Tuhan
Jumat, 12 Juli 2024 05:57 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
TIDAK gampang menjadi utusan Tuhan. Ada tuntutan-tuntutan yang mesti dipenuhi. Medan perutusan pun menjadi tantangan tersendiri. Dunia dan manusia kasar dan keras.
Yesus membandingkan medan perutusan seorang utusan dengan kawanan serigala yang sedang menanti mangsa untuk menerkamnya, (bdk. Mat 10, 16).
Seorang utusan akan mengalami ancaman, penolakan, penganiayaan, dan bahkan pembunuhan. Ada juga yang menghadapi tuduhan palsu, ada yang dibawa ke pengadilan, ada yang dipenjarakan, dan ada pula yang dihukum mati dan dibunuh.
Berhadapan dengan semuanya Yesus minta agar seorang urusan mesti cerdik dan bijaksana. Bukan untuk membenarkan diri atau melarikan diri dari tantangan dan kesulitan, melainkan untuk berdamai dengannya dan menjalaninya.
Orang yang cerdik pandai akan berusaha memahami jalan-jalan Tuhan. Dan orang bijaksana tidak mudah putus asa dan frustrasi ketika menghadapi tantangan dan hambatan dalam misi perutusan.
Orang cerdik pandai akan tahu mengambil keputusan tepat setelah pertimbangan matang. Dan orang bijaksana memilah kata, sikap dan tindakan yang pas dsn mendukung.
Atau, dalam bahasa nabi Hosea, "Siapa yang bijaksana biarlah memahami semuanya, dan siapa yang budiman, biarlah mengetahuinya... Sebab semua jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar memenuhinya, tetapi pemberontak tergelincir di situ", (Hos 14,10).
Selain itu, seorang utusan Tuhan mesti berbesar hati dan yakin bahwa dalam tantangan dan kesulitan apa pun Allah senantiasa menyertai dan melindungi. Seorang utusan mengurusi perkara Tuhan, dan bukan perkaranya sendiri. Setiap mengambil bahagian dalam misi Allah.
Karena itu, dalam misi Tuhan mesti menjadi pelaku utama, sedangkan setiap utusan adalah alat Tuhan. Seorang utusan mesti terus percaya dan berharap kepada Tuhan. Kita hannya bisa berhasil apabila kita berkarya atas nama dan bersama Allah.
Kewapante, 12 Juli 2024. ****