OPINI NiColaus Neo: Tahun Politik
redaksi - Sabtu, 04 Desember 2021 16:05MEMASUKI bulan terakhir tahun 2021 hingar bingar tentang siapa yang menjadi calon presiden 2024 sudah digaungkan oleh banyak pihak, walaupun sebenarnya Tahun Politik baru dimulai pada tahun 2022.
Banyak pengamat mengatakan bahwa tahun politik bisa datang lebih awal itu baik adanya, karena masing masing pihak para relawan dan partai memiliki banyak waktu untuk meminang dan menggadang gadang figur calon yang pas untuk dijadikan orang nomor satu di negeri ini.
Untuk figur calon nomor dua itu bisa dilakukan nanti dengan banyak pertimbangan politis yang menyertainya.
Partai-partai saat ini menyusun stragegis dengan membangun kekuatan akar rumput untuk mulai bekerja secara maksimal guna merebut sebanyak banyaknya relawan yang turun langsung ke lapisan masyarakat paling bawah.
- Pater David Djerubu SVD: Gubernur NTT Perlu Kembangkan Gaya Komunikasi yang Efektif
- PS Restorasi Pendidikan di Bawah Pimpinan Sirilus Wali Tampil Memukau
- Menparekraf Sandiaga Uno Tinjau Langsung Pelaksanaan Vaksinasi di Labuan Bajo
Perebutan simpatisan ini sedikit mengkawatirkan karena pola lama di tiga pemilihan yaitu Pilkada dan dua Pilpres bisa terulang kembali. Polarisasi yang sengaja dibuat oleh kelompok tertentu sudah dapat membelah masyarakat dengan isu sara yang seharusnya tidak boleh terjadi,n
Namun karena ingin berkuasa apapun dilakukan demi mengejar ambisi tujuan tertentu. Banyak pihak yang mengatakan bahwa isu sara itu sangat berbahaya bisa merusak tatanan negara yang sudah ada yang selama ini kita jalani yang menjamin kebebasan demokrasi.
Untuk itu kita semua berharap yang masih mencintai negara ini dengan keberagaman yang ada agar berani secara terbuka menyerukan dan mempengaruhi mengajak mereka yang menyimpang untuk kembali bersama membangun negara ini demi tercapainya cita cita kemerdekaan yakni kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai anak bangsa seharusnya kita menyadari bahwa kepentingan negara kesatuan ini lebih diutamakan dari pada kepentingan kelompok golongan karena berdasarkan agama semata, karena perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan dahulu semua anak bangsa berjuang bersama tanpa kedepankan isu sara yang menjadi syarat perjuangan.
Sadarlah hai anak bangsa bahwa kita jangan terpancing dengan isu sara yang sengaja dihembuskan oleh mereka yang ingin negara kita tetap dijajah secara ekonomi oleh pihak luar, sebab jika kita maju bersama dan menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi baru itu mengkewatirkan negara luar karena negara kita mayoritas Islam.
- Dukung Produktivitas Pertanian, Senator Angelo Gandeng Kementan Bantu Alsintan di Ende
- Femy Bapa Tidak Dapat Restu dari Jimmy Sianto Jadi Salah Satu Calon Exco Asprov PSSI NTT
- SENDAL SERIBU, Sabtu, 04 Desember 2021:KASIH YANG TAK BERKESUDAHAN!
Oleh karena itu jangan kita mau diadu domba oleh mereka yang berpolitik dengan cara melacur menggunakan isu sara sebagai alat untuk menghancurkan kita.
Islam sebagai agama rahmat lil alamin tentu sangat baik ini yang didukung oleh minoritas agama lain. Sebab mereka merasa nyaman dan percaya bahwa Islam itu mengayomi semua golongan.
Kalaupun terjadi beberapa kejadian pemboman dan penangkapan orang orang tertentu yang terlibat teroris tetapi mereka itu tidak mewakili Islam, itu hanya segelintir orang yang diperalat oleh pihak tertentu dan besar kemungkinan dibiayai oleh negara luar.
Untuk itu ditahun politik nanti kita semua harus menyadari bahwa janganlah berpolitik dengan hanya sekedar mengejar ambisi pribadi atau kelompok untuk berkuasa tetapi mengorbankan masa depan negara dengan segala cita cita dan harapannya.
Gunakanlah nurani dalam setiap tindakan dan berpikir jernih dalam mengambil bagian peran apapun dalam politik, jangan hanya karena dibayar sehingga logika politik menjadi buram dengan kebenaran yang hakiki.
Marilah kita semua menyadari bahwa saat ini kita dapat berkegiatan karena negara dalam keadaan kondusif yang memungkinkan kita menikmati kebebasan hidup dialam demokrasi.
Kita patut bersyukur bahwa kepemimpinan presiden saat ini yang memberikan peluang bagi siapa saja yang berminat menjadi calon presiden dari manapun walau harus memenuhi undang undang pemilu dengan syarat pencalonan yaitu: pertama, dicalonkan oleh partai. Kedua, memenuhi ambang batas atau presidential treshold 20 persen.
Dan, ketiga, memenuhi persyaratan lainnya yang berlaku umum. Dengan demikian partai partai lagi menebar pesona mencari koalisi antar partai dengan sejumlah syarat dan ketentuan yang disepakati demi kepentingan bersama. ***
*Penulis: Nicolaus Neo.
Catatan: Opini ini tidak mewakili sikap dan opini redaksi floresku.com.