Kemenparekraf
Sabtu, 26 Februari 2022 19:19 WIB
Penulis:redaksi
RUTENGNG (Floresku.com) - Berbicara tentang aplikasi transportasi online atau biasa kita kenal dengan ojek online (ojol), ingatan kita mungkin saja terbawa ke aplikasi Grab dan Gojek yang sudah hampir beroperasi di sebagian besar kota di Indonesia.
Tak bisa dielak, dua perusahan besar dengan simbol warna hijau itu nyaris membuat hijau seluruh jalan raya di kota-kota besar. Sudah macam realisasi go green saja. Seakan-akan sukses menghijaukan kota yang penuh dengan gedung-gedung.
Tapi kali ini ada yang baru dari fenomena aplikasi ojek online. Ada aplikasi layanan jasa ojek online dan mitra bisnis yang baru-baru ini dirilis oleh keempat pemuda asal Manggarai. Nama aplikasi itu ialah 'Kraeng-Jek'. Aplikasi transportasi online yang mulai beroperasi dari wilayah Manggarai Raya.
Keempat pemuda itu adalah Dhion Ngangu, Asis Egor, Itok Aman, Etgal Putra. Dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, dan talenta yang berbeda, namun keempat putra daerah Manggarai ini memiliki visi dan misi yang sama dalam pengembangan bisnis online yang mengumpulkan banyak orang.
Impian mereka tidak muluk-muluk, hanya ingin mewadahi para pelaku usaha yang mau menjadi mitra dalam aplikasi Kraeng-Jek yang baru mereka bikin.
Menurut Dhion Ngangu, tukang ojek, penyedia layanan jasa, juga para pelaku ekonomi kreatif di Manggarai perlu satu ruang khusus yang mengumpulkan mereka untuk berbisnis. Aplikasi 'Kraeng-Jek' adalah salah satu pilihan tepat untuk berbisnis di era digital yang kian menguasai pasar ekonomi global sekarang ini.
"Kami membuat aplikasi 'Kraeng-Jek' bukan hanya untuk tukang ojek atau sopir taksi di Manggarai, tetapi juga para pelaku usaha yang mau menjadi mitra dan menjual produk usaha dan jasa mereka melalui aplikasi. Mereka butuh ruang khusus yang tepat agar jangkauan pasar lebih luas dan efektif," jelas Dhion.
"Di era digital ini, apa-apa serba online, agar tidak ketinggalan, pelaku usaha di tingkat lokal daerah juga perlu terlibat dan melibatkan diri dalam proyek ruang digital ini untuk berbisnis," tambah Dhion.
Selain Dhion, Asis juga memiliki alasannya sendiri mengapa ia merasa terpanggil untuk membuat aplikasi 'Kraeng-Jek'. Menurut Asis, kemudahan teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang-orang di kota-kota besar, tetapi selama itu bisa dijangkau di daerah, why not?
"Selama merantau kami banyak mendapat kemudahan-kemudahan karena teknologi," jelas Asis.
Asis juga menambahkan, kebiasaan-kebiasaan baik di kota besar (selama di perantauan) perlu diadopsi dan diterapkan ke daerah-daerah.
"Kami mau bawa itu di kampung halaman kami, kecerdasan digital harus kita manfaatkan dengan maksimal bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah," cetus Asis.
Sementara itu, Itok Aman juga berpendapat, sebuah daerah akan layak disebut kota jika perkembangan perubahan baik di daerah itu menyerupai kreativitas di perkotaan. Anak-anak muda yang maju dan berkembang sesuai pergeseran zaman secara global.
Ciri-ciri yang menandakan sebuah daerah layak disebut kota, kata Itok Aman, yaitu dengan perubahan-perubahan yang mengikuti perkembangan zaman, salah satunya dengan karya-karya kreatif anak-anak daerah yang turut bersaing dengan dunia luar
"Kehadiran aplikasi 'Kraeng-Jek' ini sangat milenial. Generasi milenial cenderung berkreasi dengan teknologi untuk kemudahan mengakses dunia sekitar. Termasuk, dalam konteks bisnis yang dibangun di dalam fitur-fitur yang disediakan aplikasi 'Kraeng-Jek' itu sendiri," terang Itok Aman.
Bukan hanya sampai di situ saja, Etgal Putra juga memiliki cara melihat peluang yang berbeda. Menuru Etgal, Meskipun banyak aplikasi serupa yang telah sukses di pasaran, namun tidak seorangpun dari tim manajemen mereka yang menjadi tutor yang membimbing orang lain untuk membangun dan menjalankan sebuah bisnis secara proper.
"Praktis, semuanya harus kami kerjakan sendiri. Mulai dari mengurus perizinan, merancang model bisnis, mendesain aplikasi, menghitung biaya produksi, dan melakukan promosi.
Kalau dianalogikan, kata Etgal, maka 'Kraeng-Jek' adalah sebuah Kampus dan kami berempat adalah mahasiswanya. Mahasiswa yang baru saja mendaftar untuk berkuliah, tetapi langsung ditugaskan untuk magang.
"Ini adalah proses belajar seumur hidup, sebuah mata kuliah terberat yang pernah kami pelajari. Mohon doa dan dukungan agar kami bisa lulus, karena semua masyarakat Manggarai yang menggunakan layanan dari aplikasi Kraeng-Jek adalah dosen penguji kami," imbuh Etgal Putra.
Lebih jauh, Etgal menjelaskan bahwa 'Kraeng-Jek' hadir di tengah masyarakat Manggarai juga tidak lain untuk menunjang aktivitas masyarakat di tengah hiruk-pikuk rutinitas kesehariannya masing-masing. Lain daripada itu, ketiga anak muda ini juga berharap agar aplikasi yang sudah bisa di-download di playstore ini, akan dengan mudah diterima oleh seluruh kalangan masyarakat Manggarai.
"Sampai saat ini, aplikasi Kraeng Jek sudah diunduh oleh lebih dari seribu pengguna. Terhitung sampai hari ini (24 Februari 2022) Kraeng Jek sudah beroperasi di wilayah Ruteng dan Borong dalam sebulan terakhir," cetus Etgal.
Informasi yang dihimpun Floresku.com dari Itok Aman diketahui bahwa untuk menjadi driver dan mitra di aplikasi Kraeng Jek, terlebih dulu anda melengkapi persyaratan dan kriteria berikut ini.
Pertama, untuk Driver Motor, anda mesti memiliki kendaraan roda dua, STNK dan SIM C (hidup), serta KTP. Tidak hanya itu, anda juga mesti memiliki HandPhone (HP) Android dan siap mengikuti peraturan yang berlaku.
Kedua, Driver Mobil. Untuk menjadi driver dan bergabung dengan 'Kraeng-Jek', anda mesti memiliki kendaraan roda empat, STNK dan SIM A (Hidup) serta KTP. Selain itu, anda juga mesti memiliki HandPhone (HP) Android dan Siap mengikuti peraturan yang berlaku.
Ketiga, Mitra. Untuk menjadi mitra 'Kraeng-Jek', anda tentunya harus memiliki Usaha dan Produk dalam bentuk barang atau jasa dan gambar produk usaha. Selain itu, anda juga mesti memiliki KTP pemilik usaha dan HandPhone (HP) Android serta siap mengikuti peraturan yang berlaku. (Jivansi) ***
2 tahun yang lalu