Co-firing PLTU Ropa Produksi Pellet Biomasa Berbasis Komunal dengan Semangat Gotong Royong

redaksi - Senin, 01 November 2021 22:02
Co-firing PLTU Ropa Produksi Pellet Biomasa Berbasis Komunal dengan Semangat Gotong Royong Bupati Ende Drs. Djafar H. Achmad, melakukan Penyalaan Perdana Listrik 74,5kVA, Senin, 1 November 2021. (sumber: Rian)

ENDE (Floresku.com) - Co-firing PLTU Ropa mendorongg geliat sirkuler ekonomi kerakyatan melalui produksi Pellet Biomasa berbasis komunal dengan semangat gotong-royong. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud PLTU Ropa meningkatkan bauran enegi baru terbarukan (EBT).

Bupati Ende Drs. Djafar H. Achmad, melakukan Penyalaan Perdana Listrik 74,5kVA TOSS Center dilakukan di Kelurahan Rukun 5 Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende, tanggal 27 Oktober 2021

Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Flores, Lambok Siregar menyampaikan, "PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran EBT dalam penyediaan energi listrik 23% pada tahun 2025 dan meningkatkan pemanfaatan energi listrik untuk kemajuan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat dari pembangunan infrastruktur kelistrikan yang telah dibangun" ucapnya.

Disisi lain, Pemerintah Kabupaten Ende memiliki tantangan yaitu sampah yang menyebabkan kota tidak bersih dan menimbulkan pencemaran lingkungan dan tantangan  dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat yang lebih murah dan ramah lingkungan. Kedua tantangan baik PLN dan Pemda menjadi jawaban inovasi yakni TOSS (Teknologi Olah Sampah di Sumbernya) dimana pengelolaan sampah biomasa menjadi pellet biomasa untuk bahan bakar energi kerakyatan dan co-firing PLTU Ropa, terang Lambok

Lambok menambahkan, penyalaan listrik 74,5kVA TOSS Center UMKM Ende yang dilakukan hari ini akan mendorong sirkuler ekonomi kerakyatan dalam ekosistem co-firing PLTU Ropa, karena UMKM yang sudah ada saat ini berbasis komunal dan menciptakan lapangan kerja baru dalam memproduksi pellet biomasa melalui pengelolaan sampah biomasa. 

Co-firing PLTU Ropa memperagakan proses memproduksi Pellet Biomasa berbasis komunal dengan semangat gotong-royong. (Foto: Rian)

Pengelolaan sampah biomasa melalui TOSS mensolusikan dua permasalahan global, yakni permasalahan sampah dan energi. Selain itu juga mensolusikan masalah emisi gas rumah kaca, kemisikinan, kesehatan, dan ekonomi. Semoga akan tumbuh UMKM berbasis komunal lainnya dengan semangat gotong royong dalam mengelola sampah menjadi energi sehingga lingkungan lebih bersih dan manfaat lainnya, jelas Lambok.

Sementara itu, Bupati Ende Djafar H. Achmad, menyampaikan, “Kami selaku Pemerintah daerah akan menyiapkan regulasi-regulasi yang mendukung keberhasilan program TOSS untuk mendorong pertumbuhan sirkuler ekonomi masyarakat Ende. Keberhasilan program TOSS perlu kolaborasi berbagai pihak seperti kelompok masyarakat, pengusaha, dan Pemerintah Daerah serta stakeholder lainnya. Kolaborasi berbagai pihak dengan semangat gotong royong dalam mengelola sampah biomasa menjadi pellet biomasa menjadi solusi bagi permasalahan sampah dan energi,” pungkasnya.

M. Ichsan Maulana, Wakil ketua Umum MeBI (Masyarakat Energi Biomasa Indonesia), menyampaikan Ende merupakan salah satu role model terbaik dalam pemakaian energi biomasa. Indonesia merupakan surganya biomasa karena paling panjang berada di garis khatulistiwa.

“Saat ini kita mengalami krisis energi, batu bara harus dibantu dengan biomasa dan Ende sudah mulai, meningkatkan target bauran EBT 23% pada tahun 2025 dapat dicapai secara komunal, dan ini sudah dimulai di Ende. Bahkan bisa menggantikan 10% batubara. Komunal di Ende sangat besar, bahwa produksi energi dimulai dari Ende, dan bahan baku biomasa yang berlimpah ada di Ende, ” terang Ichsan.

UMKM semakin bertumbuh mendongkrak perekonomian masyarakat

Mariana Mbadhi (20), tamatan SMKN 2 Ende warga Kelurahan Rukun 5 bersama 5 teman-temannya merasa senang bisa bergabung dalam UMKM yang memproduksi pellet biomasa sejak tanggal 25 Oktober 2021. 

Mariana senang bekerja di shelter TOSS ini karena dekat dengan rumahnya sehingga tidak perlu biaya transportasi ke tempat kerja dan juga untuk istirahat tidak keluar biaya konsumsi karena bisa makan di rumah. 

Dengan kehadiran shelter TOSS di lingkungannya membuka lapangan kerja baru dan membantu masyarakat untuk memperoleh pekerjaan sehingga kehidupan mereka akan lebih baik. Semoga produksi pellet ini berkelanjutan dan tumbuh UMKM pengelolaan sampah biomasa lainnya sehingga tercipta lapangan kerja baru yang lebih banyak dan mensolusikan berbagai permasalahan yang ada,"  harapnya. (Rian) ***

Editor: Redaksi

RELATED NEWS