Yesus
Kamis, 11 April 2024 10:11 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) -Menteri Komunikasi dan Informatika (MenKominfo) Budi Arie Setiadi mengajak para orang tua mengawasi anak ketika bermain game. Ini dengan memerhatikan rating atau klasifikasi yang tertera sesuai dengan usia anak.
"Dalam game itu semua sudah diberi rating. Jadi, game yang bisa dikonsumsi anak-anak, kayak film kan di-rating," kata Budi, di studio RRI Pro3 Rabu (10/4).
"Ya, itu kebijaksanaan pemirsa juga atau dalam urusan game kebijakan pemain. Orang tua juga tanggung jawab lah awasi anaknya kayak nonton film saja," ujarnya menambahkan.
Kementerian Kominfo memiliki Peraturan Menteri Kominfo nomor 2 tahun 2024 tentang tentang Klasifikasi Gim. Antara lain mengatur pengembang game untuk menyesuaikan muatan permainan dengan usia.
Klasifikasi game berdasarkan kelompok usia dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok usia 3 tahun atau lebih, kelompok usia 7 tahun atau lebih. Lalu kelompok usia 13 tahun atau lebih, kelompok usia 15 tahun atau lebih, dan kelompok usia 18 tahun atau lebih.
Mengacu kepada peraturan tersebut, pendampingan orang tua diwajibkan untuk kategori kelompok usia 3 tahun dan 7 tahun.
Serta kategori kelompok usia 13 dan 15 tahun orang tua diwajibkan untuk membimbing anaknya.
Untuk mempermudah pengawasan, Budi menyarankan orang tua memanfaatkan Kids Mode, mode anak, yang saat ini sudah banyak disediakan oleh produsen gawai dan pengembang game.
Apabila mode tersebut diaktifkan di sebuah gawai, akses ke konten-konten yang disediakan merupakan konten yang ramah anak.
"Ya, diimbau begitulah (pakai kids mode) supaya orang tua bisa melindungi anak-anak. Dari game-game yang berbau kekerasan dan pornografi," ujarnya.
Sebelumnya, pada Senin (8/4) lalu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika bertindak tegas. Terhadap peredaran game online karena berdampak buruk terhadap anak.
"Sudah seharusnya pemerintah dalam hal ini Kominfo segera bertindak, keluarkan regulasi untuk membatasi anak-anak menggunakan game online. Terutama game online yang mengandung kekerasan dan seksualitas," kata Anggota KPAI Kawiyan. (*)