Gencatan Senjata Gaza Diumumkan, Warga Palestina Bersukacita

Kamis, 16 Januari 2025 07:38 WIB

Penulis:redaksi

gencatan senjata.jpeg
Warga Palestina bersukacita setelah mendengar pengumuman gencatan senjata. (vaticannews.va)

GAZA (Floresku.com) -  Perdana Menteri Qatar mengumumkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menyusul laporan sebelumnya dari Presiden terpilih AS Trump. Setelah 15 bulan perang, puluhan sandera Israel dapat kembali.

Perdana Menteri Qatar Mohammed Al Thani mengonfirmasi pembebasan 33 sandera Israel selama fase pertama gencatan senjata Gaza. 

Diculik pada 7 Oktober, mereka sekarang dapat dipersatukan kembali dengan keluarga mereka. Konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan Hamas melancarkan serangan di Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang.

Perjanjian itu merupakan langkah menuju stabilitas yang langgeng

Pengumuman kesepakatan Trump, yang mendahului pernyataan lainnya, menggambarkannya sebagai "kesepakatan epik." Ia menyatakan, "Tidak ada lagi teroris di Gaza," dan berjanji untuk memperluas Perjanjian Abraham. Pemerintahan Biden mengonfirmasi perjanjian itu, sementara perayaan meletus di seluruh Gaza.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mencatat bahwa bantuan kemanusiaan kini dapat menjangkau warga sipil Gaza. Ia mendesak kedua pihak untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian tersebut sebagai batu loncatan menuju stabilitas yang langgeng dan penyelesaian konflik secara diplomatik.

Perayaan di Gaza

Warga Palestina membunyikan klakson dan melambaikan bendera Palestina untuk menandai pengumuman gencatan senjata yang telah lama ditunggu. 

Keluarga-keluarga berbicara tentang kelaparan, pemboman, kematian, kehancuran, ketakutan, dan negosiasi yang berulang kali gagal. Sekarang, harapan terbesar mereka adalah berhenti berbicara tentang para korban setiap hari dan merasa aman.

 "Semua orang berbicara tentang pulang ke rumah, meskipun rumahnya hancur," kata banyak orang. Untuk saat ini, bantuan lebih penting daripada kekhawatiran.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, 46.600 orang telah tewas sejak 7 Oktober 2023 dalam operasi darat dan udara Israel, dengan lebih dari separuh korban yang teridentifikasi adalah wanita, anak-anak, atau orang tua. (Sandra/Sumber: Vaticannews.va). ***