Parekraf
Senin, 06 Desember 2021 10:11 WIB
Penulis:redaksi
KEBUDAYAAN lokal adalah sebuah budaya asli yang berasal dari suatu kelompok atau daerah tertentu. Budaya lokal adalah suatu kebiasaan ataupun gaya hidup, cara bersikap dan bertindak dengan ciri khas tertentu yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Cara hidup serta kebiasaan itu pun diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu nilai-nilai budaya lokal yang positif harus di lestarikan, dijaga dan tetap dipertahankan sekalipun arus globalisasi dan pengaruh budaya asing kiat menguat.
Tada dapat dipungkiri bahwa belakangan ini perubahan budaya akibat arus globalisasi semakin tak terkendali. Sehingga muncul kekuatiran bahwa kebudayaan lokal menjadi rusak, bahkan hilang.
Untuk mencegah hal itu, salah jalan utama yang dapat ditempuh adalah menyambut unsur-unsur budaya baru dengan sikap kritis, atau menerimanya sambil menyaring, apa yang baik dan perlu dipakai, dan apa yang buruk dan perlu ditolak.
Pada sisi lain, kita juga perlu menggali kembali nilai-nilai positif dari kebudayaan asli yang diwariskan oleh para leluhur, lalu berusaha melestarikan dan menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara untuk melestasikan dan mengembangkan budaya lokal (asli) adalah melalui pendidikan di sekolah, khususnya melaui pembelajaran muatan lokal dan budaya.
Kita bersyukur bahwa pemerintah Indonesia melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan, sudah sejak lama menjadikan muatan lokal dan budaya sebagai pedoman dalam satuan pendidikan.
Pada prinsipinya, penerapan pembelajaran muatan lokal dan budaya bukan hanya sebagai pengetahuan semata. Akan tetapi dengan adanya muatan lokal dan budaya ini para pendidik di sekolah dapat menanamkan nilai-nilai positif dari kebudayaan (lokal) kepada peserta didik, sehingga kelak mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan setiap hari.
Selain itu, pembelajaran tentang kebudayaan lokal juga dapat dikembangkan dengan pengalaman awal yang dimiliki siswa dan siswi di sekolah dan menjadikan kebudayaan sebagai salah satu cara atau metode dalam mempelajari materi atau mata pelajaran tertentu.
Pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran berbasis budaya yang bersifat konstruktivistik atau sebuah tindakkan menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari.
Pembelajaran berbasis kebudayaan dan muatan lokal mengintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran di sekolah. Salah satu sasaran yang hendak dicapai melalui pemahaman siswa akan kebudayaan adalah siswa tidak terasing dari budaya lokalnya, dan mampu meningkatakan apresiasi terhadap kebudayaannya sendiri..
Cara memperkenalkan budaya lokal di sekolah tentunya harus dimulai dari pemberian pemahaman terkait pembelajaran muatan lokal dan budaya tersebut yang didukung oleh media sesuai dengan konteks pembelajaran lokal.
Pembelajaran muatan lokal dan budaya sangatlah penting untuk diterapkan di sekolah. Sebab anak-anak zaman sekarang sangat dipengarhui oleh gaya hidup kekinian atau moderen.
Mereka sangat akrabt dengan media telekomunikasi digital seperti handphone atau gadget sehingga seringkali mengabaikan kegiatan belajar, termasuk belajar tentang budaya.
Anak-naka zaman now keasyikan dengan dunia mereka sendiri dan cenderung mengabaikan budaya lokal. Padahal budaya tidak boleh dilupakan dan perlu dilestarikan dan dijaga karena sangat penting untuk pembentukan identitas diri dan karakter yang positif.
Model pembelajaran berbasis kebudayaan memang masih sangat baru dalam dunia pendidikan kita. Namun, model pembelajaran ini sangat penting untuk dikembangkan dan diimplementasikan di sekolah.
Tentu saja, salah satu prasayratnya adalah bahwa para guru (pendidik) harus membekali diri dengan pengetahuan mengenai kebudyaaan. Jika setiap guru telah dibekali pengetahuan kebudayaan maka ia dapat mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada para siswanya.
Kita wajib mengembangkan dan menerapkan pembelajaran budaya dan muatan lokal di sekolah. Sebab pembelajaran budaya dan muatan lokal memiliki beberapa manfaat sebagai beikut:
Pertama, membentuk karakter para siswa dan siswi di sekolah. Para siswa yang berrada di tengah masyarakat dengan budaya daerah yang beragam berpotensi memiliki rasa kepedulian terhadap keberagaman budaya yang ada.
Para guru dapat memaanfatkan nilai-nilai budaya lokal untuk mengembangkan pembelajaran lokal demi pembentukan karakter setiap siswa san siswi di sekolah.
Melalui pembelajaran ini para siswa dibiasakan untuk membangun karakter positif seperti bertindak dengan hati-hati dan penuh kesadaran, pengendalian diri, tenggang rasa, cinta tanah air, meminimalisasi keinginan, dan sopan santun.
Kedua, menumbuhkan pemahaman yang membuat siswa dan siswi mampu berpikir positif dan analitis. Pembelajaran kebudayaan dan muatan lokal adalah perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan. Model pembelajaran ini menekankan kemandirian dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi aktual pada suatu daerah. Siswa yang memiliki pengetahuan akan kebudayaan lokal akan mampu menginterpretasikan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah, dan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan nyata secara analitis dan kritis.
Ketiga, membuka peluang bagi siswa dan siswi untuk mau mempelajari kebudayaan lain guna menambah kekayaan pengetahuan akan kebudayaan.
Selain itu, membuat para siswa memiliki kepekaan terhadap kebudayaan daerahnya sendiri. Kepekaan tersebut akan membantu para peserta didik memiliki rasa kepedulian, menghargai, dan menerima atau bersikap lebih terbuka terhadap perbedaan.
Budaya juga meliputi seni/keseniaan. Itu berarti, dengan mempelajari kebudayaan setiap siswa dan siswi berpeluang untuk memahami, menghargai dan menghidupi kesenian itu dalam dirinya.
Sebagaimana diketahui, para siswa dan siswi di sekolah adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu para pendidik hendaknya giat membimbing dan membantu setiap peserta didik untuk memupuk rasa cinta akan kebudayaan lokal. Sebab, kebudayaan lokal adalah warisan turun temurun yang kaya akan nilai-nilai positif yang dan dapat menjadi tonggak identitas invidudu dan sosial dari warga masyarakat di suatau daerah.
Diharpakan, melalui pembelajaran budaya dan muatan lokal, para pendidik di sekolah selalu memotivasi para peserta didiknya untuk mencintai kebudayaannya sendiri, dan terus mengembangkan diri sehingga dapat menjadi pioner ataupun pelopor kebudayaan di masa datang.
Sungguh, tidak ada kata terlambat dalam mempelajari dan melestarikan kebudayaan lokal. Para pendidik dan peserta didik harus mulai untuk menghargai dan mencitai kebudayaan daerah sendiri mulai darri sekarang.
Sebab, nilai-nilai kebudayaan yang diwariskan oleh para leluhur akan membentuk identitas dan jati diri generasi masa kini dan masa datang.
Nilai-nilai tersebut dapat membantu generasi muda membangun karakter diri yang kuat sehingga bisa bertumbuh menjadi manusia yang berkualitas unggul dan berdaya saing di kancah nasional, mapun global.*
*Fransiska Xaveria Cabrini Olang adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unika St. Paulus Ruteng.***
3 tahun yang lalu