KKN di Desa Satar Loung, 7 Mahasiswa Unika Ruteng Berkenalan dengan Makna Rumah Gendang Ru’a

Senin, 25 Agustus 2025 06:31 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

FENDANG.jpg
PELETAKAN BATU-Peletakan batu pertama pertama pembangunan Rumah Gendang Ru'a di Desa Satar Loung, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT. (Ist)

SATAR MESE (Floresku.com) - Tujuh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng mendapat pengalaman berharga saat menghadiri upacara peletakan batu pertama pembangunan Rumah Gendang Ru’a di Desa Satar Loung, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, pada Kamis (21/8).

Upacara yang dihadiri warga setempat, para tetua adat, Kepala Desa Satar Loung, tiga anggota Babinsa, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai ini berlangsung di pekarangan Rumah Gendang Ru’a, pusat kehidupan adat masyarakat desa.

Bagi orang Manggarai, Rumah Gendang memiliki makna yang jauh melampaui wujud fisiknya. 

Ia bukan sekadar rumah adat, melainkan simbol persatuan, pusat musyawarah, dan tempat leluhur diyakini hadir menjaga anak cucu mereka. Karena itu, setiap pembangunan Rumah Gendang selalu didahului dengan upacara adat yang penuh simbol spiritual.

Dalam prosesi, gong dan gendang ditabuh untuk memanggil leluhur, doa adat dipanjatkan, dan sesaji dipersembahkan. Semua ini menjadi wujud syukur sekaligus permohonan berkat agar pembangunan rumah berjalan lancar dan masyarakat tetap dalam naungan perlindungan leluhur. 

“Rumah Gendang adalah jantung kampung kami, tempat semua orang kembali ketika ada persoalan atau sukacita,” ujar seorang mosalaki yang memimpin upacara.

Bagi mahasiswa KKN, keterlibatan dalam acara tersebut menjadi kesempatan memahami langsung jantung budaya Manggarai. 

Salah seorang mahasiswa mengungkapkan refleksinya, “Kami biasanya belajar tentang budaya hanya dari buku, tetapi hari ini kami merasakan sendiri bagaimana doa, tabuhan gendang, dan kebersamaan warga menciptakan suasana sakral. Rumah Gendang bukan hanya milik orang Manggarai, tapi pelajaran bagi kami tentang pentingnya menjaga persatuan.”

Kepala Desa Satar Loung menambahkan bahwa pembangunan Rumah Gendang Ru’a memiliki arti strategis. Selain menjaga identitas budaya, rumah adat ini juga diharapkan mendukung pengembangan wisata budaya di masa depan.

Melalui momen sakral ini, mahasiswa KKN Unika Ruteng tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga saksi yang belajar langsung tentang makna spiritual Rumah Gendang—simbol kebersamaan dan warisan leluhur yang akan terus hidup lintas generasi. (Tari). ***