Atasi Darurat 'Human Trafficking', PADMA Indonesia Desak Pemda NTT Ambil Langkah Khusus

Minggu, 30 Juni 2024 08:31 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

padm.jpg
Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia, Gabriel Goa (Dokpri)

JAKARTA (Floresku.com) - Pasca pernyataan keras Presiden Jokowi bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur masuk wilayah zona merah Darurat Human Trafficking  kini kembali KOMNAS HAM menyatakan NTT Darurat Human Tranfficking. 

Pantas dan wajar jika Presiden Jokowi dan Komnas Ham secara tegas tanpa tedeng aling-aling menyatakan bahwa NTT Darurat Human Trafficking karena hingga hari ini belum adanya "sense of emergency Human Trafficking NTT" dari Dinas dan pihak terkait baik di Provinsi NTT maupun 22 Kabupaten/Kota se NTT. 

Selain itu fakta membuktikan sejak dikeluarkannya Keputusan Gubernur NTT nomor 135 tahun 2024 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO hingga saat ini belum ada langkah konkret baik rapat koordinasi maupun program aksi nyata. 

Ditambah lagi Pemerintah Kabupaten dan Kota se NTT masa bodoh dan tidak peduli dengan pernyataan keras Presiden Jokowi dan Komnas Ham. 

Mereka lebih sibuk urus proyek dan  politik kekuasaan untuk duduk di Legislatif dan eksekutif.Rakyat NTT hanya dijadikan obyek janji-janji surga bahkan dieksploitasi beli putus dengan selembar uang kertas biru limapuluhribu atau uang kertas merah seratusribu rupiah.

Pasca memperoleh kekuasaan eksekutif dan legislatif mereka tidak peduli nasib rakyat, wong cilik,  voice of the voiceless. 

Menurut Gabriel Goa, Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia ke depan pasca berakhirnya masa jabatan Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake sangat urgen dan mendesak Gubernur NTT Terpilih 2024-2029 perlu mengangkat Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Pencegahan Human Trafficking dan Migrasi Aman  dengan tugas khusus,.

 Pertama,  kolaborasi pentahelix atasi Human Trafficking melalui Program GEMA HATI MIA (Gerakan Masyarakat Anti Human Trafficking dan Migrasi Aman NTT mulai dari Desa-Desa se NTT. 

Kedua, mengawal khusus terbentuknya Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Migrasi Aman NTT di Pemerintah Provinsi dan 22 Kabupaten/Kota se NTT. 

Ketiga, mengawal dan melobi khusus peningkatan BLK Profesional dan terbentuknya Layanan Terpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia di Kabupaten Kantong Migrasi Ilegal rentan Human Trafficking.

 Keempat, mengawal khusus penegakan hukum TPPO oleh Aparat Penegak Hukum berkolaborasi dengan Lembaga Negara terkait untuk tidak hanya menghukum Pelaku (Perekrut Lapangan) tetapi membongkar dan membuat efek jera Aktor Intelektual TPPO beserta jaringan mafianya.

Kelima,  melobi Kementerian,Lembaga Negara dan Lembaga Swasta untuk menyiapkan Rumah Aman bukan penampungan umum Bagi Korban TPPO yang memenuhi Standar Nasional dan Internasional!" $toP Jo Bajual Orang NTT!" ***