Yustinus, Anak NTT yang Dimualafkan dengan Iming-Iming Sekolah

Jumat, 15 Oktober 2021 14:39 WIB

Penulis:redaksi

Editor:Redaksi

rpia.JPG
Pria tak dikenal yang membenarkan bahwa Yustinus dan temannya dimualafkan untuk disekolahkan. (Tangkapan layar video WhatApp)

JAKARTA (Floresku.com) - Hari ini, Jumat, 15 Oktober 2021, redaksi media ini menerima kiriman vide melalui platform WhatApp yang menggambarkan keterangan seseorang perihal dua anak asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dimualafkan belum lama ini.

Pada Rabu, 13 Oktober 2021 media ini menulis soal video singkat yang menggambarkan aksi pendiktean kalimat syahadat dengan embel-embel nama Yesus oleh seorang pria diteman dua pria lainnya dan seorang perempuan.

Dalam video singkat terbaru yang diterima media ini siang hari,  tampak seorang pria muda berkacama  yang tak diketahui identitasnya memberikan keterangan perihal video sembari memperkenalkan orang tua kedua anak tersebut.  Salah satu anak yang dimualafkan, oleh pria tersebut diperkenalkan bernama Yustinus.

Pria tak dikenal dengan Emanuel (kiri) (Sumber: tangpan layar video WhatsApp.)

Menyimak video tersebut, terkesan pria itu berbicara dengan gerak tubuh yang memperihatkan bahwa dirinya merasa tidak nyaman sehingga beberapa kalimat nyaris tidak kedengaran. 

Pada akhir video terdengar samar-samar bahwa kedua anak yang dimualafkan akan disekolahkan di (?).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beredar video singkat yang menggabarkan seorang spria berkacamata  mendiktekan kalimah syahadat secara  bergantian kedua anak tersebut.  Mulah-mula ia mendiktekan kalima syahadat dalam bahasa Arab. Kemudian ia melanjutkan dalam bahasa Indonesia, katanya," “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhmmad adalah nabi Allah.”  Tidak berhenti di situ, ia kemudian, "dengan Yesus, Isa adalah nabi Allah."

Video tersebut segera mendapat respo dari para netizen, secara luas.

 "Video begini hanya bikin panas dan cari kacau saja, " ujar seorang anggota dalam Grup Whatsapp Alumni Seminari Mataloko yang kemudian diikuti sejumlah komentar di bawahnya.

Beberapa waktu yang lalu Petrus Selestinus, Koordinator TPDI dan Presidium Kongres Rakyat Flores pernah mengirim  rekaman video YouTube diterima oleh TPDI yang mengkonfirmasi praktik Islamisasi di NTT yang disebut-sebut dilakukan oleh Ustad Nababan dan oleh sebuah kelompok yang menamakan Pejuang Subuh Sumba, di Sumba, patut diwaspadai gerakannya.

Praktik Islamisasi yang diduga dilakukan oleh kelompok Pejuang Subuh Sumba, Ustad Nababan dan lain-lain di NTT, semakin lama, semakin meresahkan umat beragama setempat, karena konon dilakukan dengan cara membujuk umat beragama setempat pindah agama dengan iming-iming materi.

"Padahal secara etika, praktek Islamisasi di tengah masyarakat yang sudah beragama, terlebih-lebih dengan iming-iming fasilitas, tidak dapat dibenarkan, karena berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama, toleransi dan kohesi sosial masyarakat, serta bertentangan dengan SKB Mendagri dan Menteri Agama No. 1 Tahun 1979," ujarnya. (MAR) ***