Menata Obyek Wisata, Catatan dari Kojadoi

Kamis, 18 November 2021 10:25 WIB

Penulis:redaksi

Destinasi Wisata Kojadoi, di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere.
Destinasi Wisata Kojadoi, di Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere. (Facebook/Humas-Protokol Sikka)

TEMAN-teman pasti tahu KOJADOI. Pada awal Oktober 2021 barusan, desa ini meraih penghargaan sebagaiI Desa Wisata. Pada 2019 lalu, Desa Kojadoi masuk menjadi 17 besar nominator "Indonesia Sustainable Tourism Award" (ISTA) dari Kementerian Pariwisata RI.

Semua itu karena Desa Kojadoi yangg dipimpin Kades Hanawi, dan masuk dlm wilayah Kecamatan Alok Timur pimpinan Monca Nikolaus Emanuel ini punya magi pemikat. Daya pikat itu berupa:

(1) Keunikan jembatan batu sepanjang 680 meter yang menghubungkan Pulau Kojadoi dan Kampung Kojagete di Pulau Besar.

(2) Kojadoi adalah pulau tanpa kendaraan bermotor.

(3) Kojadoi punya bukit batu purba berwarna hitam setinggi 30 meter yang tersusun bertumpuk rapi oleh Sang Seniman Agung. Berdiri di atas batu ini, kita akan menikmati pemandangan cantik di sekeliling pulau. Menikmati sunrise dan/atau sunset di atas batu ini selalu tak terlupakan.

Selain itu, wisatawan bisa menikmati keindahan alam bawah lautnya, karena Kojadoi berada di jantung Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere, yang pada tahun 2017 meraih penghargaan sebagai The Most Popular Diving Spot pada ajang API (Anugerah Pesona Indonesia) yg diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata RI.

Oleh karena punya daya tarik tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka menetapkan Kojadoi dan pulau-pulau sekitarnya sebagai kawasan wisata bahari dalam Perda No 11/2015 tentang RIPPARDA (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah) Kabupaten Sikka.

Rezim berganti, tapi RIPPARDA tetap jadi panduan dasar bersama. Maka di masa abdi Bupati Fransiskus Roberto Diogo dan  Wabup Romanus Woga, kawasan Kojadoi terus dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan yg dipimpin Petpoling Wairmahing .

Dalam membangun destinasi wisata, sesuai UU No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, perlu dipenuhi 4 syarat dasar. Yaitu: daya tarik, aksebilitas, infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat.

Utk memenuhi ke-4 syarat dasar itu, Pemda Sikka berkolaborasi dgn banyak pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Lintas Sektor serta melibatkan peran pihak ketiga sbg mitra.

Dalam koordinasi dan kooperasi sedemikian itulah, maka pada Sabtu, 6 November 2021 kemarin, Kojadoi dikunjungi oleh Anggota DPR RI Komisi X, Dr. Andreas Hugo Parera, M.A.

Tugas Komisi X DPR RI adalah bidang Pendidikan, Pengembangan SDM, dan Pariwisata.

Tujuan kunker Andreas Hugo Parera adalah membantu pemberdayaan masyarakat di lokasi destinasi wisata, melalui kegiatan Bimtek Merancang Event Daerah dengan Potensi Dewa Wisata. 

Uuntuk  maksud itu, Andreas Hugo Pareramenggandeng datang Direktur Destinasi Pariwisata BOP LabuanBajo-Flores,  Konstant Mardinandus Nandus, dan sebagai narasumber profesional adalah Martinus Wodon dan  Cornelis Dian Bunda (Nyong Franco).

Pembicara tokoh adalah Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, S. Sos M.Si yang berbicara tentang  ‘Strategi Pembangunan Pariwisata Kabupaten Sikka.’

Ada pula Anggota DPRD Provinsi NTT, Emanuel Kolfidus yang berbicara tentang Peran Dukungan Politik DPRD NTT untuk Kepariwisataan Daerah.

Turut hadir Danlanal Maumere, Kolonel Laut (P) Dwi Yoga P. M. Tr. HanLa, MM, CTMP. Danlanal bersama msyarakat saat ini sedang membangun ‘Kampung Pelangi’ Kojadoi.

Hadir pula rombongan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memberikan suport total untukPemda Sikka membangun Kojadoi.

Acara bimtek dilaksanakan di Gedung Minapolitan Desa Kojadoi, dihadiri oleh 60-an masyarakat anggota POKDARWIS. Hadir pula Camat Alok Timur Nicolaus Emanuel dan Kades Hanawi bersama staf ***

*Oleh Even Edomeko, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka