OPINI: Ganjar adalah Sintesa, Bukan Antitesa Joko Widodo

Rabu, 26 Oktober 2022 10:16 WIB

Penulis:redaksi

Marianus.JPG
Marianus Gaharpung (Dokpri)

Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH Ubaya, Surabaya

SUASANA kebatinan publik tanah air akan sosok Ganjar Pranowo sebagai calon orang nomor satu  sulit terbendung  karena terus bergelora dari waktu ke waktu.

 Hampir semua lembaga surveI menempatkan Gubernur Jawa Tengah ini sebagai urutan tertinggi dibandingkan Anis Baswedan dan Prabowo, Erik Tohir dan lain lain. 

Realita ini sangat dipastikan sudah diketahui oleh semua Ketua Umum partai politik tanah air. Oleh karena itu, mereka tidak boleh mengabaikan realita akar rumput yang demikian ini.

Pidato Presiden Joko Widodo pada Munas Partai Golkar Ke 10 beberapa waktu lalu sangat berharap partai lambang pohong beringin ini, akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati hati serta tidak sembrono dalam menentukan capres untuk pilpres 2024. 

Reasoning dari pidato presiden ke-7  pada musyawarah nasional Partai Golkar ini, ada beberapa point yang penting. Pertama, Indonesia ke depannya akan mengalami tantangan ekonomi yang sangat berat termasuk negara negara di dunia.

Oleh karena itu, presiden yang baru adalah pribadi yang memiliki integritas, pekerja keras, yang mampu berdiri di atas dan merangkum semua elemen bangsa dan negara. 

Kedua, di erah  persaingan bebas ini, diperlukan pemimpin yang cerdas, mempunyai optimisme bukan pemimpin yang enak  didengar ecehannya. 

Ketiga, Indonesia alergi dengan politik identitas yang sudah pasti mengarah kepada perpecahan. Karena ciri politik identitas adalah kehendak kelompok tertentu yang menggabungkan politik dan agama untuk merebut kekuasaan.

Model seperti ini akan melahirkan kehancuran bangsa dan negara. Pidato Presiden Jokowi dan Ketua Umum Golkar Erlangga Hartarto rasanya seirama dan senafas bahwa calon pemimpin ke depan adalah pribadi yang sangat nasionalis, pancasilais dan berpikir global bukan berpikir kelompok atau politik identitas.

Oleh karena itu, kami sangat yakin Golkar, PPP, PAN serta PDIP akan menjadi gabungan partai politik yang sangat dahsyat dalam mengusung capres dan cawapres menuju pilpres 2024.

Jokowi sebagai the king maker sangat lihai memainkan catur politik ini yang kian seru akhir akhir di jaga Indonesia.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara psikologis sedang "dimainkan" oleh the king maker Jokowi untuk segera mengambil Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden berpasangan dengan Erlangga Hartarto jika ingin memenangkan pertandingan capres cawapres 2024. 

Sekarang matematis politik publik tanah air, meyakini pasangan Ganjar dan Erlangga figur yang sangat menjanjikan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat di tanah air terutama di mata dunia. Atas dasar realita ini, 

PDIP harus realistis jangan paksakan Puan Maharani sebagai capres   publik pasti akan kecewa dan lari meninggalkan PDIP. 

Stigma publik semakin kuat bahwa Ganjar adalah penerus bukan pengganti Joko widodo. Ganjar adalah sintesa  bukan antitesa Jokowi. Kemenangan Ganjar adalah kemenangan bangsa Indonesia. 

Teringat ucapan Bung Karno melalui kata katanya yang bertenaga dan terkenal "Jikalau aku  misalnya diberikan  dua hidup oleh Tuhan, maka dua hidup inipun akan aku serahkan untuk tanah air dan bangsaku. Ganjar akan memberikan identitas Indonesia yang lebih beradab dan bermartabat di mata dunia. Hal ini sangat diyakini oleh Jokowi dan publik Indonesia. 

Oleh karena itu, PDIP, Golkar PPP dan PAN jangan terlalu lama segera deklarasikan pasangan capres cawapres untuk Indonesia yang lebih cemerlang di masa mendatang. Semoga! ***