Indonesia
Selasa, 20 Juni 2023 11:55 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh P. Dr. Markus Solo Kewuta, SVD*
MENARIK mengikuti pertandingan sepak bola, Senin (19/6) malam, antara Indonesia sebagai champion sepak bola Sea Games 2023 melawan penyandang gelar juara dunia Argentina.
Syukur Argentina tidak mengikutsertakan stars kelas raja seperti Lionel Mesi, Angel di Maria, Paolo Dybala, Lautaro Martinez. Kalau mereka juga hadir dan ikut bermain, tentu suasana semakin ramai, dan mungkin skor akhir juga bisa lebih dari 2-0. Bisa juga terbalik. Karena bola itu bundar. Tapi probabilitas bertambahnya skor nampak lebih tinggi.
Ngomong-ngomong , penampilan Indonesia tadi malam hemat saya lumayan baik, sekalipun 95 menit lamanya mereka lebih banyak bertahan.
Jumlah regu Garuda terobos masuk ruang keseblasan Tango termasuk jarang. Masuk ruang pinalti rata-rata hanya karena tendangan korner atau lemparan jauh ke dalam.
Saya tersenyum-senyum melihat handuk yang gantung di pinggir lapangan. Ternyata itu bukan hanya untuk melap keringat. Itu alat bantu sangat penting untuk regu Gardua. Buat lap bola supaya lemparan jauh ke arah gawang lawan.
Sayapun dapat kesan, bahwa lemparan itu jadi satu ritus penting sekali untuk team Garuda. Sudah sering nonton bola. Tapi yang begini, baru saya lihat di regu merah putih.
Salah sih tidak. Tapi rasa agak lucu karena lemparan jauh ke dalam seperti sudah menjadi sebuah ritual yang diharapkan bisa membawa goal.
Kali pertama bikin Argentina sungguh kaget karena tidak disangka-sangka sejauh itu. Pemain belakang Indonesia berkulit putih dan tinggi itu sundul dengan posisi membelakangi keeper ke arah gawang dan untung ditolak keluar oleh Martinez.
Argentina merasa terancam dengan lemparan jauh itu. Lemparan berikutnya mereka lebih waspada. Pasti juga jadi bahan cerita mereka.
Sebenarnya juga penampilan Argentina malam ini tidak sangat optimal. Banyak tendangan pendek di antara mereka melulu. Ketika kehilangan bola dan direbut oleh pemain Garuda, pasti Argentina rebut kembali pakai faul ringan. Banyak salah over ke teman.
Serangan ke gawang Garuda juga jarang. Tidak ada penyerang yang dianggap berbahaya. Alvarenz yang dijagokan mengambil peran Mesi, nampak biasa-biasa saja.
Mereka hanya unggul cepat dan umumnya sukses dalam serangan dua lawan satu. Mereka umumnya gampang merebut bola kembali.
Ya.. Umumnya pertandingan malam ini lumayan baik. Tidak sangat menegangkan. Jauh beda dari pertandingan final Nations League tadi malam antara Spanyol dan Kroasia.
Menariknya, dalam pertandingan Argentina melawan Indonesia tadi, saya tidak melihat pemain yang protes-protes, entah ke wasit atau ke lawan.
Saya jadi berpikir: entah wasit orang Malaysia itu benar semuanya? Atau karena masing-masing tidak tahu mau gunakan bahasa apa untuk protes? Atau karena respek satu sama lain sangat-sangat tinggi?
Kalau semua pemain di dunia ini begitu sopan santun dan ramah seperti kedua klub malam ini, pasti wasit-wasit bisa tidur pulas setelah setiap pertandingan. Dia tidak perlu takut ancaman, dan kalau ke airport hendak kembali, tidak dihadang oleh pendukung-pendukung ultra yang sampai lempar-lempar benda tajam dan malah mengancam nyawa, dan sebagainya ?
By The Way, titip pertanyaan. Itu pemain-pemain tipe Bule dan orang asing lainnya di regu Garuda itu tidak pernah saya lihat waktu main di Sea Games 2023 kemarin, terutama di final ketika lawan Thailand. Apakah mereka ini orang baru? Apakah mereka barusan dinaturalisasi? Atau mereka lahir di Indonesia? Bandingkan dengan pemain-pemain kita asli orang Indonesia, mereka itu tinggi banget? Sulit tahu nama-nama mereka kalau seragam mereka gundul. Hanya ada nomor. Entah apa alasannya. Padahal Argentina lengkap dengan nomor dan nama masing-masing.
Salam kulit bundar 0-2. Hanya 0-2. Ada yang lebih buruk dari ini. Kita bisa hidup dengan skor kecil ini. Yang penting bisa main lawan Argentina di kandang sendiri, walaupun untuk itu caranya tidak mudah. Argentina butuh prestasi khusus. Indonesia punya! Karena juara Sea Games 2023 kemarin.
Setelah pertandingan malam ini,pandangan Argentina tentang dunia persepakbolaan Indonesia pasti berubah. Ke arah positip. Tidak banyak, tetapi pasti ada. Salam Kulit Bundar ! **
*) Penulis adalah seorang rohaniwan katolik, bertugas di Desk Relasi Katolik-Muslim di kawasan Asia dan Pasifik, Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate “Pendidikan Dialog Lintas Agama” pada Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama di Tahta Suci Vatikan.
Catatan: Artikel ini pernah ditayangkan oleh Diansatutv.com, ditayangkan kembali di sini atas ijin penulis.
sebulan yang lalu