Mencintai
Sabtu, 29 April 2023 15:17 WIB
Penulis:redaksi
YESUS KRISTUS, PINTU MASUK HIDUP YANG MELIMPAH
(Minggu IVA: Pinggu Panggilam ke-60: Kis 2:14.36-41;1Petr 2:20-25; Yoh 10:1-10)
Kisah para Rasul melukiskan tentang buah dari iman akan Yesus yang bangkit, yang dialami para rasul setelah peristiwa Pentakosta. Iman membuat mereka hidup dengan hati, semangat dan komitmen baru. Mereka juga mengalami keindahan dan kenyamanan hidup bersama di antara mereka.
Karena itu, Petrus dan rasul-rasul lain mengajak orang-orang Yahudi kala itu untuk boleh memiliki pengalaman yang sama dengan mengimani dan mengikuti jalan hidup yang telah ditunjukkan Yesus Kristus. Syaratnya adalah.bertobat. Petrus berkata, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu maka kamu akan menerima karunia Rohkudus”, (Kis 2: 38).
Menurut Petrus bertobat tidak hanya berarti mengubah hidup karena merasa tertarik dan tergugah dengan ajaran Tuhan. Tetapi, pertobatan yang benar menuntut perubahan pikiran dan perbuatan. Artinya kita mesti sungguh-sungguh berubah menjadi manusia baru yang memiliki pikiran, hati dan tingkah laku yang baik dan benar, yang sungguh berkenan di mata Allah dan manusia.
Sedangkan dalam Injil hari ini Yesus menyatakan Diri sebagai Pintu bagi domba-domba. Yesus berkata, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan. Ia akan masuk dan ke luar, serta akan menemukan padang rumput”, (Yoh 10:9).
Warta Yesus ini menjadi undangan bagi setiap orang yang mau mendengar Sabda-Nya agar datang kepada-Nya untuk ikut menikmati rahmat keselamatan yang ditawarkanNya.
Bagi orang beriman, Yesus bukan hanya seorang gembala yang menjaga, mengawal, mengasuh, membimbing dan melindungi, tetapi terutama sebagai Tuhan dan Juru Selamat.. Karena itu, bersatu dan bersama dengan Yesus kita akan mengalami ketenangan, kedamaian dan keselamatan.
Apa pesan bacaan suci hari Minggu ini untuk kita saat ini.
Pertama, warta Petrus tentang pertobatan hendaknya membuka mata dan pikiran kita untuk melihat peristiwa-peristiwa penting dalam hidup sehari-hari sebagai jalan benar guna menjernihkan dan memurnikan hati, pikiran dan diri kita.
Jika selama ini ada sesuatu yang tidak beres di antara kita, dalam keluarga, komunitas biara, paroki, tempat kerja dan masyarakat maka kita perlu bertobat untuk menjernihkan dan memurnikan hidup pribadi, hidup bersama dan keluarga kita.
Sangat penting kita ikuti ajakan Santo Petrus untuk kembali kepada Kristus yang adalah Pintu Utama hidup kita dan Pemelihara Jiwa kita.
Kata Petrus,“Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu”, (1Pet 2:25). Kita perlu melihat diri kita saat ini sebagai domba yang rapuh, lemah, suka kepala batu, main hakim sendiri dan nakal.
Kita butuhkan rahmat pertobatan dan pembaharuan dari Yesus Kristus, sang Gembala Agung.
Kedua, Yesus disebut gembala yang baik karena Ia bersedia dan telah berjuang mati-matian mengorbankan segala-galanya untuk kepentingan dombaNya.
Ia juga berusaha menyelamatkan dan menghidupi domba-domba-Nya sehingga mereka tidak menderita dan hidup berkekekurangan. Hanya bersatu dan bersama Yesus kita hidup dalam kelimpahan.
Ketiga, Allah menghendaki kita agar melanjutkan karya kegembalaan Yesus dalam hidup sehari-hari di keluarga, komunitas biara, kantor, sekolah, masyarakat dan dalam paroki.
Ada dua tawaran, entah mau menjadi gembala yang baik, atau menjadi pencuri dan perampok.
Jika kita memilih menjadi gembala dan pemimpin yang baik, maka kita mesti hidup baik dan benar bagi orang-orang yang dipercayakan kepada kita.
Kita mengajar dengan kata-kata, sikap dan perbuatan nyata. Atau, mengajar dengan teladan hidup. Kita ikuti nasehat santo Petrus: tidak berbuat dosa, tidak menipu, tidak mencaci-maki, tidak kasar dan tidak mengancam atau mengutuk orang lain.
Atau sebaliknya, kita mau menjadi tipe gembala dan pemimpin yang hidup seperti pencuri dan perampok. Seorang pencuri dan perampok hanya bekerja untuk kepentingan dan kebaikan sendiri.
Ia mencuri, merampok, merusak, membunuh dan membinasakan. Ia bisa buat apa saja, asalkan keinginannya tercapai. Kata-katanya bisa saja manis, tetapi sikap dan perbuatannya sangat jahat dan memuakkan.
Ia mencuri barang milik orang lain. Membinasakan hidup orang lain. Ia menipu, membalas dendam, mencaci maki dan mengancam kalau mengalami hambatan, tantangan dan kesulitan dalam mengusahakan rencana dan keinginannya. Ia menggunakan cara-cara yang tidak jujur dan tidak wajar untuk mencapai tujuannya.
Sebagai pengikut Kristus sejati, kita hendaknya mengikuti Yesus Kristus, sang Gembala utama. Artinya, kita mau hidup seperti Dia dan bersedia diubah olehNya.
Kita berusaha menjadi gembala dan pemimpin yang baik bagi orang lain di sekitar kita. Kita pasrahkan diri dan hidup demi kepentingan dan kebaikan sesama, tanpa syarat dan menuntut balasan apa pun.
Semoga Yesus, sang Gembala yang baik dan Tuhan, menuntun, melindungi dan memberkati kita dalam hidup kita sehari-hari. Amen.
P. Gregorius Nule, SVD, Kewapante, Minggu, 30 April 2023. ***