Sikka
Selasa, 03 Desember 2024 14:07 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MBAY (Floresku.com) – Sejak Senin (2/12 hingga Rabu (4/12) sebanyak 17 orang terdiri dari guru, kepala sekolah bersama Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Sikka melakukan studi tiru (belajar) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Nagekeo.
Studi tiru
Kegiatan ‘studi tiru’ tersebut dilakukan untuk mempelajari sistem pendidikan unggul, mengingat Nagekeo berhasil meraih salah satu pencapaian Standar Pelayanan Minimum atau SPM tertinggi di bidang pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sikka, Germanus Goleng, mengatakan, prestasi Nagekeo menjadi alasan pihaknya melakukan studi tiru.
"Kami memilih Nagekeo karena Standar Pelayanan Minimum di sektor pendidikan merupakan salah satu yang terbaik di NTT. Kami ingin belajar bagaimana Nagekeo membangun sistem pendidikan yang unggul", ungkap Germanus.
Studi tiru ini terbagi dalam dua agenda utama, yaitu pemaparan materi tentang visi dan pencapaian pendidikan di Nagekeo, serta kunjungan langsung ke sekolah-sekolah favorit untuk melihat inovasi pembelajaran.
Berbagi pengalaman
Sementara itu, Kadis P dan K Nagekeo Venantius Minggu mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Dinas P dan K dan seluruh elemen pendidikan di Nagekeo sedang bertransformasi.
“Kami memang sedang bertransformasi mulai dari aspek pelayanan hingga peningkatan kompetensi para guru dan mutu pembelajaran di sekolah,” ujarnya.
Oleh karena itu kedatangan tim dari Dinas PPO Sikka merupakan momentum untuk saling berbagi pengalaman dan saling belajar.
‘Melalui diskusi, sharing dan pembicaraan dengan rekan-rekan dari Sikka, kita bisa saling berbagi dan belajar untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah masing,” ujarnya melalui telepon kepada Floresku.com, Selasa (03/12) siang.
Pencapaian Dinas P dan K Nagekeo
Sebagaimana diketahui, dalam pelayanan pendidikan, Dinas P dan K Nagekeo meraih kemajuan yang pesat.
Menurut Ombudsman, tahun 2024 Dinas P dan K Nagekeo meraih skor SPM Pendidikan tertinggi di NTT dengan skor, 75,89 persen (Tuntas Pratama).
Apapun kategori capaian Standar Pelayanan Minimal yang mencakup pelayanan dasar 100 (Tuntas Paripurna), 90-99 (Tuntas Utama), 80-89 (Tuntas Madya), 70-79 (Tuntas Pratama), 60-69 (Tuntas Muda) dan <60 (Belum Tuntas).
Capaian tersebut didukung oleh empat indikator prioritas, yaitu literasi, numerasi, iklim keamanan sekolah, dan iklim kebinekaan.
Kadis Venan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ini, Dinas P dan K bersama seluruh sekolah yang diasuhnya -mulai dari tingkat PAUD, SD hingga SMP - terus melakukan upaya transformasi.
Proses transformasi itu, katanya, terjadi di semua aspek secara simultan, mulai dari peningkatan SPM Pendidikan hingga penerapan Kurikulum Merdeka
“Sejauh ini kami melakukan sosialisasi mengenai Kurikulum Merdeka dan pelatihan guru penggerak penerapan Kurikulum Merdeka. Kegiatan itu digalakkan secara terus-menerus sehingga hasilnya mulai kelihatan,” ujarnya.
Bukan hanya itu, Kadis Venan menambahkan. “Kami juga menggalakkan Program Sekolah Enuma, yaitu program kolaborasi kemitraan strategis antara Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Plan Indonesia, The Head Foundation, dan Sekolah Enuma.”
Sekolah Enuma, jelas Kadis Venan, adalah aplikasi yang berisi permainan, buku, dan video yang mendukung anak usia lima hingga delapan tahun untuk belajar bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris.
Venan mengatakan program itu memberikan kontribusi besar terhadap progres literasi dan numerasi Kabupaten Nagekeo.
Terbukti, kemampuan literasi untuk sekolah dasar di Nagekeo mencapai angka 60,88, melampaui target tahun 2023 sebesar 55,37 dan target tahun 2024 sebesar 58,00.
Sedangkan kemampuan numerasi mencapai angka 49,75 yang juga melampaui target tahun 2023 sebesar 40,24 dan target tahun 2024 ini sebesar 41,79.
Kemajuan yang disampaikan Venan memang divalidasi sendiri oleh pihak Kemendikbudristek RI ketika melakukan pemantauan bersama Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Agama (Kemenag) pada awal Februari 2023 lalu.
“Waktu itu tim Kemendikburistek mengamati pelaksanaan dan tantangan implementasi Kurikulum Merdeka, akses ke platform Merdeka Mengajar, dan penggunaan Rapor Pendidikan sebagai akuntabilitas dan perencanaan berbasis data,” kadin Venan mengisahkan.
Melalui kegiatan monev terseut, tim Kemendikburistek dan Kemenag mendapati pola pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka di sejumlah sekolah di Nagekeo, telah menekankan pada kebutuhan siswa, khususnya pada kelas rendah atau kelas satu sampai tiga.
Makanya, usai pemantuan, Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, BSKAP Kemendikbudristek, Zulfikri Anas mengakui kalau wajah proses pendidikan Nagekeo mulai bertransformasi.
“Karena sudah ada asesmen awal untuk mengetahui kebutuhan siswa, sehingga guru tahu apa yang harus dilakukan dan dikolaborasikan bersama,” ujar Zulfikri kala itu. (Silvia/map). ***
4 hari yang lalu
11 hari yang lalu