HOMILI Pater Gregor Nule, SVD, Minggu 12 Mei 2024

Sabtu, 11 Mei 2024 18:59 WIB

Penulis:redaksi

goris nule.jpg
Pater Gregor Nule SVD (Dokpri)

YESUS BERDOA BAGI PARA MURIDNYA
(Minggu Paskah VII:  Kis 1:15-17.20a.20c-26; 1Yoh 4:11-16; Yoh 17:11-18)

Yesus tahu bahwa hidup dan karya-Nya di atas bumi akan segera berakhir. Ia tinggalkan para murid dan kembali kepada Bapa di surga. Maka Yesus memberikan sejumlah pesan dan ajaran yang bisa menjadi pegangan dan pedoman hidup.

Yesus berbicara tentang peranan seorang pemimpin, yakni sebagai pelayan. Seorang pemimpin itu bukan dia yang berkuasa dan minta dilayani. 

Yesus mengajar dengan perbuatan nyata, yakni membasuh kaki para murid. Inilah  pekerjaan seorang pelayan atau hamba. 

Dengan membasuh kaki para murid, Yesus minta supaya mereka meneladani-Nya dan saling membasuh kaki. 

Yesus juga mengarahkan pikiran dan hati para murid kepada Bapa di surga. Dia bicara tentang Rumah Bapa, yang punya banyak tempat tinggal dan siap untuk menampung siapa saja, (bdk Yoh 14:1-6). 

Dia juga menjanjikan Roh Kudus, sebagai roh penghibur dan kebenaran, yang mendampingi para murid dalam melanjutkan tugas perutusan Yesus di dunia.

Akhirnya,  Yesus menutup semua amanat perpisahan dengan doa. Yesus berdoa bagi para murid-Nya supaya mereka tetap bersatu. Dan, model persatuan di antara para murid adalah persatuan Tritunggal maha kudus.

Sambil menengadah ke langit Yesus berkata, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama yang telah Engkau berikan kepada-Ku supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”, (Yoh 17:11b).  

Inilah doa Yesus bagi para murid yang akan segera Ia tinggalkan. Inilah juga doa Yesus untuk umat-Nya sepanjang sejarah. 

Doa ini sungguh luar biasa, karena Yesus berdoa untuk kita. Yesus perduli terhadap nasib para murid dan semua umat beriman.

Mengapa Yesus berdoa bagi para murid-Nya? 

Alasannya adalah karena Yesus akan segera meninggalkan para murid di bumi dan kembali ke Rumah Bapa. Yesus juga menyadari bahwa para murid-Nya akan mengalami banyak tantangan dan kesulitan.

Maka Yesus menyerahkan mereka kepada pemeliharaan Allah Bapa. Yesus minta supaya Bapa memelihara mereka dalam nama-Nya sendiri.  Memelihara para murid dalam nama Bapa, artinya memelihara mereka dalam lingkaran kasih.

 Sebab Allah adalah kasih. Dan, semua orang yang hidup dalam pemeliharaan Allah hendaknya saling mengasihi seorang kepada yang lain.

Santo Yohanes berkata, “Allah adalah kasih, dan siapa saja yang tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”, (1Yoh 4:16).

Yesus juga meminta Bapa agar melindungi para murid dari kuasa dunia, yaitu dari segala yang jahat dan musuh-musuh. 

Ketika para murid menerima Firman Allah dan percaya kepada-Nya, kendatipun mereka masih tinggal di dunia, mereka terpisah dari dunia. Sebab Firman yang telah mereka terima mengubah hati, hidup, sikap, serta cara pikir dan perilaku mereka. Dan, mereka juga telah dikuduskan dalam kebenaran. 

Karena itu, dunia membenci dan memusuhi mereka.

Yesus juga mengingatkan mereka tentang risiko menjadi seorang prngikut-Nya. Para murid pasti akan mengalami penolakan, penderitaan dan penganiayaan, sebagaimana Yesus sendiri telah mengalami semuanya. 

Yesus berkata, “Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu. Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu”.
Yesus telah mengalami penolakan, menanggung banyak penderitaan dan penganiayaan. Tetapi semua itu tidak membinasakan Yesus. Yesus mengatasi semuanya dan tampil sebagai pemenang. Dia menang atas dosa dan maut.

Dengan kata lain, penderitaan dan kematian justeru menghantar Yesus kepada kemuliaan. 
Karena itu, setiap orang yang setia kepada Kristus dan tabah menanggung segala penderitaan demi Krisus dan Kerajaan Allah akan memasuki kemuliaan bersama Yesus, Tuhan.   

Yesus mendoakan kita semua sebab Yesus sungguh mencintai kita. Yesus juga minta supaya kita saling mendoakan sebagai wujud cinta di antara kita. Tanda bahwa kita saling mencintai yakni bahwa kita perduli terhadap orang lain dan berdoa untuk kebaikan, kebahagiaan dan keselamatannya. Kita saling mendoakan.

Yesus juga menghendaki persatuan di antara kita menurut model kesatuan komunitas Tritunggal Mahakudus. Dalam kesatuan yang erat kita dapat bertahan dan mampu menghadapi aneka tantangan, berapa pun beratnya.   

Dalam kesatuan yang erat kita juga berkomitmen untuk melanjutkan tugas perutusan Yesus di dunia. Kita mampu mempromosikan nilai-nilai Kerajaan Allah seperti, keadilan, kebenaran, solidaritas, kekeluargaan dan persaudaraan di tengah dunia, yang digegoroti oleh perpecahan, permusuhan, kebohongan, penipuan, pemalsuan, dan macam-macam kebobrokan lainnya.

Kita mampu tampil sebagai saksi Kristus di tengah dunia dan lingkungan hidup kita melalui sikap, kata dan perbuatan-perbuatan nyata.
Semoga Tuhan Yesus tetap mendokan kita selalu.
Kewapante, 12 Mei 2024. ***