Etika
Kamis, 23 Maret 2023 08:59 WIB
Penulis:redaksi
CIBAL (Floresku.com) - Di bawah payung P2TP2A, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Manggarai bersama sejumlah stakeholder yang terdiri dari WVI, Unit PPA Polres Manggarai, RSUD Ruteng, Rumah Aman Weta Gerak (Susteran Gembala Baik), JPIC Keuskupan, dan OM Puspas mengadakan kegiatan 'Foccus Group Disscussion (FGD) Analisa Konteks Perlindungan Anak' di di dua desa di wilayah Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, yakni Desa Rado dan Desa Welu, pada Selasa 21 Maret 2023.
Kegiatan yang dilakukan secara serempak di dua lokasi berbeda ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan Penguatan Lembaga dan Analisa Situasi Perlindungan Anak Cluster Manggarai yang digelar sebelumnya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat pada bulan Februari hingga Maret 2023 yang lalu.
Lebih dari itu, sebagai kepedulian bersama, kegiatan ini juga dilakukan untuk mendengar secara langsung bagaimana anak-anak dan orang tua berbicara tentang isu perlindungan anak sembari menganilisis dan mencari rujukan bersama yang bisa dipakai guna meminimalisir potensi kekerasan terhadap anak, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Koordinator P2TP2A, dr. Imaculata Veronika kepada Floresku.com, pada Selasa 21 Maret 2023 menjelaskan bahwa sejauh ini, isu kekerasan terhadap anak masih menjadi salah satu persoalan bersama yang membutuhkan penanganan dan keterlibatan semua pihak, baik itu orang tua, pemerintah, gereja maupun juga organisasi ataupun lembaga sosial kemasyarakatan lainnya.
Hal itu, lanjutnya, bisa dilakukan melalui aneka kegiatan, baik itu advokasi dan sosialisasi maupun juga aneka kegiatan pendampingan lainnya yang diharapkan bisa menghadirkan kenyamanan dan kesejahteraan bagi seluruh proses tumbuh kembangnya anak-anak.
"Jadi, kita tidak harus tunggu sampai kita punya anak-anak itu bermasalah. Sebaliknya, kita berusaha untuk terus melakukan advokasi ataupun juga sosialisasi bagaimana supaya mulai dari pemerintah, baik itu pemerintah kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa betul-betul memahami dan memberikan perhatian terhadap anak, termasuk juga anak-anak di dua desa di wilayah Kecamatan Cibal ini, yaitu desa Rado dan desa Welu. Salah satunya itu melalui kegiatan 'Foccus Group Disscussion (FGD) Analisa Konteks Perlindungan Anak' yang kita lakukan hari ini," ujarnya.
Lebih lanjut, sosok ibu yang biasa dr. Vronny itu menuturkan bahwa, dalam kegiatan FGD yang dilakukan di dua desa di Kecamatan Cibal tersebut, pihaknya bersama sejumlah stakeholder yang hadir memberi ruang seluas-luasnya kepada anak-anak dan orang tua untuk berbagi cerita tentang pengalaman hidupnya, termasuk juga hal yang membahayakan bagi tumbuh kembang anak-anak itu sendiri.
Selanjutnya, masih kata dr. Vronny, pihaknya melakukan wawancara dengan beberapa anak yang dinilai begitu rentan mengalami masalah kekerasan, baik itu di dalam lingkungan keluarga maupun juga di tengah masyarakat luas.
"Di dalamnya, berbagai hal terkait isu perlindungan anak dapat ditanyakan kepada anak, termasuk juga upaya-upaya yang bisa dilakukan jika si anak mengalami masalah atau kendala dalam pemenuhan haknya sebagai anak," ujar dr. Vronny
"Berbagai informasi ini tentunya menjadi penting dalam menentukan arah kebijakan dan pola pengasuhan ataupun pendampingan selanjutnya sehingga anak-anak sungguh merasakan bahwa hak-haknya sebagai anak sungguh-sungguh diperhatikan," sambungnya.
Pada bagian akhir pembicaraanya, mantan direktur RSUD Ben Mboi Ruteng itu menyampaikan harapannya agar melalui kegiatan FGD yang dilakukan di dua wilayah di Kecamatan Cibal ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Manggarai.
Lebih dari itu, dirinya juga berharap agar kegiatan serupa bisa diadakan di sejumlah desa yang ada di wilayah Kabupaten Manggarai dalam rangka menganalisa situasi perlindungan anak.
"Melalui kegiatan ini, saya tentunya berharap dan juga mengajak agar kedepannya, kita semua yang hadir dalam kegiatan FGD ini, baik pemerintah desa, orang tua maupun juga anak-anak bisa menjadi contoh bagi desa lainnya yang ada di wilayah Kabupaten Manggarai. Dan semoga kegiatan ini juga bisa digelar di desa," cetusnya.
Senada dengan itu, Koordinator WVI Area Program Manggarai, Hilaria K. Meot kepada Floresku.com menjelaskan, kegiatan 'Foccus Group Disscussion (FGD) Analisa Konteks Perlindungan Anak' yang dijalankan di desa Rado dan desa Welu merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan Penguatan Lembaga & Analisa Situasi Perlindungan Anak Cluster Manggarai yang digelar sebelumnya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Dan dalam kegiatan lanjutan ini, di bawah payung P2TP2A Manggarai, kita semua turun langsung ke dua desa di wilayah Kecamatan Cibal untuk mendengar secara langsung bagaimana anak-anak di Desa Rado dan Desa Welu berbagi cerita tentang pengalaman yang membahayakan hidup dan seluruh proses perkembangannya sebagai anak sembari memberi petunjuk dan pemahaman tentang mekanisme penanganan dan pelaporan kasusnya," ujar Hilaria.
Dikatakan Hilaria lebih lanjut, sebagai organisasi sosial kemanusiaan yang berfokus pada anak, Wahana Visi Indonesia tentunya sangat mendukung kegiatan-kegiatan positif yang diadakan oleh mitranya, baik itu lembaga pemerintahan, Gereja, aparat keamanan, maupun juga organisasi sosial kemasyarakat lainnya dalam upaya memastikan sistem perlindungan terhadap anak.
"Pada intinya, WVI akan selalu mendukung Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam upaya menuju Kabupaten Layak Anak dengan Visi kami, yaitu Agar Setiap Anak Hidup Sepenuhnya, Doa Kami Untuk Setiap Hati Agar Bertekad Untuk Mewujudkannya," pungkas Hilaria.
Sementara itu, Kepala Desa Rado, Bernandus Njuang dalam sambutannya usai kegiatan menyampaikan terima kasih kepada crew dari dinas P2TP2A, WVI, dan juga semua teman-teman yang sudah hadir dan mengadakan kegiatan Foccus Group Disscussion (FGD) Analisa Konteks Perlindungan Anak' di Desa Rado.
Menurutnya, kegiatan FGD yang melibatkan anak dan orang tua ini merupakan kegiatan kali pertama yang dilangsungkan di Desa Rado.
Oleh karena itu, dirinya sangat berterima kasih dan bersyukur atas terlaksananya kegiatan tersebut sembari berharap agar kegiatan seperti ini bisa menjadi motivasi awal yang memberi suntikan dan kesadaran bersama agar seluruh proses tumbuh kembang anak, termasuk hak-hak anak sungguh-sungguh diperhatikan.
"Jujur, ini kegiatan kali pertama yang terjadi di Desa Rado dimana anak-anak dan orang tua sungguh dilibatkan untuk berbagi cerita tentang pengalaman hidupnya, termasuk pengalaman kekerasan yang dialami dalam hidup. Semoga saja dengan adanya kegiatan ini, kesejahtraan yang melingkupi hak-hak anak itu sungguh-sungguh diperhatikan," cetusnya. (Jivansi). ***