HOMILI Pater Gregor Nule SVD, Minggu, 02 Juli 2023

Sabtu, 01 Juli 2023 20:27 WIB

Penulis:redaksi

gorisn.jpg
Pater Gregorius Nule, SVD, Pastor Paroki Ratu Rosari Kewapante, Keuskupan Maumere, (Dokpri)
PAHALA YANG DITERIMA SEORANG ABDI ALLAH 

(Minggu Biasa XIIIA: 2Raj 4:8-11.14-16a; Rm 6:3-4.8-11; Mat 10:37-42)

Bacaan-bacaan hari ini menyadarkan kita akan cinta dan kebaikan Allah. Allah selalu menjamin kebahagiaan dan keselamatan kita. 

Bacaan pertama melukiskan tentang seorang wanita yang baik hati, tetapi mandul dan dianggap sebagai wanita terkutuk. Ketika nabi Elisa mengunjungi keluarganya, wanita kaya tu melayaninya dengan sangat baik. Mereka memberi makan dan minum, serta tumpangan. 

Mereka menyiapkan sebuah kamar yang nyaman untuk Elisa setiap kali ia mengunjungi keluarga itu. Di tempat itulah Elisa dapat makan, minum dan  berisrahat.

Nabi Elisa membalas kebaikan hati wanita kaya  dengan menjanjikan khabar sukacita tentang kelahiran seorang anak laki-laki, meskipun ia sudah lanjut usia itu. Inilah sungguh suatu khbar gembira. 

Kelahiran seorang anak pasti menggembirakan dan memulihkan nama baik  wanita kaya itu. Ia bukan lagi menjadi wanita terkutuk karena kandungannya tertutup, melainkan wanita terberkati. 

Sebuah kebaikan yang terpancar dari hati yang tulus dibalas dengan kebaikan yang tak terukur nilainya. Inilah balasan dari Allah karena keluarga wanita kaya itu menerima dan melayani Elisa dalam rumahnya lantaran ia tahu bahwa Elisa adalah abdi Allah yang kudus. 

Yesus dalam Injil hari ini meminta kita untuk menentukan pilihan dan prioritas yang tepat dalam hidup dan karya kita. Ada macam-macam tawaran dan pilihan. 

Tuntutan Yesus tidak gampang dan bahkan butuh pengorbanan.

Yesus mengingatkan kita bahwa barang siapa lebih memilih keluarganya: ayah, ibu dan saudara-saudarinya, ia tidak layak bagi Yesus. 

Atau,barang siapa yang tidak memikul salibnya sehari-sehari dan mengikuti Yesus, ia pun tidak layak bagi Yesus. 

Dan barang siapa yang mau hidup enak untuk diri sendiri dan berusaha mengamankan diri sendiri, ia akan kehilangan dirinya. Tetapi, jika ia kehilangan diri demi Yesus dan kehendak Allah maka ia akan mendapatkannya kembali. 

Mengapa Yesus menuntut penyangkalan diri dan pengorbanan yang besar sebagai pengikut Yesus? Alasan yang paling utama terkandung dalam sabda Yesus sendiri. Yesus bersabda, “Siapa saja yang menyambut seorang nabi sebagai ia akan menerima upah nabi, dan siapa saja yang menerima orang benar sebagai orang benar ia akan menerima upah orang benar, (Mat,  10: 37-42). 

Sedangkan santu Paulus dalam bacaan kedua memberikan alasannya, yaitu bahwa karena Yesus Kristus telah diutus Bapa ke dunia dengan satu tujuan untuk  menyelamatkan kita, maka kita harus benar-benar setia kepada-Nya. 

Penebusan ini adalah penebusan abadi yang tak bisa diganti dan dibayar dengan apapun, kecuali dengan darah Yesus sendiri ketika Ia rela mati di salib demi keselamatan seluruh umat manusia,

Kita dapat mengambil bahagian dalam karya keselamatan Kristus apabila kita setia menjadi murid Kristus dan setia pula menghayati kehendak Allah di dalam hidup kita sehari-hari. 

Kesetiaan Kristus kepada kehendak Bapa menuntutNya untuk berpasrah memanggul salib dan mati di salib demi keselamatan dan kebahagiaan seluruh umat manusia. 

Hidup dan keselamatan kita menjadi tujuan dari hidup dan karya Yesus di atas bumi. Dengan demikian sebagai orang beriman prioritas utama kita adalah mencari Kristus dan mengikutiNya serta menjalankan kehendakNya. Inilah satu-satunya tujuan kehadiran Yesus di atas bumi. Dan, tidak ada yang lain.

Dalam hidup sehari-hari sering kita hanya datang kepada Tuhan ketika kita sedang susah, berada dalam situasi terjepit, sakit atau bermasalah. Dan dalam situasi itu, sering pula kita paksa Tuhan untuk dengarkan keluh kesah kita dan membantu kita. 

Terkadang kita juga perlakukan Tuhan seperti penjual ikan atau pemilik toko makanan. Kita datang dan berkontak dengan mereka saat kehabisan lauk atau minyak goreng. Allah menjadi pemenuh kebutuhan dan kekurangan-kekurangan kita.

 Allah yang kita imani adalah segala-galanya dalam  lika-liku dan aneka pengalaman hidup kita. Allah senantiasa menyertai kita pada setiap langkah hidup asalkan kita membiarkan pintu hati terbuka bagiNya dan membiarkan Allah berkarya dan menyelenggarakan hidup kita. 

Kita boleh datang kepadaNYa saat sakit dan sehat, saat segalanya di dalam   hidup berjalan lancar dan beres, atau ketika hidup kita diliputi kesulitan dan duka lara. Dialah Allah pemerhati dan penyelenggara hidup kita.

Oleh karena itu, kita diajak untuk menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita. kristus bukan menjadi tempat pelarian atau mencari keuntungan pribadi semata. 

Tuhan hadir dalam setiap peristiwa hidup, dalam sesama dan lingkungan hidup kita. Maka dengan menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup dan pencarian kita, kita pun akan memprioritaskan hidup saudara-saudari kita dan alam lingkungan kita dalam rencana dan karya kta. 

Dengan demikian hidup kita tidak menjadi sia-sia karena Tuhan ada dan berkarya melalui kita, dan kita menjadi tanda kehadiran Allah yang menyelamatkan di tengah dunia ini. Kita hidup untuk Tuhan dan untuk sesama kita.

Marilah kita bersatu dengan  Yesus Kristus, Tuhan kita dan di antara kita satu sama lain, saling mendukung dan meneguhkan sebagai saudara. Amen.

P. Gregorius Nule, SVD

Kewapante, Minggu, 02 Julio 2023.3