Kemensos
Minggu, 28 Januari 2024 18:36 WIB
Penulis:redaksi
Editor:MAR
LARANTUKA (Floresku.com) - Sejumlah pengungsi laki-laki yang menjadi korban erupsi Gunung Lewotobi di Posko SDK Konga terpaksa membeli makanan di luar posko karena mengalami keterlambatan dalam pemberian jatah makanan dari dapur Korem 161/Ws.
Dapur umum yang sebelumnya diurus oleh Kemensos, kini dikelola oleh BPBD Flores Timur, menyebabkan jatah makan para pengungsi terlambat beberapa hari terakhir.
Pengungsi menyatakan bahwa sejak pengelolaan dapur umum berubah, jatah makanan yang sebelumnya tepat waktu tidak lagi terpenuhi.
Meskipun Pemda Flotim masih memberlakukan status tanggap darurat hingga 31 Januari 2024, pelayanan yang diterima oleh para pengungsi tidak sesuai harapan.
Selama masa tanggap darurat, Kemensos sebelumnya mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan ribuan pengungsi. Namun, menurut pengungsi seperti Linda dan Oncu, mereka terpaksa mengeluarkan uang untuk membeli makan siang di luar posko karena keterlambatan distribusi makanan dari dapur umum TNI.
Dantim Jasa Int Letda Indra Dwi Utami mengkonfirmasi adanya keterlambatan dalam pemberian makan siang dan malam. Ia menyebut bahwa lauk pauk dari BPBD Flores Timur tiba setelah para pengungsi selesai makan siang.
Dwi juga menegaskan bahwa sejak BPBD Flotim mengelola distribusi logistik, terjadi keterlambatan yang tidak pernah terjadi saat Kemensos masih bertanggung jawab.
Dapur umum Korem 161/Ws, yang memberi makan 746 jiwa pengungsi dan 82 jiwa pendukung, saat ini menghadapi tantangan dalam menjaga waktu distribusi makanan. Para pengungsi menekankan urgensi pemberian makan tepat waktu, terutama untuk kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak di lokasi pengungsian. (Mardat). ***
2 bulan yang lalu