Jumat, 20 Juni 2025 19:28 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Di desa-desa kecil di Lombok, sekumpulan perajin muda memproduksi karya-karya lokal: anyaman, tenunan, jewelry mutiara, hingga kerajinan rotan. Mereka mengolah kekayaan lokal menjadi produk bernilai tinggi, namun tidak selalu memiliki fasilitas untuk memasarkan dan mengekspornya.
Masuknya Dekranasda NTB ke wilayah ini menjadi angin segar. Dekranasda aktif mendampingi dan menguatkan para perajin ini melalui bimbingan peningkatan kapasitas produksi, kualitas kemasan, branding, dan digitalisasi pasar. Secara khusus, kunjungan ke sentra anyaman di Lingsar menunjukkan perhatian langsung dalam menjaga kualitas dan estetika produk.
Lebih lanjut, Dekranasda juga fokus pada perlindungan kekayaan intelektual melalui literasi pendaftaran merek, desain industri, hingga indikasi geografis. Inisiatif ini dimaksudkan agar karya para perajin tak mudah ditiru atau diklaim, sehingga memiliki daya jual tinggi — baik di pasar lokal maupun global.
Sementara itu, Bea Cukai Mataram menghadirkan program KITE IKM (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) yang khusus dirancang bagi UMKM. Program ini menyediakan fasilitas impor bahan baku dan mesin bebas Bea Masuk dan PDRI, sehingga biaya produksi menurun dan daya saing meningkat.
Selain itu, Bea Cukai juga rutin menggelar kegiatan seperti UMKM Week dan Klinik Ekspor di Lombok, di mana UMKM mendapat edukasi mekanisme ekspor, regulasi, strategi pemasaran, pengendalian mutu, serta pemahaman nomor induk berusaha (NIB) dan kode H.
Mereka bahkan bekerja sama dengan ekspedisi door-to-door internasional lewat komunitas “Ekspor Yuk”, agar perajin yang baru mulai bisa langsung kirim produk unggulan mereka ke luar negeri.
Baca Juga: Mencontoh Kasepuhan Gelar Alam: Bagaimana Swasembada Pangan Bisa Dimulai dari Desa
Kolaborasi ini menghadirkan hasil nyata yang menggembirakan:
Sebagai contoh nyata, beberapa perajin tenun dan kerajinan rotan sudah mulai mengirim produk ke luar pulau dan menembus platform e-commerce nasional, bahkan ada yang mulai negosiasi dengan pembeli asing.
Ada juga yang sudah menerima inbound order dari Eropa—benar-benar bukti nyata potensi produk desa bisa “go international”.
Kalau kamu anak muda di desa, ini pesan buat kamu:
Kolaborasi Dekranasda NTB dan Bea Cukai membuka jalan nyata bagi anak muda desa untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki branding, mendapat akses fasilitas ekspor, dan melindungi karya mereka secara hukum. Dari tenunan, anyaman, hingga mutiara – semua punya kesempatan besar untuk menembus pasar global.
Jadi, buat kamu yang masih berpikir “ah, ini cuma kerajinan biasa”, coba deh pikir ulang: ini bisa jadi langkahmu ke dunia internasional, jadi inspirasi buat teman-teman, dan cara untuk mengubah nasib desa lewat kreativitasmu sendiri. Jangan takut bermimpi besar—selama ada kemauan, dukungan dan semangat kolaboratif, kamu pasti bisa!
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Idham Nur Indrajaya pada 20 Jun 2025