kendaraan listrik
Jumat, 14 Mei 2021 12:31 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Melalui akun twitter resminya, @kemenparekraf, Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyampaikan “Selamat hari Raya Idul Fitri sekaligus perayaan kenaikan Isa Almasih bagi #SobatParekraf yang merayakan! Kayaknya ini momen yang pas buat kenalan sama ragam destinasi wisata religi Indonesia nih, Sob. Yuk, langsung aja cekidot.”
Dalam cuitannya menerangkan, ragam Wisata Religi adalah kegiatan rekreasi (wisata) sekaligus mereguk ketenangan hati dan menimba pengalaman rohani. Wisata religi, lanjutnya, dikaitkan dengan kunjungan seseorang maupun kelompok ke situs yang dianggap penting terkait dengan aktivitas agama tertentu, baik situs awal penyebaran suatu agama, tempat ibadah dan tempat di mana seseorang dapat mendapatkan ketenangan hati, kedamaian,kebahagian serta ilmu keagamaan.
Menurut Kemenparkeraf, di seluruh Nusantara terdapat bayak sekali situs Wisata Religi yang dapat dikunjungi, terutama pada masa sekitar hari-hari raya keagamaan.
Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Masjid yang dibangun di era Kesultanan Aceh ini sempat terbakar habis akibat serangan Belanda, sebelum dibangun kembali di tahun 1879. Kekokohannya meski telah diterjang bencana tsunami Aceh tahun 2004 lalu membuat masjid ini melegenda di Indonesia.
Gereja Blenduk, Semarang
Landmark kota Semarang ini dibangun pada masa kolonial Belanda di tahun 1753. Salah satu daya tariknya adalah terdapat koleksi alkitab berbahasa Belanda yang pernah diterbitkan pada tahun 1784.
Gereja ini pertama kali dibangun oleh bangsa Portugis yang saat itu menduduki Semarang. Awalnya berupa rumah panggung khas arsitektur Jawa. Rumah panggung itu lalu dirombak pada 1787. Pada 1894, arsitek asal Belanda H.P.A. de Wilde dan Westmas menambah dua menara dan merenovasi atapnya menjadi kubah
Yang paling unik dari gereja itu memang kubahnya, sehingga disebut oleh warga sekitar menjadi Blenduk. Berbeda dengan gereja pada umumnya, atapnya berbentuk dome yang dilapisi perunggu. Bangunannya berbentuk heksagonal atau segi delapan.
Gua Maria Pohsarang, Kediri
Gua Maria Pohsarang, sering disebut Puhsarang, atau dikenal dengan nama Gua Maria Lourdes Pohsarang, adalah salah satu tempat ziarah agama Katolik yang terletak di kompleks Gereja Pohsarang, di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Dinamakan Gua Maria Lourdes sebab dalam gereja yang lama terdapat tiruan Gua Lourdes di Prancis, dalam bentuk yang kecil. Di seputar patung yang kecil dalam gua pertama tertulis tulisan di atas kuningan dengan menggunakan bahasa Jawa ejaan Belanda: Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawoela ingkang ngoengsi ing Panjenenengan Dalem. (Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepadaMu).
Gua kecil yang berada di sebelah kanan Gereja ini merupakan sebuah gua yang banyak didatangi oleh bukan hanya umat Katolik untuk berdoa rosario atau novena, melainkan juga oleh umat lain yang bukan Katolik untuk melakukan meditasi dan memohon ujub kepada Tuhan yang Mahapemurah.
Patung itu lebih tinggi dari contoh aslinya yang hanya 1,75 meter, sedangkan patung Maria yang kini tingginya 3,5 meter, bahkan kalau dihitung dari alas kakinya 4 meter.
Patung ini dibuat lebih besar dari contohnya sebab disesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai hampir 18 meter.
Gua yang berada di Kediri ini memiliki 12 pancuran yang menjadi simbol dari 12 rasul. Lokasi wisata ini juga kerap menjadi tujuan dijalankannya Misa Novena. “Air yang memancar dipercaya bermanfaat bagi kesehatan, lho!”
Pura Tanah Lot, Bali
Pura ini diyakini dibangun oleh Dang Hyang Nirartha, seorang tokoh agama yang dihormati pada abad ke-16. Dang Hyang Nirartha dikatakan sebagai orang yang menciptakan sistem tiga candi di desa-desa Bali.
Pura Tanah Lot adalah salah satu Pura (Tempat Ibadah Umat Hindu) yang sangat disucikan di Bali. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam.
Maha Vihara Mojopahit, Mojokerto
Vihara yang dibangun di tanah seluas kurang lebih 20.000 meter persegi ini tampak unik karena kental dengan arsitektur bergaya jawa.
Patung Buddha Gautama ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, serta tinggi 4,5 meter. Patung ini tercatat dalam rekor MURI dan mendapat penghargaan pada Desember 2001. Selain itu, patung tersebut menjadi patung Buddha terbesar se-Indonesia dan terbesar ketiga se-Asia Tenggara.
Meskipun vihara dengan banyak ornamen Buddhis, namun tetap menjadi ikon wisata Mojokerto, masyarakat tanpa canggung datang, bahkan saat terlihat banyak para bhikkhu, wisatawan tanpa sungkan minta foto bareng. Setiap harinya, ribuan pengunjung hadir memadati vihara ini dan membawa nilai ekonomi tersendiri bagi warga sekitar.
Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban
Kelenteng terbesar ketiga di Asia Tenggara ini menjadi rumah ibadah bagi tiga agama, yaitu Konghucu, Buddha, dan Aliran Tao. Di samping Klenteng Kwan Sing Bio berdiri Patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen terletak di kompleks Klenteng Kwan Sing Bio, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Patung ini berdiri setinggi 30,4 meter dan tercatat sebagai patung dewa terbesar di Asia Tenggara. Pembangunannya dilakukan pada 2017 dengan biaya Rp2,5 miliar dan diresmikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan pada 17 Juli 2017.
Kelenteng ini dianggap sebagai salah satu kelenteng terkuat yang diharapkan bisa mengabulkan doa lebih cepat.
Patung Maria Bunda Segala Bangsa, Ketenangan di Puncak Bukit Nilo
Hening dan menenangkan. Suasana alam sekitarnya masih asri. Pepohonan hijau memenuhi lanskap perbukitan; teduh dan segar. Udara yang sejuk menambah betah siapapun yang berkunjung ke sana. Pemandangan dari atas bukit pun begitu memanja mata.
Itulah kesan yang tertinggal kala menjejakkan kaki di Bukit Keling di Dusun Nilo, Desa Wuli Wutik, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Flores Nusa Tenggara Timur. Di puncak bukit berdiri dengan agung Patung Maria Bunda Segala Bangsa setinggi 19 meter atau total 28 meter dari permukaan tanah. (*)
5 hari yang lalu
7 bulan yang lalu