Kamis, 17 Maret 2022 11:36 WIB
Penulis:redaksi
CANBERA (Floresku.com) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, saat menjadi pembicara kunci pada Konferensi Nasional yang diselenggarakan Halim Sanusi University di Bandung secara daring, Sabtu (12/3), akhir pekan kemarin.
Meilis situs www.kemdikbud.go.id, dalam uraian makalahnya yang berjudul, ”Akselerasi Pemulihan Sektor Kehidupan Masyarakat Pasca Pandemi”, Atdikbud Najib mengungkapkan pentingnya upaya untuk bisa pulih bersama dan pulih lebih kuat lagi dari sebelum pandemi COVID-19 terjadi.
Beberapa strategi dituturkan Najib sebagai upaya agar suatu negara bisa pulih lebih cepat dan lebih kuat. Pertama adalah cara pandang di mana kesehatan masyarakat adalah prioritas.
Kemudian, adanya jaringan pengaman sosial sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu, solidaritas di antara masyarakat juga harus dibangun untuk saling membantu dan pulih bersama. Terakhir, perlu dibangun ketahanan masyarakat untuk bersiap menghadapi krisis yang mungkin lebih besar terjadi di masa depan.
“Krisis di berbagi sektor yang disebabkan COVID-19 telah memaksa masyarakat dan juga dunia bisnis untuk melakukan perubahan-perubahan yang cukup mendasar. Dalam studi-studi teori manajemen perubahan, perubahan yang terjadi karena bencana semacam pandemi Covid-19 merupakan perubahan yang dipaksakan dari faktor eksternal,” ungkap Najib di hadapan para peserta konferensi.
Atdikbud Najib mengatakan, hal yang dapat menghambat keluar dari krisis pandemi saat ini adalah adanya resistensi atau penolakan.
“Seperti enggan menjaga protokol kesehatan dan enggan divaksinasi, di mana hal ini bisa menghambat percepatan pemulihan dari pandemi. Oleh karena itu, saya mengajak para akademisi di Indonesia untuk turut membantu negara supaya kita bisa pulih bersama lebih cepat. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat agar mau segera berubah,” tutur Najib.
Atdikbud Canberra optimistis Indonesia bisa pulih lebih cepat dari situasi pandemi COVID-19 dan segera hidup normal kembali.
“Tentu kita ingin agar sekolah dan universitas bisa kembali membuka kelas pembelajaran tatap muka agar proses pembelajaran bisa kembali normal dan lebih produktif lagi. Dengan perkembangan yang ada, saya yakin semua sektor kehidupan akan segera pulih kembali,” pungkasnya.
Konferensi ini dihadiri sebanyak 175 peserta yang terdiri dari para dosen, peneliti dan mahasiswa dari berbagai kampus dan berlangsung selama satu hari penuh. Hadir sebagai pembicara beberapa profesor dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran (Unpad) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Masing-masing pembicara membahas akselerasi pemulihan masyarakat dari berbagai perspektif seperti pendidikan, pertanian, manajemen, teknologi, dan kesehatan. (Silvia)***