MenKopUKM: Inovasi Produk Berbasis Riset Teknologi Ciptakan Ekonomi Baru

Selasa, 05 Maret 2024 11:34 WIB

Penulis:redaksi

RISET.jpg
Pengembangan produk UMKM berbasis riset dan teknologi (KemenKopUKM)

LAMPUNG (Floresku.com) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, inovasi teknologi dari hasil riset mahasiswa yang terus berkembang mendorong produk-produk start-up dari kalangan mahasiswa harus semakin mampu melahirkan ekonomi dan entrepreneur (wirausaha) baru.

“Saya sudah melihat semua produk yang ditampilkan serta inovasi yang dilakukan mahasiswa dan sangat terkesan. Inovasi teknologi ini sangat berguna dan bisa dikomersialisasi, meskipun ada beberapa yang harus dikembangkan dari sisi research and development (RnD),” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Entrepreneur Hub bertajuk ‘Grow and Sustain’ yang diselenggarakan di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Lampung Selatan, Lampung, Senin (4/3).

Menteri Teten menyebut, beberapa inovasi teknologi yang telah dikembangkan mahasiswa ITERA misalnya, pengembangan pertanian dengan mengolah hasil pertanian melalui sensor, olahan CPO yang bisa dibuat bahan kosmetik, maupun semprotan disinfektan atau hama, hingga alat hemat energi penggunaan listrik.

Terdapat pula olahan karet yang terus dikembangkan. Bahkan ketika harga karet jatuh, melalui teknologi dan inovasi, bahan karet bisa dibuat pelumas dengan minyak sawit untuk menggantikan pelumas dari fosil.

Potensi-potensi tersebut kata Menteri Teten, akan terus menjadi evaluasi dan didampingi untuk terus dikembangkan. Termasuk proses UMKM dari yang berteknologi rendah ke inovasi teknologi berbasis riset.

“Sudah banyak hasil produk mahasiswa yang menggunakan IoT (Internet of Things), smart farming modern. Hal seperti ini yang kita harapkan agar hasil riset perguruan tinggi bisa menghasilkan ekonomi dan entrepreneur baru,” katanya.

Untuk itu, dalam membantu mengembangkan inovasi produk mahasiswa yang telah tercipta, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kata Menteri Teten, telah bekerja sama dengan inkubator baik yang ada di dalam maupun di luar kampus. Termasuk adanya business matching untuk mencari investor yang dimasukkan program E-Hub.

Berdasarkan Global Innovation Index tahun 2022, Indonesia menempati ranking ke-75 dari 132 negara yang disurvei. Banyak pelaku usaha di Indonesia yang minim inovasi dalam menjalankan bisnis, sehingga perkembangan usahanya menjadi lambat dan tidak mampu bersaing.

“Oleh karena itu, kita sangat membutuhkan lahirnya wirausaha-wirausaha yang memiliki daya kreativitas dan inovasi tinggi, serta mampu memanfaatkan riset dan teknologi dalam menjalankan usahanya, dan salah satu jawabannya ada pada mahasiswa,” ucap Teten.

Dalam mendukung perkembangan wirausaha berbasis teknologi, KemenKopUKM terus memperkuat ekosistem kewirausahaan dengan mendorong pemanfaatan riset dan teknologi.

“Kami juga mengembangkan platform Entrepreneur Hub untuk memfasilitasi para pihak agar dapat bertemu dalam satu platform, baik para resources provider yang memiliki program pembinaan dan pendampingan, ataupun para wirausaha yang membutuhkan pengembangan dan jaringan,” kata MenKopUKM.

Dukungan Kampus

Pada kesempatan yang sama, Rektor ITERA Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha menegaskan, masa depan Indonesia akan ditopang dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Termasuk alumni perguruan tinggi yang berhasil menjadi entrepreneur sehingga bisa menjadi inspirasi dan contoh sukses bagi juniornya untuk berkiprah di dunia bisnis.

“Kami harap mahasiswa menjadi aktor wirausaha yang bisa menjadi unicorn baru sekaligus tumbuh menjadi penggerak perekonomian bangsa ke depan,” ujarnya.

Prof. Nyoman mengatakan, dalam mencetak mahasiswa berjiwa entrepreneur, ITERA menerapkan beberapa program unggulan. Di antaranya, ITERA membangun pusat Intellectual Property Rights (IPR) atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan mengeluarkan sebanyak 62 hak paten produk.

Selain itu, Itera juga membangun pusat pengelolaan inovasi (Innovation Implementation Center) dan Halal Center. “Tahun lalu, dana sebesar Rp 150 juta diberikan kepada start-up sebagai modal (triger) alumni berkiprah di dunia usaha. Sekitar 60 pelaku usaha terus tumbuh dari kampus,” ungkapnya.

Senada disampaikan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Mulyadi Irsan yang menuturkan, pelaku UMKM berkontribusi signifikan bagi perekonomian Lampung maupun nasional. UMKM sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja maupun ekonomi.

“Saat ini, sebanyak 326.505 UMKM ada di Provinsi Lampung. Potensi UMKM tersebut sangat besar, bagaimana pelaku ekonomi yang harus terus dibina dan dikembangkan demi ekonomi daerah maju berkualitas,” katanya.

Untuk itu kata Mulyadi, kehadiran E-Hub sebagai salah satu upaya membangun sinergi usaha muda, selaras dengan penciptaan UMKM berbasis riset dan teknologi. Perguruan tinggi juga diharapkan mampu menghasilkan wirausaha dengan penguasaan teknologi tinggi.

“Tantangan yang dihadapi wirausaha adalah bagaimana bisa memperluas pasar dan terhubung dalam skala lebih besar. Salah satunya ITERA, sebagai salah satu perguruan tinggi di Lampung menjadi pusat teknologi informasi yang diharapkan mampu menghasilkan usaha berbasis riset dan teknologi yang andal,” harapnya.