InvestorBesar
Sabtu, 14 Agustus 2021 17:50 WIB
Penulis:MAR
JAKARTA (Floresku.com) – Pasar modal Indonesia memasuki usia ke 44 tahun, tahun yang penuh tantangan menjelang dua tahun pandemi COVID-19. Ulang tahun pasar modal Indonesia dihitung sejak diaktifkan kembali perdagangan saham di masa pemerintahan Orde Baru, yakni pada 10 Agustus 1977. Tahun ini, Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia mengusung tema “Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi”.
Pada tahun ini, seluruh rangkaian acara masih diselenggarakan secara virtual karena pandemi COVID-19 belum berakhir. Acara dibuka pada 10 Agustus 2021 dengan seremoni pembukaan perdagangan dan dilanjutkan dengan Konferensi Pers dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Beberapa rangkaian kegiatan lain yang akan diselenggarakan, yaitu Public Expose Live 2021, Sekolah Pasar Modal untuk Negeri, Capital Market Summit & Expo 2021, Capital Market Fun Day, CEO Networking 2021, kompetisi berupa Indonesia Capital Market Got Talent, Tiktok and Youtube Competitions, IDX-GI-a-Thon, Writing Challenge, serta e-Competitions olah raga dan games (e-sport). Pada tahun ini juga kembali diselenggarakan rangkaian acara yang diperuntukkan bagi Jurnalis Pasar Modal, yaitu kompetisi atau lomba Penulisan Artikel dan Fotografi Jurnalistik, serta Media Gathering Virtual.
Pandemi yang belum berujung membuat SRO kembali menyelenggarakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) pada momentum 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, melalui tema Investasi Anda Menolong Sesama. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, CSR tahun ini mengajak investor serta stakeholders pasar modal untuk bertransaksi di Pasar Modal Indonesia pada Senin, 9 Agustus 2021 dan berdonasi melalui Pasar Modal Peduli Indonesia (PMPI).
Seluruh pendapatan SRO dari transaksi bursa dan biaya jasa kustodian sentral pada tanggal tersebut dikonversi menjadi dana CSR. Hasilnya, diperoleh dana senilai Rp 11,26 miliar ditambah donasi lain dari 75 pihak yang dikumpulkan melalui PMPI sejumlah Rp 24,46 miliar, dan sebesar Rp 700 juta dalam bentuk donasi alat-alat kesehatan. Seluruh dana CSR tersebut digunakan untuk keperluan penanggulangan pandemi yang meliputi pendirian Sentra Vaksinasi, dana bantuan untuk Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), pengadaan konsentrator oksigen dalam rangka Gerakan Oksigen untuk Indonesia, donor plasma, santunan untuk keluarga tenaga kesehatan yang gugur, dan bantuan untuk petugas pemakaman.
Ketua Panitia Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia Syafruddin, mewakili SRO menyampaikan apresiasi serta mengucapkan terima kasih atas partisipasi dalam bentuk donasi sekaligus dukungan dari para investor serta stakeholders pasar modal. Pengumpulan donasi dari kegiatan CSR ini diharapkan dapat membantu penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia dan perekonomian Indonesia dapat kembali seperti sediakala.
Semangat HUT ke-44 yang bersamaan dengan bulan Hari Kemerdekaan Indonesia juga membuat BEI bersama OJK serta SRO lainnya terus berupaya mengembangkan program-program baru yang berkontribusi terhadap kemajuan Pasar Modal Indonesia. Di awal tahun, BEI melakukan pengembangan IDX Industrial Classification (IDX-IC) yang diluncurkan pada 25 Januari 2021, menggantikan Jakarta Stock Industrial Classification (JASICA) yang telah ada sejak 1996. Pasar Modal Syariah di Indonesia terus melakukan pengembangan, BEI bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) meluncurkan indeks saham baru bertema Syariah, yaitu IDX-MES BUMN 17 pada 29 April 2021.
Selanjutnya, sebagai wujud peningkatan perlindungan investor, pada 16 Juli 2021 BEI menerapkan Daftar Efek Bersifat Ekuitas yang Diperdagangkan dalam Pemantauan Khusus. Saham yang masuk ke dalam Daftar Efek dalam Pemantauan Khusus ini akan disematkan notasi khusus “X”. Kemudian dalam upaya memaksimalkan peningkatan pelayanan data kepada stakeholders Pasar Modal Indonesia, BEI terus melakukan pengembangan produk Layanan Data yang inovatif dan mudah diakses bagi publik, termasuk bagi perusahaan rintisan atau start-up. Pada tahun ini BEI meluncurkan Produk Layanan Data di antaranya adalah IDX Data Reference yang berisi informasi Perusahaan Tercatat, Skema penggunaan data BEI untuk tujuan Non-Display, Kategorisasi Produk IDX Equity End of Day, serta IDX Historical yang berisi informasi data perdagangan bersifat historis dan terjadi di masa lampau. Selain implementasi dan pengembangan serangkaian program strategis yang ditargetkan untuk rampung pada tahun ini, BEI masih melakukan pengembangan peraturan Multiple Voting Share (MVS) untuk mengakomodir IPO dari para perusahaan unicorn, pengembangan platform edukasi investor berbasis teknologi bersama SRO dan The Indonesia Capital Market institute (TICMI).
Selain itu BEI melakukan penyempurnaan mekanisme perdagangan (pre-closing, market order, periodic order), optimalisasi sistem pengawasan, akselerasi migrasi protokol perdagangan ke FIX5, ITCH, OUCH oleh Anggota Bursa untuk meningkatkan kecepatan serta efisiensi perdagangan, pengembangan sistem co-location Anggota Bursa, sampai dengan optimalisasi layanan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA).
Sementara itu, KPEI juga melakukan serangkaian pengembangan, antara lain sistem kliring obligasi, implementasi produk derivatif Bursa, pengembangan kliring waran terstruktur serta pengembangan sistem elektronik RKAT (e-RKAT). KPEI juga tengah melakukan berbagai inisiatif strategis untuk meningkatkan daya dukung infrastruktur dan pengembangan layananannya, antara lain peningkatan kinerja sistem e-CLEARS, peningkatan kapasitas sistem e-IPO KPEI, pengembangan sistem pengelolaan agunan yang terintegrasi, pengembangan Pinjam Meminjam Efek (PME)-Bilateral, penyempurnaan sistem Triparty Repo, implementasi reksadana sebagai agunan offline, serta analisis, monitoring dan perhitungan parameter risiko yang berbasis big data.
KSEI juga turut berupaya melakukan pengembangan dan inisiatif untuk keberlangsungan pasar modal dengan memenuhi kebutuhan akan adanya platform elektronik untuk penyelenggaraan kegiatan secara online dengan meluncurkan modul e-Voting eASY.KSEI pada 28 Juni 2021. eASY.KSEI merupakan platform elektronik yang dapat digunakan investor untuk memberikan suara dan menyaksikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secara daring. Selain peluncuran modul e-Voting pada eASY.KSEI, percapaian lain ditorehkan KSEI pada pertumbuhan Nomor Identitas Tunggal Pemodal atau Single Investor Identification (SID) yang telah mencapai sekitar 9,6 juta SID per 6 Agustus 2021.
Pertumbuhan signifikan tersebut dikarenakan masuknya peserta Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) ke dalam Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) KSEI, yang beroperasi sejak 10 Juni 2021 lalu. Konsep identitas tunggal yang telah digunakan KSEI untuk mengembangkan nomor SID terbukti mampu menjadi identifikasi investor di pasar modal dimanfaatkan juga untuk produk keuangan lain di luar pasar modal. ***
Tulisan ini telah tayang di sijori.id oleh Pungki pada 14 Aug 2021