Pjs Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti: "Ancaman Serangan Balasan Terkait Kasus Pembunuhan di Bolawolon, Itu Hoaks'

redaksi - Jumat, 05 November 2021 18:34
Pjs Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti:  "Ancaman Serangan Balasan Terkait Kasus Pembunuhan di Bolawolon, Itu Hoaks'Pjs Kepala Desa Tana Dues, Maria Bispanti bersama warga Dusun Bolawolon. (sumber: Mardat)

MAUMURE (Floresku.com) - Pjs  Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti, informasi yang beredar di sosial media bahwa akan ada aksi balas dendam dan pertikaian lanjutan antara kedua belah pihak ramai beredar di media sosial adalah hoaks.

Sebagaimana diberitakan media, pada Sabtu 23 Oktobel 2021 lalu telah terjadian kerusuhan di Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka. Dalam kejadian itu seorang pemuda berinisial MSR (19) tahun meninggal dunia. 

Pasca terjadinya kasus dugaan pembunuhan  di Dusun Bolawolon tersebut, belakangan beredar di media sosial akan ada serangan balik dari keluarga dan kerabat korban. Informasi itu menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat di Bolawolon. Bahkan, sejumlah warga yang hendak melintas di ruas jalan trans Flores jurusan Maumere-Larantuka  dan hendak melewati  Dusun Bolawolon  menjadi ketakutan.

Namun setelah ditelusuri ternyata itu adalah  informasi hoaks bahwa akan ada aksi balas dendam dan pertikaian lanjutan antara kedua belah pihak ramai beredar di media sosial.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Desa Tana Duen melalui Pj. Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti melakukan klarifikasi melalui media ini, Kamis (4/11) sore di Kantor Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

Dalam keterangannya Pjs. Kepala Desa Tana Duen, Maria Bispanti mengatakan, beberapa isu yang tersebar baik di media sosial maupun di masyarakat bahwa jika melintas di ruas jalan trans Flores tepatnya di Dusun Bolawolon, akan terjadi penghadangan itu adalah berita bohong.

“Ada juga pernyataan di media sosial itu bahwa hutang nyawa dibayar nyawa. Isu ini sepertinya menggambarkan bahwa kami orang Tana Duen masih ada dendam dengan kasus itu (terbunuhnya MSR).  Namun sebenarnya tidak seperti itu. Oleh karena itu kami mau meluruskan informasi hoaks itu dan mau menyampaikan ke seluruh masyarakat Kabupaten Sikka bahwa, kami  warga di Tana Duen tidak  seperti yang digambarkan di media sosial (siap membalas dendam, red),” ujarnya.

Selain itu, Bispanti juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat guna mengatasi informasi-informasi hoaks baik di media sosial yang disebarkan oleh pemilik akun Facebook fiktif.

“Karena di media sosial ini kan banyak akun-akun palsu yang menyatakan bahwa akan terjadi pembalasan dan segala macam, jadi itu yang kami tidak mau, sesungguhnya kami di Tana Duen dengan pihak sebelah tidak ada persoalan apa-apa, kami juga mau meredam agar jangan sampai ada masalah-masalah lain, dan kami akan meminta bantuan pihak kepolisian untuk mencari tahu keberadaan akun-akun palsu ini,” tandasnya lagi.

Maria Bispanti juga mengaku bahwa saat ini, pemerintah Desa Tana Duen tengah melakukan sosialisasi tentang Kamtibmas di setiap dusun yang ada di desa tersebut khususnya kepada para remaja.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan akan memberlakukan jam malam di wilayah Desa Tana Duen.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Tana Duen, Antonius Ledang, menambahkan bahwa berdasarkan informasi hoaks yang tersebar baik di media sosial maupun di tengah masyarakat terkait kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di Bolawolon itu seolah-olah ada pernyataan perang antara kedua belah pihak.

“Informasi itu tidak benar, banyak orang Tana Duen yang keluarga orang dari sana, begitu pun sebaliknya, sehingga pernyataan-pernyataan itu hanya bersifat provokasi, itu yang kita tidak mau itu terjadi,” ungkap Anton yang juga merupakan Kepala Seksi Pemerintahan Desa Tana Duen ini.

Senada dengan Pj. Kepala Desa Tana Duen, Antonius juga berharap pihak kepolisian agar mengambil tindakan terhadap oknum-oknum pemilik akun Facebook fiktif yang menyebarkan informasi hoaks tersebut.

“Pada kesempatan ini kami  menyampaikan sekaligus berharap teman-teman media bisa membantu kami orang Tana Duen dan membantu teman-teman dari wilayah timur, agar bisa menyampaikan berita yang benar. Tolong melawan akun-akun palsu atau apa informasi palsu yang beredar di Facebook.," katanya.

Dia menambahkan, “informasi hoaks seperti itu adalah ulah dari orang yang tidak bertanggung jawab.” 

“Kami juga akan bekerja sama dengan pihak kepolisian agar mengungkap siapa saja yang membawa berita atau membuat pernyataan yang terkesan provokatif dan SARA. Kami tidak mau melakukan aksi sepeti yang diberitakan itu. Karena kejadian itu bukanlah permusuhan antar suku, atau antar geng, atau antar wilayah, tetapi itu murni persoalan hukum, dan saat ini sudah ditangani oleh aparat hukum,” katanya. (Mardat). ***

RELATED NEWS