Tuhan
Sabtu, 21 Oktober 2023 07:57 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
HANYA TUHANLAH YANG DAPAT DIANDALKAN DALAM SEGALA HAL
(Minggu Biasa 29A:Yes 45:1.4-6; 1Tes 1:1 -5b; Mt 22:15-21)
NABI Yesaya melukiskan tentang pengalaman bangsa Israel yang merasa ditinggalkan oleh Allah, terutama ketika mereka dikalahkan oleh musuh dan diasingkan ke Babilonia. Mereka menggerutu dan mempertanyakan kesetiaan Allah.
Namun perlu diingat bahwa pengasingan dari tanah terjanji merupakan akibat dari perbuatan jahat dan ketidaksetiaan mereka sendiri.
Meski demikian Allah tetap setia pada janji keselamatan bagi umatNya. Allah tetap perduli terhadap pemulihan nasib dan hidup umatNYa.
Maka Allah menjadikan Koresh, raja Persia, orang asing itu, sebagai alat dan perpanjangan tanganNya untuk membawa pulang mereka ke tanah terjanji.
Inilah khabar gembira bagi bangsa Israel dan juga bagi kita, karena entah disadari atau tidak, Tuhan tidak pernah melupakan kita. Ia tetap mendampingi dan melindungi kita dalam setiap perisitiwa hidup.
Injil melukiskan tentang Yesus yang menghadapi pelbagai tantangan dan cobaan dari pihak orang-orang Farisi, ahli Taurat, tua-tua Israel dan kelompok lainnya.
Pertanyaan salah seorang murid orang Farisi kepada Yesus tentang apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar, merupakan sebuah jebakan.
Orang-orang Israel tahu bahwa sebagai bangsa terjajah, mereka punya kewajiban membayar upeti atau pajak kepada kaisar atau penjajah. Tetapi orang Israel sebetulnya menolak membayar pajak kepada kaisar yang kafir.
Karena tindakan membayar pajak berarti mengakui kekuasaan orang asing dan kafir atas mereka. Bangsa Israel hanya mengakui Allah, satu-satunya penguasa hidup mereka. Maka membayar pajak kepada kaisar berarti menghojat Allah dan mengkhianati bangsanya sendiri.
Tetapi, Yesus pun tidak bisa secara terus terang dan lantang melarang orang membayar pajak kepada kaisar. Mungkin Ia bisa dituduh sebagai pemberontak. Dan masalah yang akan dihadapiNya pasti menjadi lebih rumit dan kompleks.
Karena itu, Yesus memberikan jawaban yang sangat bijaksana yakni, “Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”, (Mt 22:21).
Di sini, Yesus mau mengingatkan para pendengarnya agar sadar akan kewajiban dan tanggungjawabnya baik sebagai warga negara maupun sebagai umat Allah. Yesus juga mau menunjukkan sikap yang benar kepada masing-masing pihak menurut kuasa dan wewenangnya.
Setiap orang dituntut menjadi warga negara yang bertanggungjawab dengan mentaati aturan, UU dan hukum yang berlaku, dan sekaligus umat Allah yang baik dan taat untuk menyembah Allah dan berbakti kepadaNya.
Sebagai pengikut Yesus, ajaran ini menyadarkan kita akan dua status atau identitas kita, yakni sebagai warga masyarakat dan negara, dan sekaligus umat Allah. Kita punya tanggungjawab ganda, baik kepada negara dan bangsa maupun kepada Allah. Dan kita diharapkan supaya menjadi sungguh-sungguh umat Allah dan sungguh-sungguh warga negara atau masyarakat.
Maka tidak dibenarkan jika kita mengutamakan salah satu lalu mengabaikan atau menganaktirikan yang lain. Mungkin sering kita lebih mengutamakan hak kaiser dan urusan dunia, lalu kita abaikan dan tidak memperhatikan Tuhan dan urusan agama.
Atau, sebaliknya, kita lebih utamakan urusan Allah, agama dan biara, lalu melupakan tanggung jawab kita terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai warga negara Indonesia kita mesti mentaati UU yang sah. Kita diharapkan untuk melibatkan diri dalam rencana dan usaha-usaha untuk memajukan bangsa dan negara, serta mengusahakan kebaikan dan kepentingan bersama, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghormati hak milik dan hak hidup orang lain, mentaati aturan umum, tertib lalulintas, tertib membayar pajak, dll.
Sebagai umat Allah, kita menjadi warga kerajaan Allah dengan tugas dan kewajiban kepada Allah. Kita wajib melaksanakan kehendak Allah dan mentaati perintah-perintah-Nya dalam hidup sehari-hari. Kewajiban kepada Allah mesti kita tunjukkan lewat kebaktian, ibadah, pujian dan syukur kepada Allah serta pelayanan kasih kepada sesama atau orang lain.
Itulah sebabnya rasul Paulus mengajak kita untuk saling mendoakan satu sama lain, agar kita pun selalu mengingat Tuhan yang meneguhkan kita semua. Waktu untuk berdoa adalah salah satu hal yang wajib kita berikan kepada Tuhan. Berdoa dan berbakti kepada Allah merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai umat Allah.
Orang-orang Yahudi sadar dan merasa bertanggungjawab terhadap Kenisah dan mereka bersedia membayar pajak dan iuran wajib. Maka sebagai anggota Gereja kita punya kewajiban dan tanggungjawab terhadap kehidupan dan pelayanan pastoral Gereja. Kita mesti terlibat aktif dalam membangun Gereja.
Sebab Gereja membutuhkan dukungan dari seluruh umatnya. Gereja membutuhkan anda dan saya. Gereja membutuhkan kita.
Dan, ketika kita tampil sebagai warga masyarakat dan warga Gereja yang baik, saat itulah kita sungguh-sungguh menjadi garam dan terang dunia.
Semoga Tuhan Yesus memberkati hidup dan karya kita baik sebagai hamba dan pelayan Tuhan, maupun sebagai abdi negara yang sejati. Amen.
Kewapante, Minggu, 22 Oktober 2023
P. Gregorius Nule, SVD.