Pertanian
Minggu, 20 Oktober 2024 12:12 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MBAY (Floresku.com) – Debat perdana Pilkada Nagekeo, Sabtu (19/10) petang tentu saja menimbulkan kesan tersendiri bagi rakyat Nagekeo, baik yang menyaksikannya secara langsung di Aula Setda Kabupaten Nagekeo, maupun yang menyaksikannya secara online melalui saluran Youtube KPU Nagekeo.
Sebagai ‘pemilih rasional’, rakyat Nagekeo mendapatkan informasi yang makin jelas kira-kira mana dari keempat paslon yang paling layak memimpin Nagekeo pada lima tahun ke depan (2024-2029).
Apakah paslon yang menyebut diri Paket Idola? Atau, paslon dari Paket Yes Jilid 2? Paslon Paket Master ataukah paslon dari Paket Gerbang Emas?
Jawaban paling realistis adalah paket yang sudah bekerja sungguh-sunguh dan terbukti sudah membawa kemajuan atau perubahan. Sehingga, dengan pijakan pencapaian yang sudah ada, paslon tersebut hanya fokus untuk melanjutkan.
Nagekeo akan kehilangan momentum perubahan kalau memberi mandat kepada paslon pemimpin yang baru mencari titik pijak untuk memulai agenda perubahan.
DEBAT TERBUKA, BELUM SEMUANYA DIBUKA
Tak banyak yang menyadari bahwa ‘ritual debat terbuka’ yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat ataupun daerah’ kemarin berakar dari tradisi demokrasi Yunani kuno.
Sekitar lima abad sebelum Masehi (2500 tahun silam) orang Yunani kuno, terutama Athena kuno, berkumpul untuk memilih pemimpin di tempat ibadah yaitu di Acropolis dan Parthenon.
Kemudian, sejak 507 SM — setelah reformasi Cleisthenes mengalihkan kekuasaan politik kepada warga negara — para pemilih Athena berkumpul dalam gedung majelis untuk mendengar pembicara menyampaikan pendapat mereka sebelum memasukkan ‘surat suara’ dari batu hitam atau putih ke dalam toples besar, yang kemudian dipecahkan untuk dihitung.
Demokrasi Athena adalah bentuk demokrasi langsung, di mana warga negara yang memenuhi syarat ikut memilih pemimpin secara langsung.
Dalam banyak hal, proses berdemokrasi kita berkembang sehingga menjadi sangat berbeda dengan yang terjadi di Yunani kuno itu.
Dalam hal ‘debat’ pun berbeda. Kalau dulu, pemilih langsung membuat keputusan ‘memilih pemimpin’ setelah mendengar pendapat/gagasan yang disampaikannya sang kandidita, sekarang tidak begitu lagi.
Kini, setelah mendengar para paslon bupati-wakil bupati berbicara di acara ‘debat terbuka’, rakyat pemilih mesti menunnggu lama untuk memilih. Terhitung dari acara debat perdana ke hari pemilu, para pemilih harus menunggu lima pekan atau 33 hari.
Dalam jedah waktu yang sekian lama, banyak hal yang mereka dengar dari para paslon sudah ‘lenyap’ dari ingatan.
Apalagi, dalam acara debat, para paslon tak dapat ‘membuka’ semua data dan gagasan yang telah dipersiapkan kepada publik.
Jadi, meski namannya ‘Debat Terbuka’, para paslon memang ‘tidak bisa membuka semua’ apa yang hendak ia buka/sampaikan kepada publik. Dengan begitu, rakyat pemilih pun tak mendapatkan gagasa/informasi yang lengkap dari para paslon, sebagai kandidat pemimpinnya.
SEJUMLAH CAPAIAN YANG BELUM DIBUKA
Bertolak dari kenyataan bahwa dalam acara debat terbuka Sabtu (19/10), paslon Don-Marianus dari Paket Yes Jilid 2 belum bisa mengungkapkan semua capaian yang telah diraih selama memimpin Nagekeo periode 2018-2023, maka tim media Paket Yes Jilid 2 berkenan menyampaikannya di sini, melaui media ini.
Pada acara debat Sabtu (19/10) petang, Don-Marianus mengatakan: “Kami menempatkan periode ini (2024-2029, red) sebagai Periode Penguatan Fondasi Transformasi menuju Nagekeo sebagai “The Heart of Flores” tahun 2045. “
Don-Marianus mengatakan demikian karena sebelumnya, pada periode kepemimpinan 2018-2023, bersama seluruh stakeholders pembangunan, mereka telah menajlakan berbagai agenda perubahan sebagai prakondisi menuju penguatan fondasi transformasi dengan capaian utama sebagai berikut:
Kategori | 2018 | 2023 |
Mandiri | 0 | 1 |
Maju | 0 | 12 |
Berkembang | 37 | 67 |
Tertinggal | 54 | 17 |
Sangat Tertinggal | 6 | 0 |
Adapun pencapaian pada beberapa bidang yang menjadi Sub Tema pada Debat Terbuka Pertama ini adalah:
A.Bidang Pendidikan
B.Bidang Kesehatan
C.Bidang Kesejahteraan Sosial
D.Kebudayaan
Pada tahun 2023, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Nagekeo sebesar 61,50 point. IPLLM dalah kajian yang mengukur sejauh mana pemerintah daerah dalam membina dan mengembangkan perpustakaan sebagai wadah belajar sepanjang hayat. IPLM didapatkan dari data sekunder dan aspek masyarakat.
Unsur-unsur yang digunakan dalam menghitung IPLM adalah:
Aspek masyarakat yang digunakan dalam menghitung IPLM adalah: Jumlah penduduk, Jumlah civitas sekolah, Jumlah civitas akademika, Jumlah penduduk yang bekerja.
Skala penilaian IPLM adalah 0-100, dengan kategori: 0-29,9 = sangat rendah, 30-49,9 = rendah, 50-79,9 = sedang, 80-89,9 = tinggi, 90-100 = sangat tinggi.
E.Infrastruktur
Pengembangan ekosistem beras Mbay, kerajinan tenunan dan anyaman serta yang dikembangkan bersama mitra pembangunan.
F.Pariwisata
TRANSFORMASI NAGEKEO
Sejalan dengan Arah Pembangunan Wilayah Bali – Nusa Tenggara dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 yang telah menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai Pusat Pariwisata Bahari dan Minat Khusus Bertaraf Internasional serta Tema Debat perdana ini, Don-Marianus bertekad untuk menyiapkan Fondasi Transformasi yang kokoh pada tahun 2025-2029 demi terwujudnya Nagekeo sebagai “The Heart of Flores” yang Sejahtera, Nyaman dan Bermartabat melalui kerangka implementasi misi sebagai berikut:
MISI 1: Transformasi Sosial: Pembangunan Fondasi Transformasi Sosial melalui Pemenuhan Pelayanan Dasar Kesehatan, Pendidikan dan Perlindungan Sosial serta Pengentasan Kemiskinan dan Stunting dengan Satu Sistem Registrasi Sosial Ekonomi dan Perlindungan Sosial Adaptif Terintegrasi
MISI 2: Transformasi Ekonomi: Pembangunan Fondasi Transformasi Ekonomi melalui Pengembangan Ekosistem Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru serta Ekosistem Riset dan Inovasi daerah yang Mendukung Hilirisasi SDA dan Produktivitas Tenaga Kerja
MISI 3: Transformasi Tata Kelola: Pembangunan Fondasi Transformasi Tata Kelola Pemerintahan yang Berintegritas dan Adaptif
LANDASAN TRANSFORMASI NAGEKEO
MISI 4: Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi: Ketahanan Sosial Budaya, Ekonomi dan Ekologi sebagai Landasan dan Modal Dasar Transformasi Sosial, Transformasi Ekonomi, Transformasi Tata Kelola dan Pengembangan Wilayah.
KERANGKA IMPLEMENTASI TRANSFORMASI NAGEKEO
MISI 5: Pengembangan Wilayah dan Dukungan Sarana Prasarana: Pemenuhan Infrastruktur Dasar dan Penunjang di Ring of Kota Mbay, Ring of Ebulobo, Ring of Kotto, Ring of Lena dan Ring of Kota Djogo-Kinde sebagai Kerangka Implementasi Agenda Perubahan untuk menjadikan Nagekeo sebagai salah satu pusat pariwisata bahari dan minat khusus bertaraf internasional di pulau Flores menuju Nagekeo “The Heart of Flores” Tahun 2045.
Dari uraian di atas, tak bisa dipungkiri, Don-Marianus sudah bikin banyak perubahan. Oleh karena itu, sudah selayaknya rakyat Nagekeo memberikan kesempatan bagi keduanya untuk melanjutkan perubahan itu.
Nagekeo tidak boleh kehilangan momentum perubahan dengan memilih paslon yang berjanji akan memulai segala sesuatu baru sama sekali! (map)***
sebulan yang lalu