Jelang HUT RI ke-76, Kelompok Lapak Babi 'Pelangi' Hokeng Jaya Pasarkan Babi Berukuran Besar

Senin, 16 Agustus 2021 11:27 WIB

Penulis:redaksi

Editor:Redaksi

BABI23.jpg
Kelompok Lapak Babi 'Pelangi' Hokeng Jaya sedang memotong daging babi, Senin, 16 Agustus 2021. (Paul Kebelen)

HOKENG JAYA (FLORESKU.COM) - Dalam rangka menyongsong HUT RI yang ke-76, kelompok lapak babi 'pelangi' di Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur kembali eksis memasarkan satu ekor babi berukuran besar, Senin, 16 Agustus 2021.

Kelompok Lapak Babi ‘Pelangi’ dibentuk berdasarkan persamaan persepsi keanggotaannya ditinjau dari harga dan potensi babi cukup menunjang ekonomi dalam rumah tangga. Diawali dengan pemotong babi rumahan atau individu serta potensi babi cukup bagus akhirnya mereka bersepakat membentuk satu kelompok.

Beby Namang, Ketua Kelompok Lapak Babi ‘Pelangi’ di desa Hokeng Jaya, Flores Timur (Foto: Paul Kebelen)

Kepada media floresku.com, Ketua Lapak Babi ‘Pelangi’, Beby Namang, mengatakan, pada tahun 2015 kelompok ini berhasil dibentuk kemudian dikukuhkan melalui SK Kepala Desa Hokeng Jaya.

"Kelompok kami sudah dibentuk sejak tahun 2015 melalui SK Kepala Desa dan sudah terdaftar di Dinas Peternakan. Kami memperoleh dana hibah dari desa sebesar Rp.12.000.000 untuk modal dan peralatan", jelasnya.

Kelompok ini terbilang sukses dan mampu membantu masyarakat setempat. Pasalnya pemasaran daging babi mampu masuk ke beberapa daerah kecamatan serta potensi babi di Desa Hokeng Jaya dan sekitar terbilang mumpuni sehingga melalui kerja sama yang baik antara masyarakat peternak dan kelompok Pelangi mampu memperoleh hasil saling menguntungkan.

Melihat prospek usaha kelompok lapak babi di daerah Flotim masih kurang sedangkan daya beli masyarakat akan daging babi segar cukup tinggi, mereka akhirnya membentuk suatu kelompok lapak babi yang diberi nama Pelangi.

"Nama pelangi ini ada makna indahnya. Panorama keindahan pelangi itu terdiri dari beberapa warna. Artinya kami semua yang tergabung dalam rumpun anggota tentu memiliki latar belakang yang berbeda. Mulai dari karakter, pekerjaan, usia, dan lainnya, tetapi kami saling kompak dan punya satu misi yang sama yaitu pemberdayaan", tandas Beby Namang sembari melayani para pembeli.

Beby Namang mengatakan, memasuki tahun 2020 kelompok ini sempat mati suri lantaran diterpa firus african swine fever (ASF) dan pandemi covid 19 yang menancam kepunahan populasi babi dan aktivitas masyarakat berwirausaha di berbagai daerah termasuk di Desa Hokeng Jaya, .

"Ketika diterpa virus ASF dampaknya terasa sekali. Aktivitas kelompok Pelangi pun demikian terintervensi bahkan mati suri. Tetapi sekarang sudah ada titik terang. Kelompok kami tetap eksis memasarkan daging babi di berbagai  wilayah kecamatan", tandas Beby penuh semangat.

Biasanya aktivitas pemotongan babi untuk dipasarkan dilakukan setiap minggu dan peringatan hari raya. Namun terkendala pada pandemi Covid-19 dan virus ASF berpengaruh pula pada stok hewan babi dan perekonomian masyarakat. Kendati demikian, kelompok pelangi tetap eksis melayani kebutuhan masyarakat setelah beberapa bulan sempat mati suri.

"Kami bangkitkan kembali kelompok ini apalagi memperingati HUT RI yang ke-76. Sehingga ini juga mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwasannya kelompok pelangi tetap eksis dan akan mencari stok babi diberbagai daerah", katanya lagi.

Sejauh ini omset pertahun yang diperoleh kelompok pelangi cukup sukses. Dalam satu tahun kelompok lapak babi pelangi mampu menghasilkan pendapatan kotor diangka Rp.244.800.000 dengan kalkulasi pemotongan perbulan mencapai 3 hewan dengan bobot berat sekitar 80kg per ekor. Untuk informasi harga dijual perkilo seharga Rp.85.000.

"Kebutuhan masyarakat akan daging babi masih tinggi. Kedepan kami berencana akan kembangkan lagi kelompok ini dengan membuat suatu produk daging babi beku yang dikemas dan berlebel sehingga suplai daging babi untuk masyarakat selalu tersedia", tutup Beby Namang. (Paul Kebelen)