Kabid P2P Dinkes Flores Timur Ungkap Kasus Demam Berdarah Meningkat Drastis
redaksi - Jumat, 04 Februari 2022 10:49LARANTUKA (Floresku.com) - Wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, meningkat drastis dari 12 kasus pada bulan Januari, kini menjadi 24 kasus diawal Februari 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Flotim, Sudirman Kia mengatakan, sepanjang bulan Januari hingga awal bulan Februari, tercatat 24 kasus DBD telah tersebar di delapan Kecamatan.
"Total 24 kasus. Kalau kita bandingkan dengan tahun 2021 lalu pada posisi bulan Januari hanya ada 2 kasus," ujar Sudirman di ruangan kerjanya, Kamis, 03 Februari 2022.
- Pemda Flotim Siapkan Anggaran 12 Milyar Rupiah untuk Bangun Infrastruktur Jalan di Tanjung Bunga
- 100 Siswa SMPK Virgo Fidelis Maumere Mendapat Predikat Sebagai Penulis Nasional 2021
- Kades di Tanjung Bunga Datangi Kantor Bupati Flotim, Infrastruktur Jalan Segera Dibangun
Delapan kecamatan itu diantaranya, Kecamatan Larantuka 10 kasus, Kecamatan Ile Mandiri 1 kasus, Kecamatan Lemolema 2 kasus, Kecamatan Adonara Timur 4 kasus, Kecamatan Ile Boleng 3 kasus, Kecamatan Kelubagolit 2 kasus, Kecamatan Solor Selatan 1 kasus, dan Kecamatan Wulanggitang 1 kasus.
Sebelum memasuki musim hujan, kata Sudirman, pihak Dinkes Flotim rutin membuat surat peringatan ke semua Puskesmas untuk selalu waspada terhadap DBD, dan segala penyakit potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) lainnya.
"Bukan hanya DBD tetapi semua jenis penyakit berbahaya dan berpotensi KLB. Selain kasi surat, kita juga umumkan lewat koling kelilung Kota Larantuka pencegahan terhadap DBD," katanya.
- Abrasi Ancam Warga Warukasu dan Dusun 2 Pu'ukungu, Camat dan Polsek Nangapanda Tinjau ke Lokasi
- Pemuda Katolik: Perlu Serius dan Sinergi untuk Melindungi Pekerja Migran
- Terkait Intimidasi atas Wartawawan di Maumere, Jun Je Minta Maaf dan Mengaku Berada di Bawah Pengaruh Alkohol
Ia melanjutkan, kegiatan abatisasi kebersihan lingkungan pun sudah dilakukan, terutama 3M plus. Untuk fogging, lanjud dia, akan dilakukan apa bila terjadi potensi peningkatan kasus.
"Satu kasus kita belum bisa lakukan fogging. Kalau sudah naik jadi dua keatas maka itu kita harus lakukan," tandasnya.
Untuk itu, Dinkes Flotim melalui Kabid P2P menghimbau kepada masyarakat untuk giat melakukan gerakan 3M Plus. Menurutnya, gerakan 3M lebih ampuh mencegah DBD ketimbang dilakukan fogging.
"Menutup, menimbun, dan menguras itu lebih bagus. fogging itu kan kita memasukan racun kedalam rumah dan semua nyamuk belum tentu mengandung bibit penyakit," tutupnya. (Paul K.) ***.