Australia
Sabtu, 11 September 2021 21:09 WIB
Penulis:MAR
Editor:MAR
JAKARTA (Floresku.com) - Ketua Komunitas Indonesia Lawan Libas Covid-19 (KILL COVID-19) Adharta Ongkosaputra mengatakan bahwa Rumah Retret Kemah Tabor Mataloko di Kabupaten Ngada layak menjadi salah satu destinasi wisata rohani terbesar di Indonesia.
Hal itu disampaikan Adharta saat melakukan kunjungan ke pusat spiritualitas Katolik itu dalam rangka menggelar pilot project vaksinasi untuk warga di Mataloko.
Dalam program itu, KILL COVID-19 berhasil memvaksinasi 350 warga Mataloko yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Ngada serta para dokter dan tenaga kesehatan dari Yellow Clinic Bajawa, serta Puskesmas Mataloko.
Adharta mengungkapkan kekagumannya mengenai keindahan alam dan struktur bangunan Kemah Tabor yang menurutnya layak dijadikan pusat spiritualitas sekaligus destinasi wisata rohani bagi umat Katolik.
Saat berada di kompleks Rumah Retret Kemah Tabor, Adharta merasakan getaran keindahan yang luar biasa. Rerumputan yang hijau permai di musim kemarau sangat memanjakan mata pengunjung.
“Maka Kemah Tabor merupakan salah satu spot menarik untuk dikunjungi di Ngada,” katanya dikutip Tribun, Sabtu (11/9).
Sejak lama, Rumah Retret Kemah Tabor Mataloko memang sudah terkenal sebagai pusat spiritualitas Katolik terbesar di Pulau Flores.
Didirikan tahun 1932 oleh misionaris Belanda, rumah retret ini persis terletak berhadapan dengan Seminari Menengah St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko.
Keduanya dipisahkan oleh jalan raya Trans Flores dengan luas yang hampir sama. Seperti halnya Seminari Mataloko, Kemah Tabor memiliki bangunan yang unik dan memiliki nilai historis yang panjang.
Narasi sejarah tersebut tidak terlepas dari pendirian Seminari Mataloko. Dimana, mula-mula, Kemah Tabor, nama yang merujuk pada peristiwa tranfigurasi Yesus di Gunung Tabor, digunakan untuk rumah tinggal para imam yang mengajar di seminari Mataloko, dan sekaligus sebagai tempat untuk melakukan pertemuan atau diskusi para imam.
Bangunan rumah retret ini dulu juga pernah menjadi tempat sementara pendidikan calon imam sebelum dipindahkan ke Ledalero Maumere di Kabupten Sikka pada tahun 1937.
Ketika Jepang menginvasi Indonesia tahun 1943, semua pater-profesor berkebangsaan Belanda Seminari Tinggi Ledalero diinternir, maka para frater mahasiswa filsafat dan teologi dipindahkan ke tempat ini.
Namun, kini Rumah Retret milik Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) ini mengarahkan perhatiannya pada pengembangan dan pembinaan spiritualitas Katolik.
Salah satunya memberikan retret kepada kaum muda dan umat Katolik umumnya di Flores. Di rumah retret ini pun kini tinggal beberapa imam SVD.* (den)
Baca Juga : KILL COVID Ngada Selenggarakan Vaksin Dosis Pertama di Kemah Tabor Mataloko
3 bulan yang lalu