ruang digital
Jumat, 19 Maret 2021 20:16 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floreku.com) - Jumlah masyarakat pengguna internet di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan. Peluang tersebut, harus dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan produktif dalam ruang digital.
"Indonesia masuk sebagai pengguna internet terbesar di dunia. Artinya ini memang juga pasar sekaligus juga potensi yang bisa kalau kita manfaatkan secara produktif itu," ujar Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, pada Webinar Opti-malisasi Teknologi Digital di Masa Pandemi pada Jumat (19/3/2021).
197,6 juta pengguna internet
Saat ini, lanjut Henri, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara yang paling banyak menggunakan akses internet. Tercatat, jumlah total pengguna internet di tanah air mencapai 196,7 juta orang.
Pada November 2020 lalu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan pada periode 2018-2019, pengguna internet di Indonesia berjumlah 171,1 juta orang. Namun di periode 2019-2020, setidaknya sampai triwulan kedua 2020, pengguna internet naik menjadi 196,71 juta orang dari total keseluruhan penduduk sebesar 266,91 juta orang.
Menurut APJJI, Jawa barat adalah provinsi yang memiliki jumlah internet terbanyak hingga 35,1 orang. Disusul JProvinsi Jawa Tengah yang memiliki 26,5 pengguna intenet, dan Jawa Timur yang memiliki 26,4 orang yang memakai internet. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di urutan ke-19 dengan pengguna internet sebanyak 3.338.440 orang.
Masifnya pengguna internet harus dimanfaatkan sebagai peluang pertumbuhan pereko-nomian digital oleh seluruh elemen masyarakat. Sehingga, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam beberapa waktu ke depan.
"Indonesia negara nomor empat di dunia pengguna internet tertinggi. Setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat India juga menjadi kekuatan besar ekonomi," katanya.
Penggunaan ruang digital dalam kegiatan produktif saat ini sudah dilakukan di kota-kota besar di tanah air. Penduduk di sana memilih ruang digital dalam melakukan kegiatan dagang maupun jasa lainnya ketika wabah global COVID-19 merebak.
Tercatat, DKI Jakarta, Surabaya, Medan dan kota lain telah memilih ruang digital dalam melakukan kegiatan produktif. Hal tersebut, sudah dilakukan selama kurang lebih satu tahun ketika merebaknya pandemi di berbagai penjuru Nusantara.
"Transformasi digital yang menjadi lebih cepat akibat adanya musibah COVID-19. Ternyata menjadi berkah positif yaitu naiknya penggunaan teknologi," katanya.
Henri optimis, kegiatan produktif yang dilakukan melalui ruang digital oleh sebagian besar masyarakat Indonesia akan membuat dampak positif bagi perekonomian bangsa. Dengan begitu, pemulihan perekonomian dalam negeri dapat diraih dalam waktu yang relatif lebih cepat.
"Kita berharap, tahun 2021 ini sudah mulai recovery ekonomi kita," tuturnya.
Kebangkitan ekonomi digital
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny Gerard Plate, mengatakan tumbuhnya perusahaan start up di tengah wabah global COVID-19 menjadi penanda kebangkitan perekonomian digital Indonesia.
Maka, keberadaan perusahaan di atas harus senantiasa mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
"Kehadiran startup digital seperti Traveloka di hilir digital ekonomi akan mewarnai perjalanan bangsa ini untuk menjadi pemenang di digital ekonomi kita," kata Johnny beberapa waktu lalu.
Menurut dia, sektor ekonomi digital di Indonesia berpeluang menjadi andalan dalam pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi. Dengan, menggunakan teknologi masyarakat dapat tetap melakukan kegiatan produktif di mana pun yang dapat menghasilkan keutungan secara finansial.
Kemudahan yang ditawarkan melalui penggunaan teknologi ini, kini kerap menjadi pilihan berbagai elemen masyarakat dalam melakukan kegiatan belanja daring.
"Kehadiran start up digital menjadi salah satu kontribusi penting peningkatan ekonomi digital di Indonesia," katanya. (MLA)
3 jam yang lalu