Rabu, 19 Maret 2025 08:39 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Erna Wiyono
"Radius kehidupan kita ditentukan oleh pilihan kita sendiri. Kita bisa memilih untuk hidup dalam kegelapan atau menciptakan cahaya kita sendiri.”
Hujan deras mengguyur Batavia. Aroma tanah basah bercampur bau anyir seperti darah menempel di udara. Lody, pengusaha sukses dengan senyum yang memikat, berjalan cepat di bawah payung hitamnya.
Siapa sangka di balik kesuksesannya tersimpan rahasia mengerikan? Lody adalah vampir energi, makhluk yang menyerap ambisi dan vitalitas wanita karir, meninggalkan mereka layu dan menghilang tanpa jejak.
Di sisi lain kota, Yersi, Kepala Sekolah Sinergi Edukasi, menulis cerita sensual di blog pribadinya, memikat banyak pembaca muda. Namun, dibalik pesona berani itu, ia adalah DPO kasus prostitusi anak dan narkoba. Sekolahnya? Kedok sempurna untuk kejahatannya.
Dream, jurnalis muda dari Kinabalu, mencium sesuatu yang busuk. Ia menemukan petunjuk yang menghubungkan Yershi dengan kasus tersebut. Untuk mengungkap kebenaran, Dream menyamar sebagai calon siswa di Sinergi Edukasi.
Di sekolah, Yersi tampak sempurna: ramah, modern, dan disegani. Namun, kecurigaan Dream tak pernah padam. Ia mengamati setiap gerak-gerik Yersi, mencari celah.
Seiring penyelidikannya, Dream juga menemukan jejak Lody, terhubung dengan beberapa korban yang hilang. Dugaannya terbukti Lody dan Yersi bekerja sama. Lody menyediakan energi, Yersi menyediakan korban. Sebuah simbiosis kejahatan yang mengerikan.
Suatu malam, Dream menemukan buku harian milik salah satu korban. Di dalamnya, terungkap detail hubungan gelap Lody dan Yersi, rencana jahat mereka, dan simbol misterius payung hitam yang selalu muncul di tempat kejadian perkara.
Tanpa ragu, Dream melaporkan temuannya ke polisi. Lody dan Yersi ditangkap, namun mereka tetap bungkam, rahasia mereka tersimpan rapat.
Meskipun sudah dipenjara, Dream tahu ini belum berakhir. Bersama Detektif Willy, seorang detektif senior yang berpengalaman, mereka menggali lebih dalam. Mereka menemukan jaringan yang lebih besar, melibatkan tokoh-tokoh penting di Batavia.
Penggeledahan di Sinergi Edukasi mengungkap kode rahasia dalam buku harian korban, mengarah pada situs web terenkripsi. Di dalamnya, tersimpan daftar anggota jaringan, termasuk nama-nama yang sangat mengejutkan.
Lody terpaku di depan layar televisi. Wajah Yersi, rekannya dalam kejahatan, terpampang jelas, diiringi berita penangkapannya dan pengungkapan jaringan prostitusi anak dan narkoba yang mereka jalankan.
Secangkir kopi di tangannya menguap dingin, tak tersentuh. Senyumnya, yang selama ini menjadi senjata ampuh, memudar, digantikan oleh ekspresi terkejut yang bercampur amarah dan ketakutan. Dia tidak pernah menyangka Yersi akan tertangkap. Dia selalu menganggap Yersi sebagai pion yang bisa dibuang, tetapi ternyata, pion itu telah membawa seluruh kerajaan mereka runtuh.
Berita itu menyebar bak virus. Nama Lody, yang sebelumnya bersinar, kini menjadi bahan perbincangan dan kecaman publik. Investasinya merosot tajam, mitra bisnisnya menjauh, dan bayang-bayang penjara semakin nyata.
Dia menyadari, jaringan yang mereka bangun selama bertahun-tahun, dengan rapi dan tersembunyi, kini hancur berantakan. Payung hitamnya, yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan perlindungan, kini terasa seperti beban yang mencekik.
Lody mencoba menghubungi beberapa orang kepercayaannya, namun teleponnya hanya dijawab dengan nada sibuk atau langsung dimatikan. Dia sendirian, terisolasi, dan dikejar oleh bayang-bayang masa lalunya. Kehilangan Yersi bukan hanya kehilangan seorang rekan, tetapi juga kehilangan sumber energi yang selama ini menjadi bahan bakar ambisinya.
Ketakutan yang selama ini terpendam kini menguasainya. Dia tahu, polisi pasti sedang memburu dirinya. Bukti-bukti yang ditemukan di situs web terenkripsi dan buku harian korban telah mengarah pada dirinya.
Dia mencoba melarikan diri, namun menyadari bahwa semua jalan tampaknya sudah tertutup. Dia tidak bisa lagi bersembunyi di balik topeng kesuksesannya.
Dalam keputusasaan, Lody memutuskan untuk melakukan satu hal terakhir, menghancurkan semua bukti yang masih tersisa. Dia membakar dokumen-dokumen penting, menghapus data di komputernya, dan mencoba menghilangkan jejak digitalnya. Namun, upaya itu sia-sia. Polisi sudah berada di depan pintu rumahnya.
Penangkapan Lody berlangsung cepat dan tanpa perlawanan. Dia tak lagi memiliki kekuatan untuk melawan. Senyumnya yang menawan telah sirna, digantikan oleh ekspresi kosong dan putus asa.
Dia menyadari, ambisi dan kesuksesannya yang diraih dengan cara yang kejam, telah membawanya ke jurang kehancuran. Payung hitamnya, yang dulunya melambangkan kekuasaannya, kini hanya menjadi saksi bisu atas kejatuhannya.kegelapan yang disembunyikan, cepat atau lambat, akan terungkap.
Lody (bergumam): "Energi... Aku butuh energi... Semua ini hanya sementara..."
"Bukan tentang kekuasaan... Aku takut... Aku takut akan kegelapan di dalam diriku sendiri.”
Sidang Lody dan Yersi berlangsung dramatis. Bukti-bukti yang dikumpulkan Dream dan Detektif Willy begitu kuat, tak mampu dibantah. Keduanya dijatuhi hukuman penjara yang berat.
Meskipun keadilan telah ditegakkan, bayangan payung hitam masih menghantui ingatan Dream. Ia tahu, masih banyak rahasia yang belum terungkap sepenuhnya, namun setidaknya, jaringan besar itu telah berhasil dilumpuhkan.
Setelah persidangan, Dream mengunjungi mantan siswa Sinergi Edukasi yang telah menjadi korban eksploitasi Yersi. Ia menemukan mereka masih trauma, namun juga menunjukkan tekad untuk bangkit.
Yayasan yang didirikan Dream memberikan mereka dukungan, baik secara psikologis maupun pendidikan. Dream melihat sendiri bagaimana mereka mulai membangun kembali hidup mereka, satu per satu, melepaskan bayang-bayang masa lalu yang kelam.
Detektif Willy, yang telah lama berjuang melawan kejahatan terorganisir, merasa lega. Kasus ini menjadi salah satu keberhasilan terbesarnya. Ia memuji keberanian dan kecerdasan Dream, seorang jurnalis muda yang berani melawan kejahatan meskipun menghadapi risiko besar.
Keduanya menyadari, perjuangan melawan kejahatan tidak pernah berakhir. Selalu ada kejahatan baru yang muncul, selalu ada rahasia yang perlu diungkap.
Beberapa tahun kemudian, Dream kembali ke Batavia. Kota itu telah berubah.Sekolah Sinergi Edukasi telah dibangun kembali, dengan manajemen dan kurikulum yang lebih baik.
Para mantan siswa, yang dulunya menjadi korban, kini telah menjadi individu yang mandiri dan sukses. Mereka telah menemukan kembali radius kehidupan mereka, jauh dari bayang-bayang payung hitam.
Dream berdiri di depan sekolah yang baru, melihat anak-anak bermain dengan riang di halaman. Senyumnya terkembang, merasa lega dan bangga. Payung hitam telah hilang, digantikan oleh cahaya harapan yang menyinari masa depan.di tengah kegelapan, cahaya kebenaran selalu dapat ditemukan. Dan bahwa, setiap orang memiliki kekuatan untuk menciptakan radius kehidupan mereka sendiri, bebas dari bayang-bayang masa lalu.
Jakarta, 18 Maret 2025
Biodata Penulis :
Erna Wiyono, lahir di Bogor pada 16 Oktober, adalah seorang jurnalis, perupa, penulis, creative design program, manajer Teddy Arte Lukisan Daun & Kopi, dan penari Indonesia.
Melalui artikel, karya puisi dan prosa, karya-karyanya pernah dimuat di theAsianparent community, potretmaluku.id, sinar indonesia baru, radar jember, halo jember, radar utara, jawa pos, radar kediri, sastramedia.com, korea.net, hallo.id, negerikertas.com, sastranews, elipsis, fokusmetrosulbar, fimela.com, dll
Erna aktif berpameran lukisan di antaranya ; Pameran Postcards From Indonesia Series 1 “Kartu Pos dari Indonesia untuk Swiss” 10-16 Maret @Siggenthal Pastoralraum, Baden-Switzeland. Bogor Beauty N’Bizarre Art Exhibition 4 – 11 Juni 2023 @Botani Square Mall Bogor, Pameran Seni Rupa dan NFT Re Identify #1 & #2 Bentara Budaya Jakarta & Galeri Astra lt.5, Jakarta, “Kunst in der Kapelle”, BadenART exhibition, 18-27 Agustus 2023, Baden, Switzerland, dll. ***