dan bor sebarang saja di lahan warga tanpa tata cara yang baik. Beginikah adab orang terdidik? " Ibu lain menyambar. 

Lalu terjadi perdebatan sengit antara warga dan aparat. Beberapa aparat juga terlibat saling dorong dengan warga. 

Bahkan seorang aparat, yang tidak diketahui namanya, menuduh seorang anak muda yang turut hadir dalam aksi sebagai provokator. 

"Hei, kau provokator. " Kata salah seorang aparat sambil menunjuk ke arah wajah sang pemuda. 
Mendengar itu, sang pemuda naik pitam dan segera berteriak. 

"Apa? Anda cap saya provokator? Saya warga Pocoleok, dan sedang berjuang mempertahankan hak dan tanah Pocoleok. Itu Anda anggap provokator? " Demikian pemuda itu membalas ke arah sang aparat. 

Setelah bersitegang cukup lama, pihak aparat keamanan itu segera mundur lalu bergegas pergi  ke arah Ruteng. 

Namun, gabungan Warga Pocoleok dari 10 gendang itu tetap membuntuti pergerakan aparat keamanan sampai di Lingko Ndajang. (SP/Ergen Tesen;  Trisno Anggur;  Agustinus Sukarno; Masyudi Onggal).