SMA-MA Swasta di Kabupaten Ende Kembangkan ‘Vokasi Akademik’

redaksi - Sabtu, 29 Januari 2022 13:18
SMA-MA Swasta di Kabupaten Ende Kembangkan ‘Vokasi Akademik’ Rapat koordasi anggota Forum Komukasi Kepala Sekolah Swata (FKKS) Kabupaten Ende, di SMA K Frateran Ndao, Ende, Jumat, 28 Januari 2022. (sumber: Bob Sina)

ENDE (Floresku.com) –Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Swasta se-Kabupaten Ende berada pada situasi krisis kemerosotan jumlah peserta didik dalam beberapa tahun terakhir.

Merespon fenomena tersebut dan sebagai sebuah upaya untuk membangkitkan kembali sekolah – sekolah swasta di Kabupaten Ende, Forum Komukasi Kepala Sekolah Swata (FKKS) di Kabupaten Ende bersinergi dan mengadakan rapat evaluasi bersama di SMA Frateran Ndao, Ende, Jumat, 28 Januari 2022.

Kepala SMA Katolik Syuradikara yang adalah juga Ketua FKKS Pater Stefanus Sabon Aran mengatatakan agenda rapat kali ini adalah membahas pengembangan program ‘Vokasi Akademik’ atau Vokada.

Dia menjelaskan,program Vokada memiliki dasar hokum yaitu Undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Bab VI pasal 13 Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang saling melengkapi dan memperkaya. 

“Yang dijalankan selama ini di SMA adalah pendidikan formal (akademik). Sedangkan nonformal (vokasi) belum kita jalankan atau sudah dijalankan tetapi belum tertata baik,” ungkap Pater Stef.

Oleh karena itu, Pater Stef menambahkan,  sesuai rencana kerja FKKS yang didukung oleh Kepala Dinas P dan K Propinsi NTT, SMA dan MA Swasta di Kabupaten Ende berkomitemen mengembangkan program Vokasi Akademik.

 Dia menjelaskan,  pendidikan akademik adalah program pendidikan yang mengarah pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu secara teoritis.Sedangan, pendidikan vokasi adalah pendidikan yang menunjang pada penguasan ketrampilan/skill tertentu.

“Perbedaannya hanya terletak pada sistem pembelajaran, fungsi dan tujuan. Pendidikan akademik lebih fokus pada pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian dan inovasi. Sedangkan pendidikan vokasi lebih fokus pada pembelajaran peningkatan skill atau ketrampilan siap kerja,” kata Pater Stef.

Menurut dia, tujuan implementasi vokada di SMA dan MA adalah:

  1. Menyiapkan peserta didik  yang tidak melanjutkan kuliah agar memiliki ketrampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
  2. Sebagai branding school dari masing – masing sekolah  yang punya nilai jual.
  3. Salah satu sarana promosi sekolah untuk meningkatkan animo jumlah peserta didik baru.

Dia juga menjelaskan,  implementasi  Vokada dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:

  1. Membuat analisis kebutuhan wilayah
  2. Menentukan kompetensi keahlian dan tujuan yang akan dikembangkan
  3. Analisis daya dukung ( sarana prasarana dan SDM)
  4. Menentukan tim khusus untuk mengelola (kepsek, kurikulum) atau Tim Pengembangan Vokasi (TPV) melalui SK Kepala Sekolah. Tugas TPV menyusun rencana kegiatan pengembangan.
  5. Menyusun rencana kerja:
  6. Sosialisasi VOKADA kepada semua warga sekolah dan Yayasan
  7. Seleksi peserta didik yang berminat
  8. Menyusun pedoman pelaksanaan
  9. Menyusun jadwal pelaksanaan (sore hari). Kegiatan ekstrakul pengembangan ketrampilan. Siswa yang ikut vokasi akan mendapat sertifikat.
  10. Menentukan guru produktif pendamping/pembimbing (bisa bekerjasama dengan SMK terdekat).
  11. Menentukan dunia usaha/DUDI untuk menjalin kerjasama.

Pater Stef juga menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari masing – masing kepala sekolah tentang persiapan pengembangan vokasi diketahui bahwa ompetensi keahlian yang dikembangkan oleh masing – masing sekolah sudah disepakati bersama

Langkah –langkah yang sudah dipersiapkan antara lain, aarana prasarana; guru pembimbing;  jadwal kegiatan; dan dunia usaha (dudi) atau SMK pasangan. (Bob Sina).***

 

RELATED NEWS