Pesan Inspiratif: Celakalah Kamu, Orang-orang Munafik

Minggu, 25 Agustus 2024 23:02 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

gregor2.jpg
Pater Gregor Nule, SVD (Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

KAUM Farisi dan ahli Taurat adalah.dua kelompok elite dalam masyarakat dan agama Yahudi. Orang-orang Farisi selalu berusaha mentaati aturan Taurat Musa serta menjaga agar orang hidup dan  melaksanakan Taurat Musa dalam hidup sehari-hari.

Sedangkan, ahli-ahliTaurat adalah kelompok terpelajar dalam.masyarakat dan agama Yahudi. Mereka mendalami dan  tahu persis tentang hukum Taurat. Mereka mengajar, menafsirkan hukum Taurat dan menetapkan hukuman apabila terjadi pelanggaran. Mereka juga pandai berdoa dan  berkhotbah.

Kata-kata Yesus terhadap orang Farisi dan ahli Taurat dalam perikop Injil Mat 23, 13-22 terkesan keras, dan bahkan kasar.

Yesus menyapa mereka dengan kata-kata celakalah dan  munafik. Alasannya karena orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang semestinya memberi teladan yang baik dan hidup sesuai dengan apa yang mereka ajarkan dan tuntut.

Tetapi, ternyata mereka adalah orang-orang munafik dan suka berpura-pura. Mereka hanya omong manis atau bermulut manis, tetapi sebetulnya sangat jahat. Mereka tidak lakukan apa yang mereka ajarkan.

Mereka bukannya membuka pintu surga bagi orang lain, melainkan menutupnya. Mereka mencaplok meja orang -orang miskin dengan doa  yang panjang-panjang. Mereka membebankan orang-orang kecil dan miskin dengan aturan-aturan yang berat. Dan lain-lain.

Sebagai pengikut Yesus, kita diajak agar selalu berhati-hati dalam hidup sehari-hari. Kita belajar menjadi orang yang jujur dan tulus. Berusaha hidup baik dan benar. Hidup kita mesti sejalan dengan apa yang kita katakan dan ajarkan.  Kita katakan, ajarkan dan lakukannya.

Kita.juga belajar dari Yesus untuk berani mengatakan dan memperjuangkan kebenaran dan  keadilan.

Kita mesti berani katakan benar, jika benar, dan katakan salah jika memang salah. Berani memberikan kritikan. Tidak berpura-pura atau tutup mulut, dan tidak buat apa-apa di hadapan ketidakberesan.

Dan,  kita juga mesti berani melawan kebijakan publik yang bertentangan dengan kepentingan dan kebaikan bersama.   Kita mesti bersedia ditolak atau tidak disukai karena berani membela kebenaran dan keadilan. Semoga!

Kewapante, 26 Agustus 2024. ***