Menpar Tunjuk Dwi Marhen Yono sebagai Plt Dirut BPOLBF Gantikan Frans Teguh

Sabtu, 05 Juli 2025 10:41 WIB

Penulis:redaksi

fra te.jpg
Frans Teguh (kiri) dan Dwi Marhen Yono (Istimewa)

JAKARTA (Floresku.com) Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, resmi menunjuk Dwi Marhen Yono sebagai pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), menggantikan Frans Teguh yang sebelumnya menjabat posisi tersebut sejak 2023.

Penunjukan ini dikonfirmasi oleh Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF, Sisilia Lenita Jemana, pada Rabu (2/7). 

“Iya betul (Dwi Marhen menggantikan Frans Teguh),” ujarnya dalam keterangan kepada media.

Menurut Sisilia, Dwi Marhen merupakan pejabat eselon II di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Saat ini, ia menjabat sebagai Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II. Karier birokratnya juga mencakup sejumlah posisi penting, antara lain Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara (2022) dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Sumatera Barat (2020).

Frans Teguh Kembali ke Kantor Pusat

Sementara itu, Frans Teguh mengonfirmasi bahwa dirinya telah diminta untuk kembali bertugas di Kantor Pusat Kemenparekraf di Jakarta. 

"Kebetulan saya sudah diminta kembali ke kantor pusat," ujarnya singkat saat dihubungi.

Frans menjabat Plt Dirut BPOLBF sejak 2023 setelah tidak ada peserta yang lulus dalam proses seleksi Dirut definitif menyusul berakhirnya masa jabatan Shana Fatina pada awal 2024. Dengan penunjukan Dwi Marhen, posisi pimpinan BPOLBF kini kembali diisi oleh pejabat baru meskipun masih dalam kapasitas pelaksana tugas.

Peran Strategis BPOLBF

BPOLBF adalah lembaga di bawah naungan Kemenparekraf yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018. Tugas utamanya adalah mempercepat pembangunan dan pengelolaan kawasan pariwisata terintegrasi di Labuan Bajo dan wilayah sekitarnya, termasuk mendukung pengembangan infrastruktur, promosi wisata, dan investasi.

Lembaga ini memiliki cakupan 11 wilayah koordinatif di kawasan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang meliputi:Manggarai Barat; Manggarai; Manggarai Timur; Ngada; Nagekeo; Ende; Sikka; Flores Timur; Lembata; dan Alor

Dua kecamatan di Bima: Sape dan Lambu

Selain wilayah koordinatif, BPOLBF juga mengelola kawasan otoritatif Parapuar seluas 400 hektare yang sedang dikembangkan sebagai pusat pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo. Kawasan ini diproyeksikan menjadi destinasi unggulan untuk berbagai kegiatan wisata, termasuk ekowisata dan meditasi alam.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Penunjukan Dwi Marhen Yono sebagai Plt Dirut BPOLBF diharapkan dapat memberikan energi baru dalam pengelolaan dan pengembangan Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas Nasional. Ke depan, BPOLBF dihadapkan pada sejumlah tantangan, antara lain:

Menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan keberlanjutan lingkungan.

Merespons sorotan internasional terkait keselamatan wisatawan, termasuk dari pemerintah China.

Menyelesaikan berbagai isu pengelolaan kawasan, termasuk tumpang tindih otoritas dengan pihak lain seperti Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) yang sempat dikeluhkan oleh Pemkab Manggarai Barat.

Selain itu, meningkatnya arus wisatawan—terutama dari China—memerlukan penguatan aksesibilitas, kualitas layanan, dan sinergi antar-lembaga. Labuan Bajo kini menjadi salah satu gerbang utama pariwisata Indonesia di wilayah timur yang memerlukan tata kelola profesional dan kolaboratif lintas sektor.

Komitmen Menpar Widiyanti

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan pentingnya penyegaran struktur kepemimpinan dalam mendorong percepatan pembangunan pariwisata di kawasan timur Indonesia. Ia menyebut bahwa Dwi Marhen Yono memiliki pengalaman yang memadai dalam mengelola sektor amenitas dan pemasaran pariwisata, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Meski demikian, hingga saat ini Kemenparekraf belum memberikan keterangan apakah Dwi Marhen akan dijadikan Dirut definitif atau hanya sebagai Plt untuk sementara waktu.

Pembanungan berlanjut

Dengan kepemimpinan baru di tubuh BPOLBF, diharapkan upaya membangun Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia dapat terus berlanjut secara berkelanjutan, inklusif, dan berpihak pada masyarakat lokal.

Kawasan pariwisata ini memiliki potensi luar biasa yang tak hanya menarik wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara. Namun, potensi itu hanya bisa tercapai bila dikelola oleh pemimpin yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memahami realitas sosial dan ekologi Flores secara menyeluruh.

Penunjukan Dwi Marhen Yono menjadi babak baru yang penuh harapan bagi pariwisata Flores dan masyarakat di sekitarnya. (Tari). ***