Tuhan
Sabtu, 31 Agustus 2024 16:00 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
BERBAHAGIALAH MEREKA YANG SETIA MELAKSANAKAN FIRMAN ALLAH
(Minggu XXIIB: Ul 4:1-2.6-8; Yak 1: 17-18.21b-22.27; Mark 7:1-8.14-15.21-23)
Injil hari ini menceritakan tentang kecaman Yesus terhadap orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka menilai Yesus dan murid-murid-Nya melanggar Hukum Taurat karena makan tanpa mencuci tangan sebelumnya. Sebab orang-orang Yahudi pada umumnya tidak akan makan kalau tidak membasuh tangan.
Mengapa mencuci tangan itu sangat penting bagi orang-orang Yahudi? Karena bagi mereka, makan dengan tangan tak dicuci tidak hanya berarti tidak sehat, melainkan terutama kotor, najis, dan dosa.
Tangan najis yang menyentuh makanan akan menajiskan makanan itu. Maka orang lain yang memakannya akan menjadi najis pula. Orang yang makan dengan tangan najis akan menajiskan dan menjadikan orang lain berdosa.
Yesus dituduh membiarkan murid-murid-Nya makan tanpa membasuh tangan. Artinya, Yesus melanggar hukum Taurat dan harus disingkirkan karena menjadi batu sandungan. Yesus dan murid-murid-Nya dituduh menghalangi datangnya Kerajaan Allah di atas bumi.
Tetapi, Yesus menanggapi tuduhan mereka dengan berkata bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Sebab ada tertulis: ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku sebab ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia’. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat manusia”, (Mrk 7:6-7).
Di sini,Yesus ingatkan orang Farisi dan ahli Taurat, untuk perhatikan hal yang paling utama dalam hidup beragama, yakni kemurnian hati. Sebab orang bisa saja bersih tangan, kaki. wajah, pakaian, dll, tetapi hatinya busuk, tidak bersih, najis dan berdosa.
Hati yang najis membuat orang jauh dari Allah. Dan hati yang najis atau busuk menjadi sumber sejumlah dosa pokok, seperti pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, yang menjadi bibit korupsi dan kolusi, kelicikan atau tipu daya untuk mencelakakan orang, perbuatan tak senonoh, iri hati, hujat atau fitnah, kesombongan, dan kebebalan, dan tidak mampu bedakan mana yang boleh dan mana tidak boleh, mana yang baik dan mana yang tidak baik, semuanya sama saja.
Yesus ingatkan bahwa hati bersih dan suci menjamin kesatuan dengan Allah. Sedangkan, aturan najis dan tahir, haram dan halal, bersifat lahiriah semata dan telah menjadi tembok pemisah antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi, serta menutup pintu Kerajaan Allah bagi orang-orang bukan Yahudi.
Yesus juga mengecam cara pandang mereka yang salah tentang jalan kepada keselamatan. Bukan kebersihan badan atau pakaian, melainkan tindakan mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah yang menjamin keselamatan.
Karena itu, hari ini Yesus mau menunjukkan kepada kita nilai mendengarkan Sabda Allah dan melaksanakannya lewat perbuatan-perbuatan. Hal yang sama diungkapkan oleh Rasul Yakobus, bahwa seorang murid Kristus hendaknya menjadi pelaku Firman, bukan hanya pendengar saja! Sebab jika orang hanya mendengarkan Firman dan tidak melakukannya ia menipu diri sendiri, (bdk. Yak, 1:22).
Ini berarti, seorang murid Kristus dapat mewujudkan imannya dalam cinta tulus ikhlas, yang secara nyata terungkap lewat tindakan melayani orang-orang kecil, miskin dan menderita, mengunjungi yatim-piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, serta menjaga diri dan hati di tengah dunia yang sarat dengan kekerasan, penindasan, dan penyelewengan-penyelewengan moral, (bdk Yak 4:27).
Bagi kita, Firman Allah adalah pedoman hidup sejati. Maka Sto. Yakobus mengajak kita untuk menjadi pelaku Firman Allah, sebagai jalan tepat yang menghantar kepada kebahagiaan sejati.
Tetapi, menyaksikan kenyataan hidup sehari-hari, muncul hal-hal yang tidak masuk akal, aneh tapi nyata, antara lain:
Aneh, bagaimana kita sering lebih percaya pada berita surat khabar, youtube, TikTok dan internet… tetapi ragu-ragu terhadap kebenaeran Kitab Suci. Maka ada yang tidak suka baca Kitab Suci.
Aneh, bagaimana setiap orang rindu masuk surga, tetapi banyak sekali yang tidak beriman, tidak berdoa, tidak ikut misa dan hidup sesuka hati. Mereka tidak melakukan apa yang Kitab Suci katakan……
Aneh, bagaimana orang katakan, “Aku percaya kepada Tuhan”. Tetapi dalam hidup sehari-hari ia cenderung ikuti petunjuk setan. Ketika menghadapi masalah, ia lebih percaya kepada dukun dan tukang ramal, padahal orang-orang itu juga sering percaya kepada Tuhan dan berdoa untuk minta petunjuk-Nya.
Aneh, bagaimana kita dapat mengirimkan 1000 lelucon melalui Fb, WA, twitter dan dengan segera tersebar ke mana-mana, tetapi bila kita ingin mengirimkan berita tentang Tuhan dan ajaran iman, sering kita segan, bahkan malu dan berpikir berkali-kali sebelum melakukannya.
Aneh, bagaimana hal-hal cabul, kotor, kasar dan jorok tersebar luas melalui internet, tetapi pembicaraan tentang Tuhan dan ajaran-Nya dibatasi hanya di gereja atau rumah ibadat dan saat-saat berdoa bersama.
Aneh, bahwa sering kita rindu dan berjuang membangun persaudaraan dan kekeluargaan di antara kita, tetapi tanpa sadar kita menyebarkan gosip dan fitnah yang merusakkan persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan.
Aneh, bahwa sering kita lebih prihatin dan peduli akan pandangan dan penilaian orang tentang diri dan perbuatan kita, ketimbang apa pandangan dan penilaian Tuhan tentang kita. Kita malu jika tidak hadiri acara keluarga. Tetapi kita tidak malu kalau tidak ikut kegiatan katekese, doa dan ibadah di KBG dan Lingkungan dan misa hari Minggu. Atau, tidak malu lakukan kejahatan.
Semoga Allah melindungi kita terhadap semua hal aneh di atas sehingga hidup kita berkenan di hati Allah dan sesama. Mari kita berjuang menjadi pelaku Firmah Allah. Amen.
Kewapante, 01 September 2024. ***