Murenbang
Sabtu, 23 November 2024 16:59 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule SVD
(HR. Kristus Raja Semesta Alam: Dan, 7:13-14; Why 1:5-8; Yoh 18:33-37)
Dalam hidup sehari-hari umumnya kita selalu membayangkan seorang raja yang bertakhta di singgasana, mengenakan pakaian kebesaran yang mewah dan ketika berbicara suaranya penuh wibawa.
Dan, kita mengerti raja sebagai pemimpin, penguasa, atau orang yang punya mandat untuk memerintah rakyatnya.
Dan, akhir-akhir ini orang berjuang dan bahkan berambisi untuk mendapatkan jabatan atau kedudukan sebagai raja, pemimpin, presiden, Gubernur, Bupati atau Kepala Desa, dan lain-lain. Mereka mau jadi orang nomor satu, penguasa dan pejabat.
Alasan untuk mendapatkan jabatan itu beraneka ragam. Ada yang bercita-cita mendapatkan kesempatan lebih terbuka untuk menjadi abdi dan pelayan masyarakat, khususnya orang-orang kecil, sederhana dan miskin. Ada juga yang ingin memperjuangkan kebaikan dan kepentingan umum. Mereka bercita-cita ada dan mau bekerja untuk orang lain.
Tetapi, tidak jarang jabatan atau kedudukan selalu berhubungan dengan kuasa dan bisa juga uang. Itulah sebabnya, banyak penguasa dan pemimpin tidak mau menjadi orang kecil, apalagi hamba atau pelayan.
Bacaan-bacaan hari ini menampilkan sosok raja yang sungguh khas. Nabi Daniel menampilkan Raja sebagai Putera Manusia yang menerima dari Bapa-Nya kuasa dan kedaulatan atas semua manusia, bangsa dan bahasa. Ia memerintah segala raja yang berlangsung tanpa akhir, (Dan, 7:14).
Injil menmpilkan kesaksian Yesus tentang Diri-Nya ketika menjawab pertanyaan Pilatus, “Jadi Engkau adalah Raja?”. Jawab Yesus, “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja! Untuk itulah Aku lahir! Dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini…”, (Yoh 18: 37).
Tetapi, sosok raja macam apakah yang ditampilkan Yesus? Ia adalah sosok raja yang memerintah dengan cinta dan belaskasihan, dan bukan dengan tangan besi dan kekerasan.
Ia datang untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran sehingga setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Nya, (bdk Yoh 18:37 dan Why 1:6).
Ia menjadi hakim yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada-Nya.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Kitab Suci secara terus terang mewartakan identitas Yesus sebagai Raja, di mana Kuasa dan kedaulatan-Nya berasal dari Bapa di surga.
Selain itu, Yesus sendiri memperkenalkan Diri sebagai Raja. Meski demikian, identitas-Nya sebagai raja tidak diakui oleh orang-orang Yahudi dan para pemimpinnya.
Yesus adalah raja yang disalibkan untuk menyelamatkan semua yang percaya kepada-Nya. Yesus juga adalah raja pengampunan dosa. Dia adalah raja semua orang yang mau bertobat dan mendapatkan keselamatan.
Kita mengakui Yesus sebagai Juruselamat dan raja kita apabila kita mau memohon ampun kepada-Nya serta bertobat dari dosa dan salah kita
Yesus adalah raja yang rela berkorban dan menderita karena Dia tidak pernah memperhatikan kepentingan dan kebaikan diri sendiri.
Dia rela mati di salib. Dia tidak berusaha menyelamatkan diri sendiri, melainkan hanya mencari kebaikan dan keselamatan yang lain. Seluruh hidupNya dibaktikan untuk dunia dan umat manusia. Itulah raja dan pemimpin yang sejati.
Yesus adalah raja yang bersaksi tentang kebaikan dan kebenaran. Kita dipanggil untuk mengikuti dan mengabdi kepada-Nya. Kita mesti menjadi saksi kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Kita hendaknya menolak segala bentuk kepalsuan, kebohongan dan penipuan kalau kita benar-benar mau jadi saksi Kristus di dunia.
Mari kita belajar mengabdi dan melayani dengan cinta, serta mengampuni dengan tulus, dan menjadi saksi kebenaran yang tidak mudah disuap atau ditutup mulut dengan janji apa pun.
Semoga Tuhan Yesus, Raja Tersalib, memberkati kita selalu. Amen.
Kewapante, Minggu, 24 November 2024. ***