Homili, Hari Raya Tubuh dan Darah Krisus, Minggu, 02 Juni 2024

Sabtu, 01 Juni 2024 12:35 WIB

Penulis:redaksi

goris.jpg
Pater Gregor Nule (Dokpri)

Oleh Pater Gregor Nule SVD

HADIAH HIDUP: INILAH TUBUHKU, INILAH DARAHKU

Kel 24:3-8; Ibr 9: 11-15; Mrk 14:12-16.22-26)

Ilustrasi.

SEBELUM meniggal dunia seorang ayah mewariskan kepada putera tunggalnya sebatang emas yang bernilai sekitar Rp 80.an juta. Anak itu sangat bersyukur atas hadiah ibunya dan ia mau jadikannya sebagai modal hidup.

Suatu hari ia ingin menginvestasi emasnya supaya bisa hasilkan lebih banyak uang. Maka ia tukarkan emas itu dengan sejumlah kuda lomba karena ia suka sekali ikuti lomba pacuan kuda.
Beberapa tahun kemudian ia mulai bosan dengan kuda dan bisnis pacuan kuda, maka ditukarnya kuda-kuda itu dengan beberapa ekor kerbau karena ia ingin membajak sawah, warisan, ayahnya.

Ia berpikir sawah itu akan menghasilkan lebih banyak padi dan uang…

Beberapa tahun kemudian ia mulai malas dan bosan bekerja di sawah maka ditukarnya kerbau itu dengan sejumlah ekor ayam jago karena ia suka sekali main judi ayam. Ia bisa dapat banyak uang tanpa mesti mengotorkan diri dengan lumpur di sawah.

Tidak lama kemudian ia bosan dengan ayam-ayam itu lalu ditukarnya dengan sebuah sampan dan alat-alat penangkap ikan karena dia mulai suka berlayar sambil memancing.dst, dst. Dan akhirnya emas warisan ayahnya hilang tanpa bekas….

Tubuh dan Darah Kristus (Sumber: www.katolikku.com)

Refleksi:

Ilustrasi di atas menampilkan tipe orang bodoh yang tidak pantas diwariskan kepadanya barang-barang berharga, karena akan disia-siakannya.

Ilustrasi ini juga mau mengajak kita untuk selalu berpikir dan menyikapi warisan iman katolik yang kita terima dari orangtua, penolong, guru agama, guru-guru di sekolah, para suster, imam dan para pendahulu rohani kita. Wasiat rohani itu perlu disyukuri, dijaga dan dikembangkan sehingga menghasilkan buah iman, harapan dan kasih di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Karena itu, kita mesti berjanji agar tidak pernah menjual dan menukarkan iman katolik dengan apa pun juga: harta dunia, pangkat, popularitas, kesenangan duniawi, cinta seorang laki-laki atau seorang perempuan , dan lain-lain….. Sebab ada orang yang mudah tinggalkan agama dan imannya oleh karena alasan-alasan tertentu.

Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus atau Corpus Christi. Dalam kitab Keluaran, umat Israel menggunakan darah lembu, hewan korban persembahan, untuk mengikat perjanjian antara Israel dengan Allah. “Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman itu”, (Kel 24:7).

Bangsa Israel berjanji mengakui Allah sebagai satu-satunya Allah mereka. Mereka mau tetap setia kepada-Nya. Dan, Allah pun akan senantiasa hadir di tengah mereka, menyertai dan menyelenggarakan hidup mereka. Maka bangsa Israel tidak boleh berpaling kepada allah lain. Sebab mereka adalah milik pusaka Allah.

Pada setiap perayaan Ekaristi, kita mengenangkan kembali perjamuan terakhir Yesus bersama para rasul-Nya. Yesus membagi-bagikan roti dan anggur kepada mereka seraya berkata, “Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku”. 

Bagi kita, Yesus membagi-bagikan dan menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa kita (Mrk 14:24).

Dalam ekaristi kita menerima Yesus sendiri, yang memberi diriNya dalam wujud Tubuh dan Darah sebagai makanan dan minuman rohani. Sebab dengan makan Tubuh Kristus dan minum Darah-Nya kita memperoleh daya hidup baru dan diselamatkan. Yesus juga meneguhkan cinta-Nya kepada kita, dan sebaliknya kita meneguhkan cinta kepada-Nya.

Sebagai balasan serta ucapan terima kasih atas pengorbanan dan pemberian Yesus yang luhur ini maka kita berjanji membarui tekad, niat dan komitmen untuk tetap setia kepada Yesus: setia berdoa, setia bertemu dengan Dia setiap saat, khususnya pada hari Minggu dalam perayaan ekaristi untuk mendengarkan Sabda dan perintah-perintahNya, serta menerima Tubuh dan Darahya sebagai makanan rohani kita.

Bukan hanya itu. Kita juga berkomitmen untuk mengusahakan perubahan dan pembaharuan dalam diri dan hidup kita, dalam masyarakat dan lingkungan di mana kita hidup dan berkarya. Kita berjanji membangun kerajaan Allah di dunia serta menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah seperti, cinta kasih, persaudaraan, damai sejahtera, kejujuran, ketulusan, solidaritas, pengorbanan dan mau berbagi dengan yang lain.

Satu hal pasti yakni bahwa kalau kita menjaga dan mencintai Yesus, Yesus pasti akan tetap menjaga dan mencintai kita. Tetapi, jika kita melupakan dan tidak memperdulikan Yesus maka kita sendirilah yang menjauhkan diri dari perlindungan dan rangkulan kasih Yesus.

Karena itu, saya ajak angkat mukamu dan pandanglah Yesus yang sedang tergantung di salib! Hati dan tangan-Nya tetap terbuka seolah mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Yesus ingin memeluk dan merangkul kita, asalkan kita senantiasa mau datang kepadaNya, kapan dan dalam situasi apa saja.

Bagi kita, Yesus membagi-bagikan dan menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa kita (Mrk 14:24).

Maka kita pun hendaknya tetap setia menjadi umat milik pusaka-Nya yang baik dan setia. Amen.
 

Kewapante, 01 Juni 2024
P. Gregorius Nule, SVD. ***