manggarai
Rabu, 09 Agustus 2023 16:59 WIB
Penulis:redaksi
HAITI (Floresku.com) - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta perhatian pada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam penculikan di Haiti dengan lebih dari 300 kasus dari Januari hingga Juni 2023.
Sementara itu, ribuan warga terus memprotes gangguan keamanan di negara Karibia. Marco Guerra
Negara Karibia Haiti semakin terperangkap dalam cengkeraman ketidakamanan dan kekerasan. Dana Anak-Anak PBB, UNICEF, telah membunyikan alarm tentang peningkatan penculikan perempuan dan anak-anak.
Sekitar 300 kasus telah dikonfirmasi dalam enam bulan pertama tahun 2023, hampir dua kali lipat jumlah total tahun lalu dan tiga kali lipat dari tahun 2021.
Perempuan dan anak-anak diambil oleh kelompok bersenjata
Menurut UNICEF, dalam banyak kasus anak-anak dan perempuan diambil paksa oleh kelompok bersenjata untuk keuntungan finansial atau keuntungan taktis. Korban yang berhasil kembali ke rumah harus menghadapi luka fisik dan psikologis yang dalam yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.
UNICEF juga melaporkan bahwa "sistem kesehatan lokal berada di ambang kehancuran dan sekolah diserang."
Meningkatnya kekerasan, penjarahan, penghalang jalan, dan kehadiran kelompok bersenjata sangat membatasi upaya kemanusiaan, membuatnya sulit untuk mendistribusikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada masyarakat yang terkena dampak.
Seiring berlalunya bulan, ketakutan semakin meningkat dan ini membebani lingkungan yang sudah sulit bagi mereka yang memberikan bantuan penyelamat jiwa. Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan situasi keseluruhan sebagai bencana. Hingga saat ini, diperkirakan 5,2 juta orang, hampir setengah dari seluruh penduduk negara Karibia, membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk hampir tiga juta anak.
UNICEF: pekerja kemanusiaan berisiko
"Cerita yang kami dengar dari kolega dan mitra UNICEF di lapangan sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima," Gary Conille, Direktur Regional UNICEF untuk Amerika Latin dan Karibia, mencatat dalam sebuah pernyataan.
"Peningkatan penculikan dan penculikan," perwakilan UNICEF melanjutkan, "sangat mengkhawatirkan, mengancam baik orang-orang Haiti maupun mereka yang berada di sana untuk membantu mereka... Saya telah melihat ketangguhan luar biasa anak-anak, perempuan dan keluarga Haiti sebagai mereka menghadapi tantangan yang tampaknya tidak dapat diatasi, menolak untuk menyerah," tambah Conille, "namun, keberanian mereka muncul melawan teror yang tumbuh dan tak terpikirkan. Ini harus dihentikan sekarang."
Mengingat kenyataan ini, UNICEF menyerukan segera pembebasan dan pengembalian yang aman bagi semua yang diculik di Haiti.
Intervensi internasional
Kondisi keamanan yang memburuk juga menjadi fokus protes jalanan pada Senin 6 Agustus di ibu kota Haiti Port-au-Prince, di mana ribuan orang berbaris untuk menuntut perlindungan terhadap gerombolan bersenjata yang mengamuk tak tertandingi.
Kekerasan geng telah memperburuk keadaan orang miskin dan negara sedang menunggu keputusan Dewan Keamanan PBB tentang potensi pengerahan angkatan bersenjata internasional.
Badan pengungsi PBB mengatakan sekitar 73.500 orang melarikan diri dari Haiti tahun lalu karena meningkatnya kekerasan dan kemiskinan.
Menanggapi krisis
Terlepas dari tantangan besar ini, UNICEF terus menanggapi krisis, menawarkan dukungan penting kepada anak-anak dan korban yang selamat dari penculikan ini. Badan PBB bekerja sama dengan mitra lain, memberikan bantuan penyelamatan jiwa, memastikan akses ke perawatan medis, dukungan psikososial, dan ruang aman di mana anak-anak dapat memulai proses penyembuhan dan pemulihan. * (Sumber: Vatican News). ***
22 hari yang lalu