Perpustakaan SD Inpres Nuaja, Kondisinya Memprihatinkan
redaksi - Selasa, 11 Januari 2022 18:42NUAJA -ENDE (Floresku.com)- Ada yang berbeda di Sekolah Dasar Inpres Nuaja, Desa Nuaja Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, NTT, hari in,, Selasa, 11 Januari 2022.
Pasalnya, pada hari pertama Semester II, Tahun Pelajaran 2021/2022 itu, Perpustakaan Sekolah yang sudah lama ditutup akibat pandemi Covid-19, dibuka kembali bagi warga seluruh warga sekolah.
Bertindak sebagai petugas sementara Perpustakaan Sekolah adalah salah seorang guru yang ditunjuk oleh Plt. Kepala Sekolah.
- Longsor di Jalan Trans Flores, Ruas Ende-Maumere, Sudah Teratasi
- Dahan Pohon Patah Timpa Empat Kendaraan yang Sedang Melintas di Jalan Naiora, Habi
- Untuk Memeriahkan Event G20, BPOLBF Jalin Kolaborasi dengan Kemensetneg
Dibuka kembalinya Perpustakaan Sekolah direspon dengan penuh suka cita oleh para siswa. Mereka merasa sangat senang karena bisa kembali mendapat kesempatan untuk membaca.
Ketika ditanya "bagaimana perasaan ketika masuk ruang perpustakaan,” salah seorang siswa, Hugolin Da Pake mengaku sangat senang.
“Saya merasa senang pak.. sebab sudah lama saya memang ingin sekali masuk perpustakaan untuk membaca,” ujar Hugolin.
“Kami sangat terharu pak,” imbuh teman-temannya seraya senyum.
Para siswa itu menambahkan bahwa selama masa pandemi Covid-19 mereka sangat merindukan kesempatan untuk menggunakan perustakaan untuk membaca berbagai bahan bacaan yang tersedia di sana. Sebab, membaca dapat memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan.
Dari pantauan media ini, Perpustakaan Sekolah Dasar Inpres Nuaja, terbilang masih sangat sederhana. Persediaan rak buku, sangat minim. Sebagian bahan bacaan tampak ditumpukkan begitu saja di lantai. Koleksi buku-buku pun masih sangat tebatas.
- Pakai ShopeePay dan Koin Shopee, Belanja di Ultra Voucher Jadi Semakin Murah
- Kucurkan Dana Pribadi, Yeni Veronika Bantu Pembuatan Bak Sampah di UPTD Puskesmas Datak
- SENDAL SERIBU, Selasa 11 Januari 2022: Berkuasa seperti Yesus
Meski demikian, para siswa tampak sangat antusias membaca, sekalipun sambil duduk di lantai. Para siswa memang tidak mengeluhkan kondisi tersebut.
Namun, kondisi demikian cukup memprihatinkan, sebab di perpustakaan tersebut belum tersedia, kursi dan meja untuk para pengujung. Yang ada cuma satu meja dan kursi untuk guru yang berperan sebagau pengurus perpustakaan. (Romanus Rhigi).***