Kabupaten Sikka
Minggu, 14 Mei 2023 14:21 WIB
Penulis:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) - Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Indonesia bagian timur cukup tinggi. Sayangnya kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang mencukupi.
Contoh nyata terlihat di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 menunjukkan, di kabupaten ini terdapat 55.122 kendaraan roda dua, 1.857 mobil penumpang, 2.729 truk, dan 91 bus. Ironisnya, saat ini hanya tersedia 13 SPBU yang melayani kebutuhan BBM bagi masyarakat Kabupaten Sikka.
Hal ini membuat sebagian masyarakat memilih untuk membeli BBM secara eceran. Konsekuensinya terjadi disparitas harga yang cukup tinggi antara SPBU dengan para penjual BBM eceran.
Dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2023 sebesar Rp2.123.993, situasi ini tentu menambah beban bagi masyarakat Kabupaten Sikka.
Untuk mengatasi minimnya SPBU tersebut, PT Indonesia Super Energi (ISE), perusahaan yang bergerak di bidang produksi, fabrikasi, konstruksi, pengadaan barang dan jasa dalam waktu dekat ini akan mulai membangun SPBU tambahan di Kabupaten Sikka.
Direktur Utama ISE Pahad Alghifari menuturkan, dalam pembangunan SPBU di Kabupaten Sikka ini, ISE menggandeng pengusaha lokal.
“Perusahaan kami telah mengerjakan proyek-proyek pembangunan SPBU karena kami merupakan perusahaan mitra Pertamina yang sudah teregister. Di Kabupaten Sikka ini, khususnya di Maumere, kami akan mulai pembuatan SPBU. Kami mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai dari Bupati, DPRD, dan Keuskupan. Jadi pengusaha lokal dengan tujuan melayani masyarakat luas,” kata Pahad, dalam keterangannya di Maumere, Sabtu (13/5).
Pahad menambahkan di seluruh wilayah NTT, rencananya ISE akan membangun 4 SPBU, termasuk di Kabupaten Sikka ini.
Tidak hanya untuk kendaraan bermotor di darat, pembangunan SPBU ini juga akan memberikan dampak signifikan bagi para nelayan.
“Kebutuhan BBM di NTT, termasuk Kabupaten Sikka ini sangat tinggi karena yang membutuhkan BBM tidak hanya kendaraan bermotor yang ada di darat. Perahu-perahu nelayan juga butuh BBM. Selama ini, para nelayan harus menggunakan mobil lebih dulu untuk membeli BBM sehingga harus ada tambahan biaya untuk angkutan,” tandasnya.
ISE, lanjut Pahad, menargetkan sepanjang 2023 ini bisa membangun 20 SPBU. Namun fokus pembangunan ini berada di wilayah Indonesia bagian timur.
Sebelum mulai membangun SPBU, ISE sebenarnya lebih dulu fokus dalam pengadaan barang dan jasa dan konstruksi untuk Pertashop. Proyek tersebut sudah berjalan sekitar dua tahun di wilayah Indonesia timur dan jumlahnya mencapai 205 titik.
“Dari segi bisnis, proyek Pertashop ini menguntungkan. Tetapi kebanyakan yang mampu membeli Pertashop seharga Rp250 juta ini adalah pendatang. Nah, bagi saya sebaik-baiknya usaha adalah bisa memberikan kebermanfaatan bagi orang lain atau masyarakat luas. Makanya saya pikir SPBU ini adalah sesuatu yang harus dihadirkan sehingga masyarakat luas akan sangat terbantu mendapatkan BBM dengan harga yang telah ditetapkan Pertamina,” pungkas Pahad. (SP*)